Ombudsman Soroti Penangkal Petir Pertamina usai Kebakaran di Kilang Cilacap

Minggu, 14 November 2021 20:25 WIB

Kondisi tangki 36T102 di kilang refinery unit atau RU IV Cilacap, Jawa Tengah, milik PT Pertamina (Persero) usai dipadamkan pada Minggu, 14 November 2021, setelah terbakar sehari sebelumnya. Sumber: istimewa

TEMPO.CO, Jakarta -Ombudsman meminta PT Pertamina (Persero) mengevaluasi alat penangkal petir yang digunakan di kilang minyak. Sebab penangkal petir Pertamina yang sudah berstandar internasional dinilai perlu dimodifikasi agar sesuai dengan karakteristik petir di tanah air.

"Itu hasil pembahasan kajian Ombudsman bersama ahli petir dari Institute Teknologi Bandung (ITB)," kata anggota Ombudsman Hery Susanto dalam keterangan tertulis, Minggu, 14 November 2021.

Permintaan ini disampaikan usai insiden kebakaran tangki berisi Pertalite di kilang refinery unit atau RU IV Cilacap, Jawa Tengah. Kebakaran terjadi Sabtu malam, pukul 19.20 WIB, 13 November dan baru bisa padam total Minggu pagi ini, pukul 7.45 WIB.

Selain itu, permintaan ini juga disampaikan karena Hery mengaku menerima langsung informasi kebakaran ini dari Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional Djoko Priyono. Dalam pesan WhatsApp itu, Djoko menyebut tangki terbakar pasca ada sambaran petir.

Adapun ahli petir yang dimaksud oleh Hery adalah Reynaldo Zoro. Pada 25 Oktober 2021, Hery menyebut Ombudsman mengundang Reynaldo ke kantor mereka untuk melengkapi laporan investigasi inisiatif atas kasus kebakaran kilang minyak Balongan, Indramayu, Jawa Barat, Maret 2021.

Advertising
Advertising

Dari situlah, Ombudsman mendapat informasi dari Reynaldo bahwa sistem proteksi petir pada industri minyak dan gas di Indonesia secara umum sudah mengikuti standar internasional NFPA 780, API 653, dan API RP 2003.

Standar NFPA 780 mengatakan bahwa tangki yang terbuat dari metal dengan ketebalan 4,8 mm bersifat self-protected terhadap dampak sambaran langsung petir. Sehingga, kata Hery merujuk pada informasi dari Reynaldo, tidak memerlukan adanya proteksi petir tambahan.

Namun berdasarkan statistik, Hery menyebut tangki di Indonesia hampir setiap tahun terbakar dan meledak akibat sambaran petir. Ia menduga kondisi ini disebabkan oleh perbedaan karakteristik petir di Indonesia yang beriklim tropis dengan karakteristik petir yang beriklim subtropis.<!--more-->

Walhasil, penangkal petir standar internasional yang mengacu pada kondisi wilayah subtropis pun dinilai tak cukup melindungi tangki dari sambaran petir tropis di tanah air. "Sebaiknya tetap sesuai standar internasional dan adaptasi terhadap karakteristik petir di Indonesia," kata Hery.

Zoro belum merespon lagi saat dikonfirmasi perihal kejadian kebakaran di kilang Cilacap. Tapi saat kejadian kebakaran di kilang Balongan, Ia pernah menyampaikan hal serupa.

Ia menyebut kilang Pertamina telah memakai penangkal petir yang standar sesuai aturan internasional. Namun perangkat itu dinilai tidak cukup melindungi tangki-tangki yang tebalnya 4,8 milimeter, sebab standar penangkalnya mengacu pada petir-petir di negara subtropis.

“Hampir di seluruh Indonesia, muatan petirnya besar, amplitudonya tinggi, gelombangnya curam, kemudian kemampuan merusaknya besar, itu namanya petir tropis,” ujarnya pada 6 April 2021.

Petir tropis, menurut dia, telah diteliti sejak 1992. Normalnya arus listrik dari petir tropis itu dengan kemungkinan 50 persen sebesar 40 kiloampere, 100 kiloampere dengan kemungkinan muncul 20 persen, dan lebih jarang lagi atau 5 persen mencapai 200 kilo ampere. Arus maksimal petir tropis hingga 900 kilo ampere. “ Pernah tercatat tahun 1995 di daerah Cinere, Jakarta,” kata Reynaldo.

Menurut dia, perlu ada peningkatan keamanan tangki terhadap sambaran petir karena penangkal yang standar tidak cukup. Tujuan sederhananya supaya struktur tangki di kilang tidak dilewati arus petir.

Saat kejadian kebakaran di kilang Balongan, Pertamina menyebut penyebabnya adalah petir. Tapi untuk kebakaran di kilang Cilacap, Pertamina belum punya kesimpulan akhir. "Kami akan melakukan investigasi lebih lanjut tentang kejadian ini," kata Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dalam konferensi pers virtual pada 14 November 2021.

