Harga Minyak Naik setelah OPEC+ Mengubah Rencana untuk Tingkatkan Produksi

Reporter

Antara

Selasa, 23 November 2021 07:19 WIB

Ilustrasi Harga Minyak Mentah. REUTERS/Dado Ruvic

TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak menguat pada akhir perdagangan Senin waktu setempat atau Selasa pagi WIB, rebound dari kerugian baru-baru ini.

Penguatan ini muncul di tengah laporan bahwa OPEC+ dapat menyesuaikan rencana untuk meningkatkan produksi minyak jika negara-negara konsumen besar melepaskan minyak mentah dari cadangan mereka.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Januari naik 81 sen atau 1,0 persen, menjadi menetap di 79,70 dolar per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Desember menguat 81 sen atau 1,0 persen, menjadi ditutup pada 76,75 dolar AS per barel.

Harga acuan minyak mentah Brent dan minyak mentah WTI AS turun lebih dari satu dolar AS pada awal perdagangan, mencapai level terendah sejak 1 Oktober.

Tujuh sumber pemerintah yang mengetahui rencana tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa pejabat Jepang dan India sedang mencari cara untuk melepaskan cadangan minyak mentah nasional bersama-sama dengan Amerika Serikat dan ekonomi utama lainnya untuk meredam harga.

Pengumuman semacam itu bisa datang paling cepat Selasa, menurut sumber yang mengetahui diskusi tersebut, tetapi pejabat Gedung Putih dan departemen energi AS mengatakan tidak ada keputusan resmi tentang pelepasan cadangan minyak yang dibuat.

Diskusi terjadi setelah pemerintah AS tidak dapat membujuk Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+, untuk memompa lebih banyak minyak dengan produsen utama beralasan bahwa dunia tidak kekurangan minyak mentah.

Kelompok produsen sepakat bulan ini untuk tetap pada rencana meningkatkan produksi minyak sebesar 400.000 barel per hari (bph) mulai Desember.

Harga minyak naik setelah Bloomberg News melaporkan bahwa OPEC+ dapat mengubah rencana untuk terus meningkatkan produksi, mengutip para delegasi. Reuters belum memverifikasi laporan tersebut.

"OPEC mengirimkan sinyal bahwa jika para pemain ini melakukan ini, mereka memiliki beberapa barel yang dapat mereka tahan dan akan mengimbangi dampak rilis (cadangan)," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures di Chicago.

Joseph McMonigle, sekretaris jenderal Forum Energi Internasional yang berbasis di Riyadh, mengatakan pada Senin, 22 Desember 2021, bahwa dia memperkirakan OPEC+ mempertahankan rencananya menambah pasokan ke pasar secara bertahap.

"Saya melihat mereka tetap pada rencana mereka saat ini mengingat surplus pasokan untuk tahun depan, yang khas untuk pasar minyak pada kuartal pertama," katanya. "Jika mereka akan membuat perubahan, itu karena faktor eksternal yang tidak terduga, seperti penguncian di Eropa, apapun pelepasan (cadangan) strategis, dan pergeseran permintaan bahan bakar jet."

Setiap pelepasan SPR (Cadangan Minyak Strategis) hanya akan mempengaruhi harga selama dua atau tiga minggu, kata Fereidun Fesharaki, Ketua Konsultan Facts Global Energy.

Pelepasan SPR gabungan bisa 100 juta hingga 120 juta barel atau bahkan lebih tinggi, analis Citi mengatakan dalam sebuah catatan tertanggal 19 November. Ini termasuk 45 juta hingga 60 juta barel dari Amerika Serikat, sekitar 30 juta barel dari China, 5 juta barel dari India dan masing-masing 10 juta barel dari Jepang dan Korea Selatan, bank memperkirakan.

Kekhawatiran tentang permintaan telah dipicu oleh prospek penguncian nasional di Eropa, yang telah menekan harga minyak.

Austria memasuki penguncian nasional keempatnya pada Senin, 22 November 2021, ketika Eropa kembali menjadi pusat pandemi virus corona. Jerman juga dapat memberlakukan pembatasan baru, dengan politisi memperdebatkan penguncian untuk orang yang tidak divaksinasi.

Baca Juga: Cina dan OPEC Tambah Pasokan, Harga Minyak Mentah Menguat ke USD 81,24 per Barel

Berita terkait

5 Sumber Kekayaan Negara Iran, Ada Gas Alam Hingga Saffron

2 hari lalu

5 Sumber Kekayaan Negara Iran, Ada Gas Alam Hingga Saffron

Iran dikenal memiliki sumber daya alam dan potensi kekayaan yang tinggi. Termasuk saffron, apakah itu?

Baca Selengkapnya

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

2 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

3 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

3 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Solusi Amin Ak Antisipasi Pengaruh Konflik Iran-Israel Terhadap Pasokan Minyak Domestik

7 hari lalu

Solusi Amin Ak Antisipasi Pengaruh Konflik Iran-Israel Terhadap Pasokan Minyak Domestik

Anggota Komisi VI sekaligus anggota Panja Energi DPR RI, Amin Ak, mengingatkan pemerintah agar mengantisipasi dampak ekonomi dari konflik Iran dengan Israel, terutama dalam hal menjaga pasokan minyak domestik.

Baca Selengkapnya

Kemendag Minta Masyarakat Bijak Berbelanja Menyusul Penguatan Dolar dan Kenaikan Harga Minyak Akibat Konflik Iran-Israel

9 hari lalu

Kemendag Minta Masyarakat Bijak Berbelanja Menyusul Penguatan Dolar dan Kenaikan Harga Minyak Akibat Konflik Iran-Israel

Kenaikan harga minyak juga disebabkan penguatan dolar AS.

Baca Selengkapnya

Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

9 hari lalu

Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

Senior Fellow CIPS Krisna Gupta mengatakan ekskalasi konflik Iran-Israel bisa berdampak pada inflasi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Melonjak Buntut Dugaan Serangan Israel ke Iran

10 hari lalu

Harga Minyak Melonjak Buntut Dugaan Serangan Israel ke Iran

Konflik Israel Iran yang diprediksi masih panjang membuat harga minyak dunia melambung.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

10 hari lalu

Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

Harga minyak dunia melonjak jadi US$ 89 (Brent) dan US$ 84 (WTI) per barel pada Jumat, 19 April 2024, seiring memanasnya konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Ini Dua Dampak Konflik Iran-Israel Menurut Asosiasi Pengusaha Indonesia

10 hari lalu

Ini Dua Dampak Konflik Iran-Israel Menurut Asosiasi Pengusaha Indonesia

Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo merespons soal imbas konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya