Yakin Jadi Dompet Digital Paling Banyak Digunakan, OVO Ungkap Kekuatan Utamanya

Reporter

Bisnis.com

Rabu, 12 Januari 2022 22:25 WIB

Logo OVO, PT Visionet Internasional. wikipedia.org

TEMPO.CO, Jakarta - Platform dompet digital dan layanan finansial OVO (PT Visionet Internasional) percaya diri dapat menjadi salah satu dari sekian banyak fintech yang mampu mendongkrak penggunaan aplikasi keuangan buat masyarakat Indonesia.

Harumi Supit, Head of Corporate Communication OVO, mengungkap optimisme ini muncul karena pihaknya masih teguh dengan filosofi ekosistem terbuka, yang membuat OVO mampu menerima kerja sama dengan berbagai pihak.

"OVO memandang pembayaran digital merupakan pintu gerbang akses ekosistem layanan keuangan yang lebih luas. Filosofi ekosistem terbuka yang dianut OVO, telah memungkinkan OVO untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan keuangan yang nyaman, aman, dan terjangkau," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu, 12 Januari 2022.

Untuk senantiasa memberikan kemudahan bagi masyarakat, terutama segmen unbanked, OVO terus berupaya memperluas ekosistem offline melalui kerja sama dengan berbagai mitra. Antara lain, Indomaret, LOTTE Mart, Mitra Bukalapak, dan masih banyak lagi.

Pada penghujung 2021 lalu, dompet digital terafiliasi Grab Holdings Ltd ini juga hadir sebagai opsi pembayaran digital di platform dagang-el (e-commerce) JD.ID dan Bukalapak.

Adapun, sejak tahun lalu, platform yang identik dengan warna ungu ini juga gencar meluncurkan inovasi produk lain, yaitu akses layanan keuangan. Seperti produk asuransi lewat OVO | Proteksi hasil kerja sama dengan perusahaan asuransi, dan produk investasi lewat OVO | Invest hasil kerja sama dengan Bareksa dan sekuritas.
<!--more-->
Hal ini demi mempertahankan tren di mana pandemi yang mengakibatkan adopsi layanan digital meningkat pesat. Bahkan, sebanyak 9 dari 10 pengguna layanan digital baru di Asia Tenggara pada 2020 tetap berlanjut memanfaatkan layanan digital di 2021.

Hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pun menunjukkan jumlah pengguna internet di Indonesia pada periode 2019 sampai kuartal II/2020 naik sekitar 9 persen (year-to-date/ytd) menjadi 73,7 persen dari total populasi, setara dengan 196,7 juta penduduk. Lewat capaian tersebut, Indonesia pun menjadi pasar terbesar ketiga di antara 15 negara dengan pemasangan aplikasi keuangan terbanyak.

Harumi optimistis kontribusi OVO dalam capaian tersebut begitu signifikan, menilik berdasarkan survei Fintech Report 2021: The Convergence of (Digital) Financial Services oleh Dailysocial.id yang melibatkan 1.500 responden, OVO menjadi e-money yang paling banyak digunakan di Indonesia ketimbang para kompetitor, mencapai hingga 58,9 persen dari total responden.

Hasil tersebut menegaskan temuan dari sejumlah survei dan studi sepanjang 2021, yang konsisten menyebut OVO sebagai e-money yang paling banyak digunakan oleh masyarakat baik untuk transaksi online maupun offline, juga oleh UMKM yang sudah mengenal pembayaran digital.

"Kami sangat menghargai kepercayaan yang diberikan masyarakat kepada OVO. Kepercayaan ini merupakan sebuah peluang besar untuk mewujudkan misi OVO dalam mendukung upaya pemerintah mendorong literasi dan inklusi keuangan di Indonesia," katanya.
<!--more-->
Menurut survei tersebut, rata-rata penggunaan e-money tertinggi sekitar 2-3 hingga 4-6 kali per bulan, mengingat bahwa e-money seringkali dipakai untuk berbagai jenis transaksi, terutama transfer uang, top-up, e-commerce, maupun investasi.

Adapun, Harumi mengungkap kekuatan utama OVO saat ini berada di use-case untuk transaksi layanan food delivery dan outlet UMKM offline, tergambar dari survei Studi Perilaku Penggunaan Pembayaran Digital dan Layanan Keuangan di Indonesia yang dirilis oleh Kadence International Indonesia.

