Putin Tetap Diundang ke KTT G20, Bagaimana Hubungan Dagang RI-Rusia Sebenarnya?

Jumat, 15 April 2022 21:17 WIB

Presiden Joko Widodo (Jokowi) berbincang dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di sela pertemuan KTT ASEAN-Rusia di Singapura, Rabu, 14 November 2018. Selain bertemu Putin, Jokowi juga bertemu Wakil Presiden AS, Mike Pence. Sputnik/Alexei Druzhinin/Kremlin via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Staf Ahli di Kementerian Keuangan Wempi Saputra menyatakan Indonesia tidak memiliki kapasitas untuk tidak mengundang anggota G20 mana pun. Termasuk di dalamnya adalah Rusia.

"Sebagai presiden, Indonesia telah mengundang semua anggota dan mulai hari ini ada yang mengkonfirmasi kehadiran fisik dan beberapa secara virtual," kata Wempi dalam konferensi pers, Kamis, 14 April 2022.

Pemerintah Indonesia sebagai tuan rumah G20 juga mengatakan bahwa Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov telah mengkonfirmasi akan hadir secara virtual pada pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral minggu depan.

Ajang ini, kata Wempi, berlaku untuk semua anggota, termasuk kementerian keuangan dan bank sentral Rusia. Selain itu juga tengah dipertimbangkan untuk mengundang Ukraina ke pertemuan yang akan diadakan di Washington DC pada Rabu, 20 April 2022.

Dalam jumpa pers Kementerian Luar Negeri kemarin, Juru Bicara Kemlu RI Teuku Faizasyah mengatakan, Indonesia mendengarkan semua pendapat negara anggota G20, termasuk mengundang Ukraina ke KTT Bali, November.

Terlepas dari tekanan dari para pemimpin dunia yang menginginkan agar Presiden Rusia Vladimir Putin tak datang dalam pertemuan G20 tersebut, menarik untuk mengulik lebih jauh, seperti apa hubungan dagang atau ekonomi Indonesia dengan Rusia selama ini?

Data Kementerian Perdagangan menunjukkan adanya fluktuasi tren pertumbuhan nilai perdagangan Indonesia dan Rusia dalam lima tahun belakangan ini. Pada Januari hingga Februari 2022, misalnya, tercatat nilai perdagangan kedua negara mencapai US$ 679 juta atau sekitar Rp 9,8 triliun (asumsi Rp 14.359 per dolar AS).

Nilai itu terdiri dari ekspor Indonesia ke Rusia sebesar US$ 332 juta dan impor Indonesia dari Rusia sebesar US$ 347 juta. Dengan begitu, neraca perdagangan Indonesia defisit US$ 15 juta dari Rusia pada dua bulan pertama tahun ini.

Sedangkan pada tahun 2021 lalu, total perdagangan kedua negara mencapai US$ 2,74 miliar atau sekitar Rp 39,3 triliun. Pada tahun lalu tercatat neraca perdagangan Indonesia surplus US$ 239 juta dari Rusia karena nilai ekspor ke negara beruang merah itu sebesar US$ 1,49 miliar atau melampaui nilai impor dari Rusia sebesar US$ 1,27 miliar.

<!--more-->

Sepanjang lima tahun terakhir tercatat tren nilai total perdagangan kedua negara berfluktuasi. Pada periode 2017-2018 dan 2020 dan 2021 misalnya tercatat kenaikan nilai perdagangan. Sedangkan pada tahun 2018-2020 nilai perdagangan kedua negara terlihat turun.

Begitu juga dengan kondisi neraca perdagangan Indonesia, tak selalu terjadi surplus. Pada tahun 2017, misalnya, nilai perdagangan Indonesia dan Rusia mencapai US$ 2,53 miliar atau sekitar Rp 36,3 triliun.

Nilai itu terdiri dari ekspor US$ 1,23 miliar dan impor US$ 1,30 miliar. "Neraca perdagangan Indonesia-Rusia defisit US$ 77,2 juta di 2017," dikutip dari data Kemendag, Jumat, 15 April 2022.

