Usai HET Dicabut, Ibu-ibu di Pamekasan Cerita Kelimpungan Cari Minyak Goreng
Reporter
Antara
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Kamis, 17 Maret 2022 15:04 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kebijakan terbaru pemerintah hanya menyubsidi minyak goreng curah dan mencabut harga eceran tertinggi atau HET minyak goreng kemasan tak lantas membuat pasokan barang kebutuhan pokok tersebut langsung berlimpah di tingkat retai. Sebagian warga di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, misalnya, masih kesulitan menemukan minyak goreng.
Salah satunya adalah Atamina. Perempuan berusia 41 tahun itu sampai harus blusukan ke sejumlah toko di dua pasar tradisional untuk mencari minyak goreng. Di toko-toko yang berada di Pasar Sidorame Kertagena Laok dan Pasar Duko di Desa Duko Timur, Kecamatan Larangan, ia tak menemukan satu pun kemasan minyak goreng.
"Padahal besok malam Nisfu Sya'ban. Saya tidak tau harus membeli minyak goreng dimana, karena semua toko yang saya datangi kosong," ujarnya, Rabu, 16 Maret 2022.
Malam Nisfu Sya'ban punya arti penting karena merupakan malam sedekah. Di malam itu, warga biasa membawa makanan ke masjid dan musala untuk dibagikan kepada warga yang mengikuti kegiatan istighatsah dan membaca Al Quran surat Yasin.
Hal serupa dirasakan Arianti. Perempuan berusia 30 tahun asal Desa Gagah, Kecamatan Kadur, Pamekasan, hingga Rabu malam kemarin sudah menyambangi enam toko untuk berburu minyak goreng karena persediaan di rumahnya telah habis.
"Tapi semuanya tidak ada. Semuanya kosong. Katanya pasokan dari distributor lambat," ujar Arianti.
Toko pertama yang didatanginya adalah Swalayan Sinar Anugerah di Jalan Jokotole Pamekasan. Karena tak menemukan minyak goreng, ia melanjutkan pencarian ke Toko Basmalah di Jalan Raya Pamekasan-Sumenep dan Toko Bagus di alamat yang sama, tapi stok juga kosong.
Perempuan paruh baya ini kemudian mencari ke toko milik MWC Nahdlatul Ulama di Kecamatan Larangan, yakni di sebelah barat Pasar Tradisional Keppo. Di situ persediaan minyak goreng juga kosong.