Luhut Targetkan Belanja Produk Lokal Rp 500 T, Ekonomi Bisa Tumbuh 6 Persen

Jumat, 25 Maret 2022 11:52 WIB

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengucapkan selamat merayakan Natal dan Tahun Baru 2022 lewat postingan di Instagram, Sabtu, 25 Desember 2021.

TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menuturkan pemerintah dapat meningkatkan belanja produk dalam negeri melalui e-katalog menjadi Rp 500 triliun pada 2022. Angka itu lebih tinggi dari target semula sebesar Rp 400 triliun.

“Mungkin bisa sampai Rp 500 triliun pada April nanti dan harus selesai Pada 31 Mei sehingga angka pada pertumbuhan ekonomi akan bisa terlihat pada tahun ini,” ujar Luhut dalam acara Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia seperti yang ditayangkan di YouTube Sekretariat Presiden, Jumat, 25 Maret 2022.

Pemerintah tengah meluncurkan e-katalog pengadaan barang dan jasa untuk menyerap produk lokal guna mengurangi ketergantungan terhadap impor. Di dalam katalog tersebut, terdapat 200 ribu produk dalam negeri. Jumlah produk ini akan meningkat sampai satu juta unit pada akhir tahun.

Luhut mengatakan alokasi belanja pemerintah yang dikucurkan untuk belanja produk lokal bakal mampu mendorong pertumbuhan ekonomi.

Menyitir survei Badan Pusat Statistik atau BPS, ia mengatakan jika sebanyak Rp 400 triliun belanja pemerintah didistribusikan di dalam negeri, angka tersebut bisa mendorong pertumbuhan ekonomi antara 1,61 sampai 1,7 persen.

Advertising
Advertising

<!--more-->

“Jadi pertumbuhan 5,2 persen atau 5 persen yang diramalkan oleh pemerintah dengan ini bisa kita tambah satu sampai 1,7 persen dan itu akan bisa tumbuh ekonomi kita di sekitar 6 persen lebih,” kata Luhut.

Selain mendongkrak pertumbuhan ekonomi, belanja produk dalam negeri diklaim akan menciptakan hampir dua juta lapangan kerja.

Aksi ini juga akan memperkuat suplai melalui peningkatan kapasitas pengembangan industri dan investasi baru serta pengembangan government marketplace sebagai pasar utamanya.

Luhut mengimbuhkan, upaya pemerintah menyerap produk dalam negeri melalui e-katalog penting. Sebab, pemerintah selama ini merupakan pembeli paling besar atau the biggest buyer. Selain itu, aksi afirmasi tersebut juga digadang-gadang bisa memperbaiki ekosistem belanja pemerintah.

Nantinya, Luhut menuturkan transaksi belanja pemerintah akan dilakukan menggunakan kartu kredit menggunakan QRIS. Dengan kartu kredit pemerintah, bupati, wali kota, dan gubernur bisa mampu mengurangi ongkos operasional daerahnya hingga 20-30 persen.

“Jadi negeri ini kita suka tidak suka akan menjadi lebih efisien ke depan,” kata Luhut.

FRANCISCA CHRISTY ROSANA

BACA: Cerita Baru Luhut dengan Tesla, Republik Pisang hingga Bandingkan dengan Cina

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Di Qatar Economic Forum, Prabowo Sebut Biaya Pembangunan IKN Tembus Rp 16 Triliun per Tahun

21 menit lalu

Di Qatar Economic Forum, Prabowo Sebut Biaya Pembangunan IKN Tembus Rp 16 Triliun per Tahun

Presiden terpilih Prabowo Subianto membeberkan strategi Pemerintah untuk membiayai pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

Blak-blakan Masalah Budidaya Udang, Luhut Minta Kasus Karimunjawa Tak Terulang

8 jam lalu

Blak-blakan Masalah Budidaya Udang, Luhut Minta Kasus Karimunjawa Tak Terulang

Luhut mengatakan permasalahan industri budidaya udang di Indonesia disebabkan banyaknya aturan yang tumpang tindih dan tidak terintegrasi.

Baca Selengkapnya

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

18 jam lalu

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memberikan analisis soal nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Prediksi Dua Pos Anggaran yang Bakal Dialihkan untuk Program Makan Siang Gratis

21 jam lalu

Faisal Basri Prediksi Dua Pos Anggaran yang Bakal Dialihkan untuk Program Makan Siang Gratis

Ekonom senior Faisal Basri memprediksi dua sumber anggaran yang kemungkinan dapat dialihkan untuk mendanai makan siang gratis

Baca Selengkapnya

Setelah Sebut Orang Toxic, Luhut Kini Sarankan Prabowo Pilih Menteri dengan Rekam Jejak Bagus

1 hari lalu

Setelah Sebut Orang Toxic, Luhut Kini Sarankan Prabowo Pilih Menteri dengan Rekam Jejak Bagus

Setelah minta Prabowo tidak membawa orang 'toxic' atau bermasalah ke dalam kabinetnya, Luhut menyinggung soal track record calon anggota kabinet.

Baca Selengkapnya

Luhut Takjub Melihat Kapal OceanX: Berharap Indonesia juga Punya

1 hari lalu

Luhut Takjub Melihat Kapal OceanX: Berharap Indonesia juga Punya

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan takjub melihat kapal OceanX.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Lapor Kondisi Ekonomi Global hingga Soal Bea Cukai ke Jokowi di Istana

1 hari lalu

Sri Mulyani Lapor Kondisi Ekonomi Global hingga Soal Bea Cukai ke Jokowi di Istana

Sri Mulyani menyampaikan informasi ihwal perkembangan perekonomian global terkini kepada Jokowi di Istana.

Baca Selengkapnya

BPS Catat Nilai Ekspor Nikel Naik 45,85 Persen pada April 2024

1 hari lalu

BPS Catat Nilai Ekspor Nikel Naik 45,85 Persen pada April 2024

BPS menyebut nilai ekspor komoditas nikel dan barang daripadanya mengalami kenaikan sebesar US$ 210,6 juta atau 45,85 persen pada April 2024.

Baca Selengkapnya

16 PSN Baru akan Diteruskan Prabowo, Sektor Apa yang Mendominasi?

2 hari lalu

16 PSN Baru akan Diteruskan Prabowo, Sektor Apa yang Mendominasi?

Pemerintah menetapkan 16 PSN baru pada 2024 yang akan diteruskan pemerintahan Prabowo-Gibran. Sektor apa yang akan mendominasi?

Baca Selengkapnya

Chatib Basri Sebut Dampak Konflik Timur Tengah Bisa Timbulkan Defisit APBN Tembus Rp 300 Triliun

2 hari lalu

Chatib Basri Sebut Dampak Konflik Timur Tengah Bisa Timbulkan Defisit APBN Tembus Rp 300 Triliun

Chatib Basri menilai konflik yang terus-menerus di Timur Tengah berpotensi membuat defisit APBN hingga Rp 300 triliun.

Baca Selengkapnya