TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan pemerintah telah merancang berbagai strategi untuk mencapai target nol persen kemiskinan ekstrem pada 2024 tidak hanya dengan pemberian bantuan sosial atau bansos. Salah satu caranya ialah melalui program pemberdayaan masyarakat.
“Penanggulangan kemiskinan bisa melalui bansos dan pemberdayaan. Namun dengan bansos saja tidak akan menyelesaikan kemiskinan. Untuk memerangi itu adalah pemberdayaan,” ujar Ma’ruf dalam rekaman suara yang dibagikan Sekretariat Wakil Presiden, Jumat, 19 November 2021.
Target mencapai nol kemiskinan ekstrem, Ma’ruf melanjutkan, dilakukan secara bertahap. Sepanjang 2021, ia menuturkan, pemerintah akan mengejar target penurunan kemiskinan di 35 kabupaten/kota di tujuh provinsi.
Selanjutnya 212 kabupaten dan kota lainnya akan diselesaikan dalam waktu berkala selama 2022 hingga 2024. Selama periode 2021, upaya memberantas kemiskinan ekstrem dilakukan melalui tambahan pemberian bantuan sosial.
Sesuai data awal, jumlah masyarakat penerima tambahan bantuan sosial adalah 900 ribu orang. Namun lantaran persoalan pemutakhiran data, terjadi penyesuaian sehingga jumlah penerima bertambah menjadi 1,5 juta orang.
Peserta tambahan bantuan sosial akan memperoleh uang tunai senilai Rp 300 ribu per bulan selama tiga bulan. Bantuan dicairkan secara bertahap mulai Oktober hingga Desember 2021.
“Ini karena waktunya sangat mepet, kami berikan uang tunai. jadi kita berikan 3 bulan mulai Oktober, November, Desember. Lalu paling akhir Desember sudah akan ditransfer per orang per orang Rp 300 ribu,” ujar Ma’ruf Amin.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah
2 hari lalu
Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah
Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.