Soal Presidensi G20, Luhut: Jangan Berpandangan RI Masih Kelas Kambing

Selasa, 15 Maret 2022 15:36 WIB

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan rangkuman hasil pertemuan G20 di kantornya, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa, 2 Juli 2019. TEMPO/Francisca Christy Rosana

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Indonesia harus menunjukkan kemajuannya di pelbagai sektor saat Presidensi G20. Ia menyebut Indonesia kini berbeda dengan 10 tahun lalu dan bukan lagi menjadi negara terbelakang.

Bahkan, kata dia, Indonesia lebih maju dari negara-negara anggota G20. "Jadi kalau bicara keluar, jangan kita (berpandangan Indonesia) masih kelas-kelas kambing," ujar Dia dalam acara Dogital Economy Working Group (DEWG) di Grand Hyatt, Jakarta Pusat, Selasa, 15 Maret 2022.

Dia bercerita bahwa Indonesia menunjukkan kemajuannya lantaran memanfaatkan teknologi. Salah satunya di bidang penanganan pandemi Covid-19. Negara, tutur Luhut, mampu menekan laju kasus virus corona karena pemantauan yang ketat melalui Google mobility data, NASA, hingga Facebook.

Di sisi lain, Luhut berujar Indonesia telah berhasil melakukan efisiensi di berbagai bidang dengan memanfaatkan platform digital. Akibat efisiensi ini, ia menyatakan Indonesia bisa meningkatkan pendapatan per kapitanya hingga US$ 10 ribu pada 2030 mendatang.

Klaim kesuksesan-kesuksesan itu turut disampaikan saat dia bertemu para petinggi dunia. Dia menyatakan Indonesia mengalami perkembangan pesat di depan Mohammed bin Zayed bin Sultan Al Nahya (MBZ) dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony John Blinken.

"Negara kita juga mencatatkan ekspor tertinggi dalam sejarah. Kita salah satu negara yang tahun ini (neraca perdagangannya) surplus," ucap dia.

Meski demikian, Luhut mengatakan ekosistem teknologi di Indonesia yang membantu mengerek pertumbuhan ekonomi perlu dikembangkan. Utamanya mengenai big data. Luhut berujar dengan rasio penduduk Indonesia yang mencapai 270 juta orang, kapasitas data yang ada saat ini tidak memadahi.

"Orang pingin kita punya big data. Itu yang sekarang kurang dan masih dibangun," ucap Luhut.

FRANCISCA CHRISTY ROSANA

Baca juga: Pembangunan IKN Sedot Rp 466 T, Jokowi Minta Otorita Nusantara Lincah Cari Dana

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Luhut Tawarkan Elon Musk Luncurkan Roket Starship ke Mars dari Biak

42 menit lalu

Luhut Tawarkan Elon Musk Luncurkan Roket Starship ke Mars dari Biak

Luhut pun sempat bertanya soal keseriusan Elon Musk meluncurkan roket ke Mars dan menawarkan peluncuran roket Starship dapat dilakukan di Biak, Papua

Baca Selengkapnya

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

14 jam lalu

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.

Baca Selengkapnya

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

17 jam lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Klaim Pembebasan Lahan untuk IKN Tidak Terburu-buru dan Melanggar HAM: Semua Diganti

1 hari lalu

Pemerintah Klaim Pembebasan Lahan untuk IKN Tidak Terburu-buru dan Melanggar HAM: Semua Diganti

Pemerintah akan menggusur warga di area 2.086 hektare lahan untuk proyek IKN. Ganti rugi dan tempat relokasi disiapkan.

Baca Selengkapnya

Luhut Puas Tactical Floor Game Pengamanan Tamu VVIP WWF ke-10 Bali

1 hari lalu

Luhut Puas Tactical Floor Game Pengamanan Tamu VVIP WWF ke-10 Bali

Luhut berharap pelaksanaan WWF dengan jumlah peserta yang tercatat lebih 30.000 dari 148 negara itu dapat berjalan dengan baik.

Baca Selengkapnya

Blak-blakan Masalah Budidaya Udang, Luhut Minta Kasus Karimunjawa Tak Terulang

2 hari lalu

Blak-blakan Masalah Budidaya Udang, Luhut Minta Kasus Karimunjawa Tak Terulang

Luhut mengatakan permasalahan industri budidaya udang di Indonesia disebabkan banyaknya aturan yang tumpang tindih dan tidak terintegrasi.

Baca Selengkapnya

Setelah Sebut Orang Toxic, Luhut Kini Sarankan Prabowo Pilih Menteri dengan Rekam Jejak Bagus

3 hari lalu

Setelah Sebut Orang Toxic, Luhut Kini Sarankan Prabowo Pilih Menteri dengan Rekam Jejak Bagus

Setelah minta Prabowo tidak membawa orang 'toxic' atau bermasalah ke dalam kabinetnya, Luhut menyinggung soal track record calon anggota kabinet.

Baca Selengkapnya

Luhut Takjub Melihat Kapal OceanX: Berharap Indonesia juga Punya

3 hari lalu

Luhut Takjub Melihat Kapal OceanX: Berharap Indonesia juga Punya

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan takjub melihat kapal OceanX.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu: Tingkat Pengangguran 2024 Turun, Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi

4 hari lalu

Wamenkeu: Tingkat Pengangguran 2024 Turun, Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi

Wamenkeu Suahasil Nazara mengungkapkan, tingkat pengangguran 2024 telah turun lebih rendah ke level sebelum pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Luhut Soal Pertalite dan Bioetanol, Berikut Daftar BBM yang Pernah Dihapus Pemerintah

6 hari lalu

Luhut Soal Pertalite dan Bioetanol, Berikut Daftar BBM yang Pernah Dihapus Pemerintah

Isu penghapusan BBM pertalite dibantah Pertamina. Sebelumnya Luhut sebut penggantian pertalite dengan bioetanol. "Harus ke sana larinya," katanya.

Baca Selengkapnya