2021, Laba Bersih Bank Sampoerna Melonjak 84 Persen jadi Rp 86 Miliar

Jumat, 1 April 2022 10:09 WIB

PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna). banksampoerna.com

TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) membukukan laba bersih Rp 86 miliar pada tahun 2021 atau melonjak 84 persen dibanding tahun lalu yang sebesar Rp 47 miliar.

Direktur Keuangan dan Perencanaan Bisnis Bank Sampoerna, Henky Suryaputra, mengatakan, pihaknya selalu melakukan transformasi dan memanfaatkan digitalisasi sambil berkolaborasi untuk memberi layanan terbaik kepada nasabah, termasuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Kolaborasi tersebut melibatkan perusahaan payment gateway (gerbang pembayaran) seperti Xendit, Instamoney, Safecash, dan Dhasatra. Selain itu Bank Sampoerna juga memfasilitasi berbagai transaksi digital.

“Di samping layanan internet banking, mobile banking, digital lending melalui PDaja.com, dan virtual account, Bank Sampoerna juga berkolaborasi dengan berbagai perusahaan fintech," ujar Henky.

Melalui kolaborasi dengan berbagai perusahaan peer-to-peer (P2P)/ fintech lending seperti Mekar, Julo, Indodana, Kredivo, Akulaku, dan Julo, Bank Sampoerna dapat lebih banyak memberikan pendanaan pada pelaku UMKM yang belum bankable.

Advertising
Advertising

Pencapaian ini diklaim atas pengelolaan biaya operasional dan pendapatan bunga bersih serta non bunga yang dinilai baik. Untuk pendapatan bunga bersih tahun 2021 meningkat delapan persen menjadi Rp 720 miliar daripada tahun sebelumnya.

Peningkatan ini tak lepas dari kondisi perekonomian tahun 2021 yang dinilai telah lebih stabil, sehingga pengelolaan likuiditas Bank Sampoerna dapat dijalankan lebih efisien dengan Loan-to-Deposit Ratio (LDR) di tingkat 89,6 persen pada akhir 2021.

BIla dibandingkan dengan rasio penyaluran kredit di tahun 2020 sebesar 78,4 persen, angka yang ditorehkan bank tahun lalu tercatat meningkat. Kredit yang disalurkan pada akhir tahun 2021 juga meningkat 3,9 persen ke Rp 8,5 triliun dibandingkan posisi tahun sebelumnya (yoy/year-on-year).

<!--more-->

“Hingga akhir 2021 sendiri, pembiayaan yang disalurkan Bank Sampoerna melalui perusahaan P2P dan fintech lending naik lebih dari 10 kali lipat hingga ratusan miliar rupiah dibandingkan penyaluran pada akhir tahun 2020,” ungkap Henky.

Menurut dia, kinerja baik ini dicapai dengan kehati-hatian. Rasio kredit bermasalah (NPL/ non-performing loan) dapat ditekan lebih rendah 10 basis poin pada akhir tahun 2021 menjadi 2,7 persen dibandingkan dengan rasio yang sama pada satu tahun sebelumnya.

Rasio NPL yang dicapai pihaknya diklaim sedikit lebih baik dibandingkan rata-rata industri perbankan yang tercatat sebesar 3,0 persen pada akhir 2021. Penurunan NPL ini dibarengi dengan tren penurunan restrukturisasi kredit yang per akhir 2021 sekitar sepertiga total kredit yang disalurkan, dibandingkan sekitar setengah kredit yang disalurkan di akhir tahun 2020.

“Lebih jauh, mengantisipasi kemungkinan tidak tertagihnya piutang, Bank Sampoerna mencatatkan beban penyisihan penurunan nilai aset keuangan sepanjang tahun 2021 sebesar Rp 222 miliar atau meningkat 42,3 persen dibandingkan beban penyisihan pada periode yang sama tahun sebelumnya,” tutur Hengky.

Dengan demikian, Bank Sampoerna diklaim memiliki fundamental kualitas kredit yang lebih baik dengan rasio penyisihan piutang tak tertagih terhadap total piutang tak tertagih (rasio CKPN terhadap NPL) mencapai lebih dari 175,3 persen. Selain kinerja keuangan yang dinilai baik, perusahaan telah memperkuat fundamental keuangannya melalui penambahan modal inti.

Hal ini sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 12 /POJK.03/2020 yang mewajibkan perbankan memiliki modal inti Rp 2 triliun di tahun 2021, per Desember 2021 modal inti Bank Sampoerna tercatat sebesar Rp 2,05 triliun.

Modal Bank Sampoerna semakin kuat dengan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio /CAR) sebesar 26,0 persen, jauh di atas CAR per akhir tahun 2021 sebesar 19,1 persen ataupun ketentuan CAR minimum yang ditetapkan OJK.

Direktur Utama Bank Sampoerna Ali Rukmijah mengatakan, kinerja yang baik ini juga diikuti penguatan struktur pemodalannya. “Selain mencatatkan kinerja yang baik, juga telah memperkuat struktur pemodalannya dengan modal inti melampaui Rp 2 triliun,” katanya.

Baca: Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Pasien Bisa Naik Layanan VIP Pakai Asuransi Swasta

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Kembangkan Pendanaan UKM, OJK Dorong Pemanfaatan Securities Crowdfunding

8 jam lalu

Kembangkan Pendanaan UKM, OJK Dorong Pemanfaatan Securities Crowdfunding

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) antara lain dengan memanfaatkan securities crowdfunding.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

9 jam lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Judi Online per April 2024, Polisi Sebut Ada 729 Kasus dan 1.158 Tersangka

14 jam lalu

Judi Online per April 2024, Polisi Sebut Ada 729 Kasus dan 1.158 Tersangka

Pada 2023 terdapat 1.196 kasus judi online dengan jumlah tersangka 1.967, sedangkan di 2024 per April terdapat 792 kasus dan 1.158 tersangka.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

18 jam lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

1 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

1 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

2023, PT Freeport Indonesia Catat Laba Rp 48,79 Triliun dan Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua

2 hari lalu

2023, PT Freeport Indonesia Catat Laba Rp 48,79 Triliun dan Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua

PT Freeport Indonesia berhasil memproduksi tembaga 1,65 miliar pound serta 1,97 juta ounces emas dan meraup laba bersih Rp 48,79 triliun pada 2023.

Baca Selengkapnya

YLKI Kirim Surat ke Satgas Pasti, Minta Pemberantasan Pinjol Sampai ke Akarnya

3 hari lalu

YLKI Kirim Surat ke Satgas Pasti, Minta Pemberantasan Pinjol Sampai ke Akarnya

Kabid Pengaduan YLKI Rio Priambodo mengungkapkan, lembaganya telah mengirim surat kepada Satgas Pasti terkait aduan konsumen Pinjol ilegal.

Baca Selengkapnya

BTPN Syariah Laporkan Laba Bersih Rp 264 M pada Kuartal I 2024

3 hari lalu

BTPN Syariah Laporkan Laba Bersih Rp 264 M pada Kuartal I 2024

PT Bank BTPN Syariah Tbk. melaporkan laba bersih sebesar Rp 264 miliar pada kuartal I 2024 atau turun Rp 161 miliar yoy.

Baca Selengkapnya

Pengamat Nilai Polisi Berantas Judi Online Tak Sentuh Bandar Level Atas

3 hari lalu

Pengamat Nilai Polisi Berantas Judi Online Tak Sentuh Bandar Level Atas

Pengamat kepolisian mengatakan problem pemberantasan judi online beberapa waktu lalu marak penangkapan tapi tak sentuh akar masalah.

Baca Selengkapnya