KPPU Soroti Potensi Pelanggaran dalam Kenaikan Harga Komoditas Menjelang Ramadan

Jumat, 1 April 2022 17:58 WIB

Ilustrasi pasar pabukoan (Antara/HO Pemkot Bukittinggi)

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menyoroti potensi-potensi pelanggaran persaingan usaha di tengah meningkatnya harga komoditas memasuki Ramadan dan Lebaran 1443 Hijriah. Komisioner KPPU, Dini Melanie, mengatakan lembaganya terus memantau perilaku produsen hingga distributor yang berpeluang membuat pasokan kebutuhan pokok tiris saat harga melambung.

“KPPU mensinyalir inflasi yang terjadi sebagai akibat kenaikan PPN (pajak pertambahan nilai) dan BBM yang berlaku 1 April membuat harga pangan bergejolak dan pasokannya terbatas. Ini perlu diwaspadai karena bisa menjadi sinyal praktik usaha persaingan tidak sehat,” ujar Dini dalam forum jurnalis, Jumat, 1 April 2022.

Menyitir data Kementerian Perdagangan, KPPU mencermati sejumlah harga kebutuhan pokok sudah merangkak naik memasuki awal Ramadan. Harga cabai, misalnya, meningkat signifikan hingga 27 persen. Begitu juga dengan harga minyak goreng yang melonjak 9 persen.

Kenaikan harga turut terjadi pada komoditas daging sapi. Walau peningkatannya tipis sekitar 0,3 persen, perubahan harga membuat situasi pasar bergejolak.

Direktur Ekonomi KPPU Mulyawan Renamanggala mengatakan isu persaingan usaha perlu diwaspadai karena struktur pasar pada komoditas pangan cenderung oligopoli dan monopoli. Struktur oligopoli terjadi untuk komoditas daging sapi, daging ayam, minyak goreng, gandum atau tepung, gula, serta gram.

Sedangkan struktur monopoli terjadi untuk komoditas beras, kedelai, bawang merah, dan cabai. “Komoditas yang memiliki struktur pasar oligolopi dan monopili ini harganya selalu naik menjelang Ramadan,” ucap Mulyawan.

Adapun dari struktur pasar tersebut, ada beberapa isu persaingan usaha yang perlu diantisipasi. Dari sisi produsen, penyelewengan persaingan usaha yang kerap terjadi adalah importir sengaja tidak memaksimalkan izin impor supaya stok sapi tertahan

Kemudian, produsen dan importir mengatur harga. “Karena strukturnya yang oligopoli, pelaku yang dominan bisa memberikan signaling,” tutur Mulyawan.

Selanjutnya dari sisi distributor, mereka bisa melakukan perilaku tidak sehat seperti mengubah kemasan produk. Mulyawan mencontohkan pelanggaran yang terjadi pada distributor minyak goreng.

Para distributor sengaja mengemas ulang minyak curah menjadi minyak kemasan dan menjualnya dengan harga tinggi. Sebab, selisih antara minyak curah dan minyak kemasan mencapai Rp 6.000 per liter. Selain itu, distributor dapat melakukan penjualan dengan model tying atau bundling.

Dengan model penjualan tersebut, masyarakat mau tak mau harus membeli produk yang ia butuhkan dalam bentuk paket. Selanjutnya, distributor pun berpotensi menahan pasokan saat fluktuasi harga terjadi.

Selanjutnya dari sisi pemerintah, celah pelanggaran persaingan usaha bisa terjadi seumpama ada penunjukan pelaku usaha tertentu untuk menjalankan sebuah program. Kemudian, ada regulasi yang menghambat munculnya para baru. Pelanggaran juga dapat terjadi jika pemerintah terlambat mengatasi kelangkaan pasokan serta tidak ada sanksi tegas terhadap pelaku usaha yang tidak menjalankan kebijakan harga eceran tertinggi.

FRANCISCA CHRISTY ROSANA

Baca: Mobile Banking BCA Alami Gangguan Lagi, Begini Tanggapan Manajemen

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Advertising
Advertising

Berita terkait

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

28 menit lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

21 jam lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

KPPU Tunjuk Tiga Penasihat, Ada Mantan Menteri Keuangan dan Menko Perekonomian

21 jam lalu

KPPU Tunjuk Tiga Penasihat, Ada Mantan Menteri Keuangan dan Menko Perekonomian

KPPU menetapkan tiga tokoh sebagai dewan penasihat juga menunjuk tiga ahli sebagai Dewan Pakar

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

1 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

Kurs rupiah hari ini ditutup menguat 104 poin ke level Rp 15.923 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

1 hari lalu

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

Rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu ditutup menguat setelah rilis data inflasi Indeks Harga Produsen (PPI) Amerika Serikat menguat.

Baca Selengkapnya

Pj Bupati Banyuasin Berikan Bibit Cabai dan Jagung Bagi Masyarakat Kabupaten Banyuasin

2 hari lalu

Pj Bupati Banyuasin Berikan Bibit Cabai dan Jagung Bagi Masyarakat Kabupaten Banyuasin

Penjabat (Pj) Bupati Banyuasin, Hani S Rustam, mendukung gerakan menanam untuk pengendalian inflasi di Kabupaten Banyuasin, dengan memberikan bantuan bibit cabai dan jagung.

Baca Selengkapnya

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

2 hari lalu

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

IHSG pada Rabu berpotensi bergerak mendatar seiring pelaku pasar sedang bersikap wait and see terhadap data inflasi Amerika Serikat (AS)

Baca Selengkapnya

Hari Ini Rupiah Makin Terpuruk ke Rp 16.100 per Dolar AS, Pedagang Tunggu Rilis Data Inflasi Terbaru

2 hari lalu

Hari Ini Rupiah Makin Terpuruk ke Rp 16.100 per Dolar AS, Pedagang Tunggu Rilis Data Inflasi Terbaru

Kurs rupiah ditutup melemah 20 poin ke level Rp 16.100 per dolar AS. Pada perdagangan kemarin, kurs rupiah per dolar AS ditutup pada level Rp 16.080

Baca Selengkapnya

BI Prediksi Penjualan Eceran April 2024 Tumbuh, Ditopang Belanja Idul Fitri

3 hari lalu

BI Prediksi Penjualan Eceran April 2024 Tumbuh, Ditopang Belanja Idul Fitri

BI memperkirakan kinerja penjualan eceran bulan April 2024 tetap tumbuh, didorong oleh momen Idul Fitri.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Memperkirakan Suku Bunga the Fed Belum akan Turun Dalam Waktu Dekat, Rupiah Tertekan

3 hari lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Memperkirakan Suku Bunga the Fed Belum akan Turun Dalam Waktu Dekat, Rupiah Tertekan

Wamenkeu Suahasil Nazara memperkirakan suku bunga The Fed belum akan turun dalam waktu dekat, sehingga indeks dolar meningkat dan menekan nilai tukar rupiah.

Baca Selengkapnya