DPR Resmi Tetapkan Juda Agung dan Aida Budiman jadi Calon Deputi Gubernur BI

Selasa, 7 Desember 2021 17:04 WIB

Sejumlah Anggota DPR RI saat mengikuti rapat paripurna ke-8 masa persidangan II tahun sidang 2021-2022 di Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Senin, 1 November 2021. Rapat Paripurna tersebut beragendakan pidato Ketua DPR RI pada pembukaan masa persidangan II tahun sidang 2021-2022. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Perwakilan Rakyat lewat rapat paripurna pada hari ini, Selasa, 7 Desember 2021, secara aklamasi resmi memutuskan penetapan dua calon Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) baru.

Wakil Ketua Komisi XI DPR Dolfie O.F.P membacakan hasil pembahasan calon deputi Gubernur BI dalam rapat tersebut. Dia menyebutkan bahwa komisi yang membidangi keuangan dan perbankan itu memutuskan secara aklamasi penetapan Juda Agung dan Aida S. Budiman sebagai calon Deputi Gubernur BI periode 2022-2027.

"Setelah mendengarkan masukan, saran, dan pendapat dari seluruh fraksi, rapat internal Komisi XI DPR RI memutuskan secara aklamasi dan menetapkan Saudara Juda Agung dan Saudari Aida S. Budiman sebagai Deputi Gubernur Bank Indonesia Periode 2022-2027," sebagaimana dikutip dari Laporan Komisi XI DPR RI kepada sidang dewan, Selasa, 7, Desember 2021.

Calon Deputi Gubernur Bank Indonesia Juda Agung saat mengikuti uji kelayakan dan kepatutan dengan Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 30 November 2021. Komisi XI DPR RI menggelar uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test dua nama calon Deputi Gubernur Bank Indonesia. TEMPO/M Taufan Rengganis

Kedua calon deputi itu sebelumnya telah menjalani uji kelayakan dan uji kepatutan (fit and proper test) pada 30 November 2021 di gedung DPR. Uji kelayakan dan kepatutan saat itu dipimpin langsung oleh Ketua Komisi XI DPR Dito Ganindito.

Advertising
Advertising

Usai pengujian yang dilakukan pada pukul 11.00 hingga 14.00 WIB hari itu, Komisi XI DPR mengadakan rapat internal dalam rangka pengambilan keputusan di hari yang sama.

Juda Agung yang saat ini menjabat sebagai Asisten Gubernur sekaligus Kepala Kebijakan Makroprudensial BI nantinya akan menggantikan Deputi Gubernur BI Sugeng.

Sementara Aida yang kini menjabat sebagai Asisten Gubernur sekaligus Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI bakal menggantikan Deputi Gubernur BI Rosmaya Hadi.

Adapun masa jabatan Sugeng dan Rosmaya Hadi akan berakhir pada 6 Januari 2022 yang akan datang.

<!--more-->

Calon Deputi Gubernur Bank Indonesia Aida Budiman saat mengikuti uji kelayakan dan kepatutan dengan Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 30 November 2021. Komisi XI DPR RI menggelar uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test dua nama calon Deputi Gubernur Bank Indonesia. TEMPO/M Taufan Rengganis

Sebelumnya, Juda Agung dalam fit and proper test, menyatakan bank sentral mengusulkan Central Bank Digital Currency (CBDC) atau Rupiah Digital agar masuk dalam RUU Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK). Usulan tersebut perlu dilakukan mengingat landasan hukum diperlukan untuk menerbitkan mata uang digital.

Sebab, dalam UU No. 7/2011 tentang Mata Uang, hanya dicantumkan definisi uang kertas dan uang logam, belum ada definisi uang digital. “(Rupiah Digital) perlu landasan hukum, yang menurut hemat kami bisa dimasukkan dalam RUU P2SK,” kata Juda, Senin, 30 November 2021.

Penerbitan CBDC, menurut Juda, penting terutama untuk menjaga kedaulatan mata uang sebuah negara. Mata uang digital pun semakin dibutuhkan di tengah peningkatan transaksi digital yang semakin pesat.

Sementara itu, Aida dalam presentasi saat uji kelayakan dan kepatutan pada akhir bulan lalu menyebutkan lima visi untuk mewujudkan Indonesia maju. Pertama, dengan pengendalian Covid-19 dan menyusun strategi untuk penguatan ekonomi.

Kedua, bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan di tengah ketidakpastian. Ketiga, koordinasi meningkatkan kinerja sektor unggulan dan mendorong ekonomi daerah.

Keempat, transformasi ekonomi. Kelima, penguatan Kantor Perwakilan Dalam Negeri (KPwDN) BI untuk meningkatkan peran ekonomi daerah dalam ekonomi nasional. Lima visi itu yang kemudian dijabarkan Aida khususnya terkait peran BI dalam mendukung penguatan ekonomi.

BISNIS

Baca: Mantan Dirut PLN Zulkifli Zaini dan Kontroversi Akuisisi StreetScooter Jerman

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

30 menit lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

16 jam lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

20 jam lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

21 jam lalu

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

Daftar negara dengan mata uang terlemah menjadi perhatian utama bagi para pengamat ekonomi dan pelaku pasar.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

1 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

1 hari lalu

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

AdaKami akan berfokus pada pendanaan untuk usaha mikro dan kecil.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

1 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

2 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

2 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

2 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya