Sentimen Positif, Bitcoin Akan Kembali Tembus Rekor Tertinggi Rp 900 Jutaan?
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Sabtu, 16 Oktober 2021 20:39 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Melejitnya harga Bitcoin belakangan ini membuat sejumlah spekulan mulai mengawasi kemungkinan aset kripto itu bakal mengulang sejarah dengan menembus rekor tertingginya per April 2021 lalu.
Pada perdagangan Jumat kemarin, harga aset kripto terbesar di dunia tersebut naik 8 persen dan per hari ini sempat menembus US$ 62.100 atau berkisar Rp 875,75 jutaan (asumsi kurs Rp 14.102 per dolar AS). Dengan begitu, harga Bitcoin telah reli lebih dari 40 persen selama bulan ini.
Meroketnya harga Bitcoin disebut-sebut terimbas oleh sentimen positif usai Komisi Sekuritas dan Bursa AS tampaknya siap mengizinkan aset kripto diperdagangkan secara berjangka pertama kalinya.
Dengan pertumbuhan permintaan institusi dan ritel yang terus naik untuk aset senilai US$ 1 triliun itu, para spekulator mulai mengawasi kemungkinan kembalinya harga Bitcoin ke posisi tertinggi pada April di US$ 64.869 atau sekitar Rp 915 jutaan.
Pendiri pemberi pinjaman kripto Nexo, Antoni Trenchev, menyebutkan, sinyal kebijakan AS sudah menandakan validasi peraturan lebih lanjut dan penerimaan aset kripto. "Momentum Bitcoin sekarang hanya masalah waktu sebelum harga tertinggi April kembali lagi,” katanya, dilansir Bloomberg, Sabtu, 16 Oktober 2021.
<!--more-->
Selama sebulan terakhir, spekulasi persetujuan ETF telah melambungkan harga Bitcoin hingga melampaui token lainnya. Walhasil, kini Bitcoin menguasai 46 persen total nilai aset kripto yang ada di pasar. ETF (Exchange-Traded Fund) diperkirakan akan menambah ketertarikan aset tersebut dari investor yang cenderung membeli produk aset yang sudah lebih familiar.
Adapun tingkat pendanaan rata-rata tujuh hari untuk Bitcoin berjangka, naik menjadi 5 persen pada platform Binance. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan hanya 1,9 persen pada akhir September dalam data Bybt yang dikumpulkan oleh The Block.
Data Bybt menyebutkan nilai aset berjangka yang beredar di bursa kripto telah rebound menjadi US$ 21,5 miliar, dibandingkan dengan puncak US$ 27 miliar pada awal tahun ini.
Sementara itu, CEO CryptoQuant Ki Young Ju mengatakan harga Bitcoin terdorong oleh adanya pembelian besar-besaran mata uang kripto melalui bursa derivatif.
Hal ini yang menandakan pergeseran dari beberapa bulan terakhir, ketika kenaikan Bitcoin mereda setelah anjlok pada Mei dan perhatian pelaku pasar beralih ke sejumlah spekulasi token lainnya yang tidak dapat dipertukarkan. “Dengan struktur ETF yang terintegrasi dengan baik, kripto siap untuk menjadi arus utama,” kata Kepala Strategi Pasar di Swissquote Bank, Peter Rosenstreich.
BISNIS
Baca: Antrean Pelanggan di Subway Masih Membeludak, Belum Bisa Pesan via Ojek Online
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.