Terpopuler Bisnis: Sri Mulyani Khawatir, Perusahaan Kendaraan Listrik

Reporter

Tempo.co

Minggu, 12 Desember 2021 06:01 WIB

Sri Mulyani menghadiri pengesahan RUU Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (HKPD) di DPR RI, Selasa, 7 Desember 2021. Foto: Instagram/@smindrawati

TEMPO.CO, Jakarta -Berita terpopuler ekonomi dan bisnis sepanjang Sabtu, 11 Desember 2021 dimulai dengan kekhawatiran Sri Mulyani bahwa banyak orang kesepian pada 2045. Dia membayangkan teknologi digital nantinya akan memunculkan dunia virtual yang proses di dalamnya serba cepat serta memiliki engagement secara personal.

Serta ia mengatakan bahwa semua pihak harus mengantisipasi adanya ekses dari perkembangan teknologi finansial alias fintech yang sangat pesat.

Kemudian berita PT Angkasa Pura I (Persero) alias AP I membuka opsi pensiun dini bagi karyawan. Opsi ini muncul sebagai buntut dari memburuknya kondisi keuangan selama pandemi Covid-19.

Selain itu, PT TBS Energi Utama Tbk. dan Grup Gojek resmi mendirikan sebuah entitas baru yang diberi nama PT Energi Kreasi Bersama (EKB). Hal tersebut diumumkan lewat keterbukaan informasi pada Jumat malam, 10 Desember 2021.

Beberapa berita tersebut menjadi terfavorit dan berikut ringkasannya:

Advertising
Advertising

1. Sri Mulyani Khawatir Banyak Orang Kesepian pada Tahun 2045, Apa Sebabnya?

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membayangkan teknologi digital nantinya akan memunculkan dunia virtual yang proses di dalamnya serba cepat serta memiliki engagement secara personal. Di bayangannya dunia itu berbeda dengan dunia realitas.

"Saya khawatir 2045 banyak orang kesepian juga. Karena mereka tidak bisa masuk ke dunia 3 dimension virtual world, dia left out di dunia reality dan kemudian dia enggak bisa engage. Ini hal yang perlu kita lihat," ujar Sri Mulyani dalam Indonesia Fintech Summit 2021, Sabtu, 11 Desember 2021.

Sri Mulyani melihat teknologi digital akan menawarkan banyak peluang bagi masyarakat. Berbagai sektor, mulai dari pendidikan, kesehatan, hingga aktivitas sosial bisa diubah dengan teknologi digital. Karena itu, pemerintah bersama industri harus terus belajar untuk bisa memformulasi kebijakan yang tepat.

"Keseimbangannya adalah cukup fleksibel dan dinamis, namun memproteksi yang paling lemah yaitu konsumen dan data mereka," kata Sri Mulyani.

Baca berita selengkapnya di sini.<!--more-->

2. Sri Mulyani Soroti Fintech, dari Data Konsumen Hilang hingga Pencucian Uang

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan semua pihak harus mengantisipasi adanya ekses dari perkembangan teknologi finansial alias fintech yang sangat pesat.

"Ini yang sedang kita pikirkan. Ini adalah sesuatu yang luar biasa dinamis, regulasinya harus seperti apa supaya inovasi dinamika tidak terkurangi tapi ekses bisa kita address," ujar Sri Mulyani dalam sebuah acara daring, Sabtu, 11 Desember 2021.

Berbeda dengan bank yang diregulasi secara ketat, Sri Mulyani melihat teknologi finansial tidak diatur secara ketat. Regulasi yang sangat ringan atau bahkan absen terhadap fintech membuat sektor ini berkembang luar biasa dan berpotensi menimbulkan ekses.

"Baik itu ekses kepada para konsumen datanya hilang, dipakai, di-hijack, atau dieksploitasi. Atau excess dari segi money laundering (pencucian uang). Ini yang sedang kita pikirkan," ujar Sri Mulyani.

Baca berita selengkapnya di sini.<!--more-->

3. Keuangan Memburuk, Angkasa Pura I Tawarkan Pensiun Dini ke Karyawan

Angkasa Pura I (Persero) alias AP I membuka opsi pensiun dini bagi karyawan. Opsi ini muncul sebagai buntut dari memburuknya kondisi keuangan selama pandemi Covid-19.

Direktur SDM dan Umum Angkasa Pura I M. Arifin Firdaus, menyebutkan, opsi pensiun dini tersebut untuk meningkatkan efisiensi kinerja SDM di perseroan. "Untuk 2022 kemungkinan kami akan mempersiapkan pensiun dini agar lebih mempercepat dan lebih efektif pelaksanaan SDM di AP I," ujarnya dalam konferensi pers yang dikutip, Kamis, 9 Desember 2021.

Tak hanya itu, AP I juga mengambil kebijakan untuk menunda pembayaran gaji dan tunjangan karyawan akibat terimbas Covid-19. Perseroan pun berencana mengurangi jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) secara bertahap.

Penundaan pembayaran gaji itu karena adanya pengurangan biaya transportasi sejalan dengan pemberlakuan work from home (WFH) dan work from office (WFO) sebesar 25 persen.