Pada 2018, defisit neraca perdagangan Indonesia-Rusia naik drastis menjadi US$ 550 juta dengan total perdagangan US$ 2,6 miliar atau sekitar Rp 37,3 triliun. Nilai itu terdiri atas ekspor US$ 1 miliar dan impor US$ 1,55 miliar.

Defisit kemudian menurun pada 2019 menjadi US$ 340,3 juta saat total perdagangan mencapai US$ 2,07 miliar. Nilai itu terdiri atas ekspor US$ 864 juta dan impor US$ 1,2 miliar.

Sedangkan pada tahun 2020, nilai total perdagangan Indonesia dengan Rusia tercatat sedikit menurun menjadi sebesar US$ 1,93 miliar atau sekitar Rp 27,7 triliun, dengan ekspor Indonesia ke Rusia sebesar US$ 973 juta dan impor Indonesia dari Rusia sebesar US$ 957 juta. Dengan demikian, untuk pertama kalinya neraca perdagangan Indonesia surplus US$ 15,6 juta dari Rusia.

Kementerian Perdagangan sebelumnya mencatat sejumlah komoditas ekspor unggulan Indonesia ke Rusia pada tahun 2020 antara lain minyak nabati, biji palm, kopi, kakao, karet dan barang dari karet, alas kaki, kacang-kacangan dan teh. Sedangkan, komoditas impor utama Indonesia dari Rusia antara lain besi dan baja, pupuk, batu bara, aluminium, serta nikel.

DANIEL AHMAD | HENDARTYO HANGGI

Baca: Ruben Onsu Digugat Rp 100 Miliar Soal Merek Geprek Bensu, Begini Kronologinya

Advertising
Advertising

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

17 jam lalu

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

Rusia tidak diundang ke pertemuan tanggal 15-16 Juni 2024 dalam KTT Perdamaian Ukraina di Lucerne, Swiss.

Baca Selengkapnya

Warga Negara Rusia Disarankan Tak Melancong ke Meksiko

1 hari lalu

Warga Negara Rusia Disarankan Tak Melancong ke Meksiko

Warga negara Rusia agar mempertimbangkan rencana melancong ke Meksiko setelah otoritas di sana menolak lebih banyak pelancong Rusia

Baca Selengkapnya

Profil Kremlin Moskow Tempat Vladimir Putin Dilantik sebagai Presiden Rusia Periode Kelima

1 hari lalu

Profil Kremlin Moskow Tempat Vladimir Putin Dilantik sebagai Presiden Rusia Periode Kelima

Vladimir Putin dilantik sebagai Presiden Rusia periode kelima dalam upacara di Kremlin, Moscow pada Selasa, 7 Mei 2024. Ini profil Istana Kremlin.

Baca Selengkapnya

Rusia Ancam Prancis Akan Buru Tentaranya Jika Dikirim ke Ukraina

2 hari lalu

Rusia Ancam Prancis Akan Buru Tentaranya Jika Dikirim ke Ukraina

Rusia menemukan banyak warga negara Prancis yang tewas di Ukraina.

Baca Selengkapnya

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Presiden Volodymyr Zelensky

3 hari lalu

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Presiden Volodymyr Zelensky

Dinas Keamanan Ukraina mengatakan mereka menggagalkan rencana Rusia untuk membunuh Presiden Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

4 hari lalu

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.

Baca Selengkapnya

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

4 hari lalu

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

Jaksa penuntut negara Ukraina memeriksa puing-puing dari 21 dari sekitar 50 rudal balistik Korea Utara yang diluncurkan oleh Rusia.

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

4 hari lalu

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

Vladimir Putin kembali menjabat sebagai presiden Rusia untuk periode kelima selama enam tahun ke depan. Bakal mengalahkan rekor Stalin.

Baca Selengkapnya

Tentara AS Ditahan di Rusia, Dituduh Mencuri Uang Kekasihnya

4 hari lalu

Tentara AS Ditahan di Rusia, Dituduh Mencuri Uang Kekasihnya

Rusia menuduh tentara AS terlibat pencurian dengan mengambil uang kekasihnya.

Baca Selengkapnya

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

4 hari lalu

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan tidak ada dasar hukum untuk mengakui Vladimir Putin sebagai presiden Rusia yang sah.

Baca Selengkapnya