Tiga Ekonom AS Ini Raih Nobel Ekonomi 2021

Selasa, 12 Oktober 2021 10:16 WIB

Peraih Nobel Ekonomi 2021 David Card, Joshua Angrist, dan Guido Imbens. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom David Card, Joshua Angrist, dan Guido Imbens memenangkan hadiah Nobel Ekonomi 2021. Tiga ekonom dari universitas ternama Amerika Serikat tersebut memelopori eksperimen natural untuk menunjukkan dampak nyata ekonomi dunia di berbagai bidang, mulai dari sektor makanan cepat saji di Amerika hingga migrasi dari Kuba di era Fidel Castro.

"Penelitian mereka secara substansial meningkatkan kemampuan kita untuk menjawab pertanyaan kausal kunci, yang telah sangat bermanfaat bagi masyarakat," kata Chair of Economic Sciences Prize Committee Peter Fredriksson yang dikutip dari Reuters, Senin, 11 Oktober 2021.

David Card merupakan pria kelahiran Kanada yang bekerja di Universiry of California. Salah satu eksperimennya, yaitu mengenai dampak kenaikan upah minimum di sektor makanan cepat saji di megara bagian New Jersey, AS, pada awal 1990-an. Penelitian itu mendorong tinjauan kebijaksanaan konvensional, bahwa kenaikan upah minimum selalu menyebabkan kehilangan pekerjaan.

Ia juga melakukan studi mengenai dampak dari langkah Fidel Castro pada 1980 mengizinkan semua orang Kuba yang ingin meninggalkan negara itu, untuk pergi melakukannya. Kendati migrasi berikutnya tinggi ke Miami, dia tidak menemukan efek negatif terhadap upah atau tenaga kerja bagi penduduk Miami dengan tingkat pendidikan yang rendah.

Sementara itu, dua ekonom lainnya yang menerima nobel dalah Joshua Angrist, profesor ekonomi dari Massachusetts Institute of Technology dan Guido Imbens kelahiran Belanda, profesor ekonomi dari Stanford University. Angrist dan Imbens menunjukkan tepatnya kesimpulan sebab dan akibat dari efek pasar tenaga kerja.

Adapun ketiga ekonom pemenang Nobel tersebut mendapatkan hadiah uang tunai 10 juta krona Swedia (atau US$ 1,14 juta atau sekitar Rp 16,3 miliar (asumsi kurs Rp 14.300 per dolar AS).

HENDARTYO HANGGI | REUTERS

Baca: CEO Jouska Aakar Abyasa Ditetapkan sebagai Tersangka Penipuan dan Pencucian Uang

Berita terkait

159 Tahun Cornell University, Lahirkan 62 Pemenang Nobel

3 jam lalu

159 Tahun Cornell University, Lahirkan 62 Pemenang Nobel

Cornell University di Ithaca, New York, AS telah menghasilkan 62 pemenang nobel dari alumninya. Usia kampus ini 159 tahun.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

3 jam lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

22 jam lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Ekonom Sarankan APBN 2025 Fokus pada Sejumlah Sektor, Makan Siang Gratis Ditunda

2 hari lalu

Ekonom Sarankan APBN 2025 Fokus pada Sejumlah Sektor, Makan Siang Gratis Ditunda

Prabowo berjanji jika terpilih sebagai presiden, dia akan melaksanakan program makan siang gratis.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

3 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

5 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA: Pelemahan Kurs Rupiah Dipengaruhi Konflik Geopolitik Timur Tengah, Bukan Sidang MK

6 hari lalu

Ekonom BCA: Pelemahan Kurs Rupiah Dipengaruhi Konflik Geopolitik Timur Tengah, Bukan Sidang MK

Kepala Ekonom BCA David Sumual merespons pelemahan rupiah. Ia menilai depresiasi rupiah karena ketegangan konflik geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Ekonom Dukung Kritik Faisal Basri terhadap 3 Menteri yang Bersaksi soal Politisasi Bansos di MK

13 hari lalu

Ekonom Dukung Kritik Faisal Basri terhadap 3 Menteri yang Bersaksi soal Politisasi Bansos di MK

Yusuf Wibisono menilai pendapat ketiga menteri di hadapan majelis hakim MK mengecewakan publik.

Baca Selengkapnya

Terkini: Sri Mulyani Adakan Rapat di Tengah Konflik Iran dan Israel, Kemenhub Berangkatkan Peserta Arus Balik Gratis dengan 160 Bus

13 hari lalu

Terkini: Sri Mulyani Adakan Rapat di Tengah Konflik Iran dan Israel, Kemenhub Berangkatkan Peserta Arus Balik Gratis dengan 160 Bus

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengadakan rapat bersama Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara serta jajaran eselon I Kemenkeu.

Baca Selengkapnya

Ekonom Mari Elka Pangestu Sebut Serangan Iran ke Israel Pengaruhi Ekonomi Dunia, termasuk Indonesia

13 hari lalu

Ekonom Mari Elka Pangestu Sebut Serangan Iran ke Israel Pengaruhi Ekonomi Dunia, termasuk Indonesia

Ekonom Mari Elka Pangestu buka suara soal serangan Iran ke Israel yang nantinya bakal berdampak ke perekonomian dunia termasuk Indonesia. Hal itu akan berpengaruh terhadap terjadinya inflasi.

Baca Selengkapnya