Untuk transaksi pemesanan makanan online, 8 dari 10 responden menggunakan OVO. Sementara untuk transaksi offline, khususnya pembelian makanan, minuman, dan belanja ritel, OVO digunakan oleh hampir 7 dari 10 responden dengan alasan kemudahan dalam penggunaan. Bagi merchant UMKM pun, OVO pun dipilih oleh 72 persen pelaku UMKM sebagai alat pembayaran mereka selama pandemi Covid-19.

Advertising
Advertising

Hal ini turut menegaskan laporan CORE Indonesia beberapa waktu sebelumnya, di mana dalam survei yang melibatkan 2.000 responden ini, 8 dari 10 UMKM mendapat peningkatan literasi setelah bergabung dengan OVO, karena mulai mengenal produk-produk perbankan.

BISNIS

Baca: Larangan Ekspor Dicabut, Harga Batu Bara Langsung Anjlok dari USD 200 per Ton?

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Kontroversi Larangan Warung Madura Buka 24 Jam, Ini Awal Kasusnya

1 hari lalu

Kontroversi Larangan Warung Madura Buka 24 Jam, Ini Awal Kasusnya

Begini awal kasus munculnya larangan terhadap warung Madura untuk buka 24 jam.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

2 hari lalu

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas merevisi lagi peraturan tentang barang bawaan impor penumpang warga Indonesia dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Menkop UKM Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Pembatasan Jam Buka Warung Madura

3 hari lalu

Menkop UKM Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Pembatasan Jam Buka Warung Madura

Menkop UKM Teten Masduki mengevaluasi pernyataan pejabatnya tentang pembatasan jam operasinal warung atau toko klontong milik masyarakat.

Baca Selengkapnya

Tak Ada Pembatasan Operasi Warung Madura, Teten: Semua Perda harus Berpihak pada UMKM

3 hari lalu

Tak Ada Pembatasan Operasi Warung Madura, Teten: Semua Perda harus Berpihak pada UMKM

Kemenkop UKM pastikan tidak ada yang membatasi jam operasi warung atau toko klontong milik masyarakat seperti warung Madura.

Baca Selengkapnya

Kembangkan Pendanaan UKM, OJK Dorong Pemanfaatan Securities Crowdfunding

3 hari lalu

Kembangkan Pendanaan UKM, OJK Dorong Pemanfaatan Securities Crowdfunding

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) antara lain dengan memanfaatkan securities crowdfunding.

Baca Selengkapnya

Kopdit CU Lete Konda NTT Semakin Eksis dengan Manfaatkan Layanan LPDB-KUMKM

3 hari lalu

Kopdit CU Lete Konda NTT Semakin Eksis dengan Manfaatkan Layanan LPDB-KUMKM

Selain suntikan pinjaman terdapat upaya pembinaan, pendidikan, dan peningkatan usaha koperasi dari LPDB-KUMKM

Baca Selengkapnya

UMKM di Danau Toba Mulai Gunakan QRIS Permudah Transaksi

3 hari lalu

UMKM di Danau Toba Mulai Gunakan QRIS Permudah Transaksi

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di kawasan wisata Danau Toba sudah mulai menerapkan sistem pembayaran melalui QRIS.

Baca Selengkapnya

Ramai Kemenkop UKM Batasi Jam Operasional Warung Madura, Ini Respons Ikatan Pedagang Pasar

3 hari lalu

Ramai Kemenkop UKM Batasi Jam Operasional Warung Madura, Ini Respons Ikatan Pedagang Pasar

Ikappi menyatakan keuntungan dari warung madura itu akan berputar di daerah masing-masing dan mendorong upaya peningkatan ekonomi daerahnya.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

3 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

KemenKopUKM Pastikan Kebijakan Pemerintah Berpihak pada Pelaku UMKM

6 hari lalu

KemenKopUKM Pastikan Kebijakan Pemerintah Berpihak pada Pelaku UMKM

KemenkopUKM tidak menemukan aturan yang melarang secara spesifik warung Madura untuk beroperasi sepanjang 24 jam dalam Perda Kabupaten Klungkung

Baca Selengkapnya