Sekretaris Perusahaan PT Kilang Pertamina Internasional Ifki Sukarya juga belum menanggapi permintaan evaluasi dari Pertamina ini. Tapi saat ditanya mengapa tangki Pertamina rawan terbakar akibat petir, Ifki Sukarya menyebut saat ini terjadi perubahan perilaku petir. "Di mana intensitas petir cukup tinggi," kata dia.

FAJAR PEBRIANTO| ANWAR SISWADI

Baca Juga: Pengamat Sebut Kebakaran Beruntun Kilang Pertamina Disengaja, karena...

Berita terkait

Pertamina Bentuk Direktorat Manajemen Risiko di Seluruh Subholding

12 jam lalu

Pertamina Bentuk Direktorat Manajemen Risiko di Seluruh Subholding

PT Pertamina (Persero) resmi menetapkan direktorat baru, yaitu direktorat manajemen risiko di seluruh subholding.

Baca Selengkapnya

Pertamina Hulu Energi dan ExxonMobil Kerja Sama Penangkapan dan Penyimpanan Karbon di IPA CONVEX ke-38

13 jam lalu

Pertamina Hulu Energi dan ExxonMobil Kerja Sama Penangkapan dan Penyimpanan Karbon di IPA CONVEX ke-38

PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menjajaki kerja sama dengan ExxonMobil Indonesia melalui pengembangan Asri Basin Project CCS Hub.

Baca Selengkapnya

Karen Agustiawan Didakwa Korupsi Pengadaan LNG, Jusuf Kalla Ungkap Faktor yang Bikin Pertamina Merugi

18 jam lalu

Karen Agustiawan Didakwa Korupsi Pengadaan LNG, Jusuf Kalla Ungkap Faktor yang Bikin Pertamina Merugi

Jusuf Kalla mengatakan bila direktur perusahaan harus dihukum karena merugi, maka seluruh BUMN Karya harus dihukum.

Baca Selengkapnya

Bersaksi di Pengadilan Tipikor, Jusuf Kalla Bingung Karen Agustiawan Bisa Jadi Terdakwa Korupsi Pengadaan LNG

20 jam lalu

Bersaksi di Pengadilan Tipikor, Jusuf Kalla Bingung Karen Agustiawan Bisa Jadi Terdakwa Korupsi Pengadaan LNG

Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla mengatakan Karen Agustiawan sebagai Dirut Pertamina menjalankan perintah presiden.

Baca Selengkapnya

Pertamina Menggaet KNOC dan ExxonMobil untuk Kembangkan CCS

1 hari lalu

Pertamina Menggaet KNOC dan ExxonMobil untuk Kembangkan CCS

Pertamina membangun kerja sama strategis dengan Korea National Oil Corporation (KNOC) dan ExxonMobil untuk pengembangan Carbon Capture and Storage (CCS) lintas batas antara Indonesia dan Korea Selatan.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Akan Hadir sebagai Saksi Meringankan di Sidang Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan

1 hari lalu

Jusuf Kalla Akan Hadir sebagai Saksi Meringankan di Sidang Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan

Jusuf Kalla akan hadir sebagai saksi meringankan dalam sidang dugaan korupsi pengadaan LNG dengan terdakwa Karen Agustiawan.

Baca Selengkapnya

PHE Tandatangani Kerja Sama Carbon Capture dengan ExxonMobil

1 hari lalu

PHE Tandatangani Kerja Sama Carbon Capture dengan ExxonMobil

Melalui penguatan kerja sama ini, PHE dan ExxonMobil akan mematangkan dan menyiapkan rancangan model komersial untuk pengembangan hub CCS/CCUS regional di wilayah kerja PT Pertamina Hulu Energi Offshore South East Sumatera (PHE OSES)

Baca Selengkapnya

Holding RS BUMN IHC Kerahkan Tim Medis untuk Dukung WWF di Bali

1 hari lalu

Holding RS BUMN IHC Kerahkan Tim Medis untuk Dukung WWF di Bali

IHC mengambil peran strategis sebagai koordinator layanan tim medis untuk tamu VVIP, bersama Kementerian Sekretariat Negara di WWF

Baca Selengkapnya

Toko Bahan Bangunan di Depok Terbakar

1 hari lalu

Toko Bahan Bangunan di Depok Terbakar

Toko bahan bangunan di Jalan Cimandiri Raya, Kelurahan Baktijaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, terbakar.

Baca Selengkapnya

Pertamina Patra Niaga Pastikan Pasokan Energi Jelang WWF di Bali

1 hari lalu

Pertamina Patra Niaga Pastikan Pasokan Energi Jelang WWF di Bali

Pertamina siapkan ketersediaan pasokan energi jelang World Water Forum (WWF) ke-10, di Bali, 18 - 25 Mei 2024.

Baca Selengkapnya