Baca berita selengkapnya di sini.<!--more-->

4. TBS Energi Utama dan Grup Gojek Resmi Bentuk Perusahaan Kendaraan Listrik

PT TBS Energi Utama Tbk. dan Grup Gojek resmi mendirikan sebuah entitas baru yang diberi nama PT Energi Kreasi Bersama (EKB). Hal tersebut diumumkan lewat keterbukaan informasi pada Jumat malam, 10 Desember 2021.

EKB disahkan Ditjen AHU Kementerian Hukum dan HAM per Kamis lalu, 9 Desember 2021. Perusahaan tersebut akan berkantor di Treasury Tower, SCBD Jakarta Pusat.

Direktur Utama TBS Energi Utama, Dicky Yordan, menyatakan bahwa perusahaannya yang berkode saham TOBA ini berpartisipasi dalam kepemilikan EKB lewat salah satu anak, yakni PT Karya Baru TBS atau Batu Hitam Perkasa.

Sementara Gojek berinvestasi di perusahaan kendaraan listrik ini lewat perusahaan bernama PT Rekan Anak Bangsa. “Modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor PT Energi Kreasi Bersama adalah Rp 71,75 miliar,” ucap Dicky.

Baca berita selengkapnya di sini.

Baca Juga: Terkini Bisnis: Kekhawatiran Sri Mulyani, Opsi Pensiun Dini bagi Karyawan AP I

Berita terkait

Jokowi, Sri Mulyani, dan Airlangga Gelar Rapat tentang Pembatasan Impor

1 jam lalu

Jokowi, Sri Mulyani, dan Airlangga Gelar Rapat tentang Pembatasan Impor

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menggelar rapat dengan Sri Mulyani, Airlangga Hartarto, dan Agus Gumiwang tentang pembatasan impor.

Baca Selengkapnya

TImbulkan Opini Negatif Masyarakat, Pakar Nilai Informasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ke Publik Tak Rinci

19 jam lalu

TImbulkan Opini Negatif Masyarakat, Pakar Nilai Informasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ke Publik Tak Rinci

Pakar menilai komunikasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai kepada publik belum optimal, kerap memicu opini negatif masyarakat

Baca Selengkapnya

Staf Sri Mulyani Beberkan Rencana Perbaikan Bea Cukai, Apa Saja?

1 hari lalu

Staf Sri Mulyani Beberkan Rencana Perbaikan Bea Cukai, Apa Saja?

Yustinus Prastowo mengatakan Kementerian sudah menyiapkan beberapa rencana untuk menangani masalah di Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

PLN akan Menambah 111 SPKLU di Berbagai Rest Area

1 hari lalu

PLN akan Menambah 111 SPKLU di Berbagai Rest Area

PT PLN (Persero) melalui anak usahanya PLN Haleyora Power akan menambah 111 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di berbagai ruas tol di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Lapor Kondisi Ekonomi Global hingga Soal Bea Cukai ke Jokowi di Istana

1 hari lalu

Sri Mulyani Lapor Kondisi Ekonomi Global hingga Soal Bea Cukai ke Jokowi di Istana

Sri Mulyani menyampaikan informasi ihwal perkembangan perekonomian global terkini kepada Jokowi di Istana.

Baca Selengkapnya

Jokowi Akan 'Cawe-cawe' Beresi Bea Cukai, Ini Deretan Masalah yang Disorot Masyarakat

2 hari lalu

Jokowi Akan 'Cawe-cawe' Beresi Bea Cukai, Ini Deretan Masalah yang Disorot Masyarakat

Menteri Keuangan Sri Mulyani melaporkan kepada Presiden Jokowi terkait sorotan publik terhadap Direktorat Jenderal Bea dan Cukai belakangan ini.

Baca Selengkapnya

PLN Tambah 111 Unit SKPLU di Berbagai Ruas Tol, Dukung Kendaraan Listrik

2 hari lalu

PLN Tambah 111 Unit SKPLU di Berbagai Ruas Tol, Dukung Kendaraan Listrik

PLN menambah unit SKPLU untuk mendukung kendaraan listrik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Lapor Perkara Bea Cukai ke Jokowi di Istana, Janji Lakukan Perbaikan

2 hari lalu

Sri Mulyani Lapor Perkara Bea Cukai ke Jokowi di Istana, Janji Lakukan Perbaikan

Sri Mulyani juga menyampaikan tantangan Bea Cukai di era pesatnya perkembangan teknologi.

Baca Selengkapnya

Chatib Basri Sebut Dampak Konflik Timur Tengah Bisa Timbulkan Defisit APBN Tembus Rp 300 Triliun

2 hari lalu

Chatib Basri Sebut Dampak Konflik Timur Tengah Bisa Timbulkan Defisit APBN Tembus Rp 300 Triliun

Chatib Basri menilai konflik yang terus-menerus di Timur Tengah berpotensi membuat defisit APBN hingga Rp 300 triliun.

Baca Selengkapnya

Tidak Cukup Sri Mulyani, Jokowi akan Turun Tangan Selesaikan Persoalan Bea Cukai

2 hari lalu

Tidak Cukup Sri Mulyani, Jokowi akan Turun Tangan Selesaikan Persoalan Bea Cukai

Bea Cukai terus menuai kecaman publik karena dianggap berkinerja buruk. Sri Mulyani belum berhasil menangani. Kini Jokowi turun tangan.

Baca Selengkapnya