Alasan Gerai Pos Bloc Jakarta Diisi UMKM Lokal

Rabu, 13 Oktober 2021 22:22 WIB

Suasana Pos Bloc di hari ketiga pembukaan pada Rabu sore, 13 Oktober 2021. Pos Bloc Jakarta memanfaatkan aset bekas Gedung Kantor Pos era Hindia Belanda seluas 7.000 meter milik PT Pos Indonesia menjadi ruang kreatif dan pemberdayaan bisnis UMKM. Tempo/ Syaharani Putri

TEMPO.CO, Jakarta - PT Pos Indonesia menggandeng PT Ruang Kreatif Pos mengubah Gedung Kantor Pos era Hindia Belanda di Jakarta Pusat menjadi ruang kreatif bagi semua kalangan, Pos Bloc. Tujuan utama kolaborasi tersebut untuk memberdayakan UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) serta UKM (Usaha Kecil dan Menengah).

“Secara tidak langsung juga membantu memulihkan perekonomian negara di tengah pandemi ini,” kata Marketing Pos Bloc Meidyana Ayuningtyas kepada Tempo pada Rabu, 13 Oktober 2021.

Ayu mengatakan semua gerai UMKM yang terisi di Pos Bloc sudah melalui proses kurasi. UMKM tersebut harus mengirimkan proposal dan punya satu visi dan misi dengan Pos Bloc.

Ia juga mengatakan pemilik UMKM harus WNI. Pengelola Pos Bloc tidak menerapkan mekanisme bayar sewa, melainkan sistem bagi hasil untuk mendukung pelaku UMKM. “Namanya kan kolaborasi, sistemnya jadi bagi hasil,” kata Ayu.

Kemudian, Ayu mengatakan selama proses kurasi UMKM tersebut, mereka memilih UMKM yang sedang mencoba maju. “Kita ingin membantu memperkenalkan UMKM Lokal itu luas dan banyak,” katanya.

Dalam pemugaran Gedung Lateli itu, dari luas gedung 7.000 meter persegi, baru 2.400 meter persegi yang telah selesai direnovasi. Kemudian, pengembangan tahap kedua akan dimulai pada awal 2022 dengan luas 4.800 meter persegi.

“Pada tahap pertama terdapat 25 gerai di Pos Bloc bagi UMKM. sekarang sudah ada 24 UMKM,” kata Ayu.

UMKM yang berhasil melewati proses kurasi tahap pertama yaitu Mini M Bloc Market (toko kelontong), Twalen (kuliner Bali), Coldheart (kedai minuman), Canggu Bakehouse (kedai kue), Filosofi Kopi (kedai kopi), Bakmi Sedjuk (kedai bakmi), Damn! I Love Indonesia (toko fesyen), Huma Ide (kedai gelato), Via Bata Via (toko barang antik), dan Photomatics (kedai foto).

Kemudian, Gyujin Teppan (kuliner Jepang), Coquito (kuliner Meksiko), Roti Bakar Kemang (kedai makanan), Communion (toko sepatu kets), Sherman Cuts (pangkas rambut), Picknick Yuk with Nona Manis (kuliner piknik), Nastar by Ritz (kedai nastar), Sovlo (toko aksesoris), Jamune (kedai jamu), Panama (toko sandal), Heiya (minuman ringan), Esteboo (kedai es tebu), Pos Bloc X (kedai kolaborasi) dan Pos Indonesia (kantor pos).

Ayu berharap dengan dibukanya Pos Bloc Jakarta kini, kawasan Pasar Baru akan kembali bergeliat dan ramai dikunjungi publik seperti masa kejayaannya dulu. Kemudian, ia mengatakan akan memperluas Pos Bloc tidak hanya di Jakarta, tetapi juga di Surabaya.

Pos Bloc diresmikan pada Minggu, 10 Oktober 2021 lalu. Menteri BUMN Erick Thohir turut hadir dalam peresmian gedung filateli tersebut.

Eric Thohir mengapresiasi PT Pos Indonesia (Persero) yang mulai bertransformasi ke ranah digital seiring tuntutan zaman. “Bagus, sesuai arahan saya di awal bahwa PT Pos harus lebih digital, kreatif, aset-asetnya bisa lebih bermanfaat buat bangsa,” kata Erick Thohir.

Baca juga: Pos Bloc, Wajah Baru Gedung Filateli Jakarta

Berita terkait

Ramai Kemenkop UKM Batasi Jam Operasional Warung Madura, Ini Respons Ikatan Pedagang Pasar

2 jam lalu

Ramai Kemenkop UKM Batasi Jam Operasional Warung Madura, Ini Respons Ikatan Pedagang Pasar

Ikappi menyatakan keuntungan dari warung madura itu akan berputar di daerah masing-masing dan mendorong upaya peningkatan ekonomi daerahnya.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

2 jam lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Kemenkop dan UKM Tegaskan Tak Larang Warung Madura Buka 24 Jam

1 hari lalu

Kemenkop dan UKM Tegaskan Tak Larang Warung Madura Buka 24 Jam

Kemenkop UKM mengklarifikasi isu larangan warung Madura beroperasi 24 jam. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

2 hari lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

2 hari lalu

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

IOM merupakan organisasi internasional pertama yang menerima Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

KemenKopUKM Pastikan Kebijakan Pemerintah Berpihak pada Pelaku UMKM

2 hari lalu

KemenKopUKM Pastikan Kebijakan Pemerintah Berpihak pada Pelaku UMKM

KemenkopUKM tidak menemukan aturan yang melarang secara spesifik warung Madura untuk beroperasi sepanjang 24 jam dalam Perda Kabupaten Klungkung

Baca Selengkapnya

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

2 hari lalu

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

Sebanyak 23 individu mendapat Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award karena telah berjasa dalam upaya pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

3 hari lalu

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menilai penting penanganan judi online dapat diselesaikan secara bekerja sama.

Baca Selengkapnya

Biaya Layanan Tokopedia, Shopee dan Lazada Naik sampai 6,5 Persen, UMKM Diminta Tak Naikkan Harga?

3 hari lalu

Biaya Layanan Tokopedia, Shopee dan Lazada Naik sampai 6,5 Persen, UMKM Diminta Tak Naikkan Harga?

Tokopedia, Shopee dan Lazada menaikkan biaya layanan hingga 6.5 persen untuk mitra penjual, pelaku UMKM diminta tidak naikkan harga.

Baca Selengkapnya

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

5 hari lalu

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

Presiden Jokowi menyoroti kebiasaan sejumlah WNI yang berobat ke luar negeri sehingga berpotensi menyedot devisa Rp 180 triliun, apa sebabnya?

Baca Selengkapnya