Cerita Arcandra Soal Naiknya Harga Energi di Eropa dan Kebijakan yang Dilematis

Sabtu, 9 Oktober 2021 15:31 WIB

Wakil Menteri ESDM Archandra Tahar tiba di Kementerian BUMN, 3 Februari 2017. TEMPO/Vindry

TEMPO.CO, Jakarta – Mantan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar, mengatakan Eropa sedang melakukan berbagai cara elegan untuk keluar dari masalah melambungnya harga energi. Negara-negara di benua tersebut sedang mengalami masalah akibat kenaikan harga batu bara dan gas di tengah meningkatnya kebutuhan energi memasuki musim dingin.

“Pertama, Eropa mengembalikan sebagian profit dari perusahaan listrik ke konsumen,” ujar Arcandra Tahar dalam tulisan di media sosial Instagram-nya, Sabtu, 9 Oktober 2021.

Cara kedua adalah Eropa mengurangi pajak pertambahan nilai atau PPN sampai 90 persen. Adapun ketiga, Indonesia membatasi harga gas ke konsumen yang kurang mampu.

Selanjutnya cara keempat, negara-negara menambah anggaran subsidi. Terakhir atau kelima, Eropa memindahkan alokasi dana untuk pengembangan energi terbarukan ke pengurangan pajak.

Adapun Eropa tengah menghadapi situasi yang sulit di tengah kebijakan yang dilematis. Dua sumber energi, yakni gas dan batu bara, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama memasuki musim dingin belakangan mengalami fluktuasi harga.

Advertising
Advertising

Harga batu bara melambung tajam diikuti gas. Peningkatan harga komoditas semakin terasa akibat beberapa negara Eropa menerapkan pajak karbon yang tinggi. Walhasil, konsumen merasa semakin terbebani dan biaya energi untuk industri menjadi tidak kompetitif.

Sejumlah negara di Eropa pun, kata Arcandra, tengah mempertanyakan kebijakan Uni Eropa ihwal pembatasan emisi yang dianggap terlalu cepat dan ketat. Apalagi kenaikan harga komoditas batu bara dan gas tidak bisa diprediksi lama waktunya.

“Sudah siapkah negara negara Eropa mengantisipasi gelombang protes dari rakyatnya akibat naiknya biaya energi?” tutur Arcandra. “Kalau harga tinggi terjadi dalam waktu lama, apakah pertumbuhan ekonomi yang diharapkan bisa tercapai?” katanya, lagi.

Sebelumnya Uni Eropa berkeinginan mengurangi emisinya hingga 55 persen pada 2030 menuju nol karbon. Untuk mencapai target tersebut, Uni Eropa mengenakan pajak untuk polusi yang dihasilkan terhadap industri padat energi.

Arcandra mengatakan perlu strategi yang tepat untuk melakukan transisi energi yang bertujuan menjadikan bumi lebih sehat. Langkah-langkah yang cenderung emosional dalam membuat kebijakan, kata dia, sudah saatnya untuk ditinjau ulang.

“Semoga kita semakin paham bahwa tidak mudah untuk membuat energy policy yang berkeadilan. Diperlukan kecermatan, ketelitian dan ketajaman membaca tanda-tanda zaman,” kata Arcandra.

Baca Juga: Pertamina Ungkap Rencana Produksi dan Digitalisasi Blok Rokan

Berita terkait

Koalisi Desak Perbankan Setop Investasi ke Energi Kotor dan Segera Beralih ke EBT

2 jam lalu

Koalisi Desak Perbankan Setop Investasi ke Energi Kotor dan Segera Beralih ke EBT

Koalisi organisasi masyarakat sipil mendesak agar kalangan perbankan berhenti memberikan dukungan pendanaan energi kotor seperti batu bara.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

1 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

3 hari lalu

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

Indonesia dan Australia menghadapi beberapa tantangan yang sama sebagai negara yang secara historis bergantung terhadap batu bara di sektor energi

Baca Selengkapnya

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

5 hari lalu

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Kongres AS dilaporkan memperingatkan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas surat perintah penangkapan bagi pejabat Israel

Baca Selengkapnya

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

7 hari lalu

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

Brigadir RA ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala di dalam mobil Alphard di sebuah rumah di Mampang.

Baca Selengkapnya

Agen Tabung di Cinere Depok Terbakar, Pemilik Tewas

9 hari lalu

Agen Tabung di Cinere Depok Terbakar, Pemilik Tewas

Diduga terjadi kebocoran gas agen tabung dan air mineral di Gang Melati 1, Cinere, Depok, terbakar Jumat, 26 April 2024.

Baca Selengkapnya

Walhi Tuntut Jepang Akhiri Pendanaan Proyek Gas Fosil yang Menimbulkan Bencana

9 hari lalu

Walhi Tuntut Jepang Akhiri Pendanaan Proyek Gas Fosil yang Menimbulkan Bencana

Menurut Walhi, pasca Perjanjian Paris, JBIC justru menjadi penyandang dana gas fosil terbesar di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

10 hari lalu

10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

Berikut ini daftar negara dengan lapangan kerja paling banyak di dunia, didominasi oleh negara-negara Eropa. Tertarik untuk pindah?

Baca Selengkapnya

Suplai Gas yang Merata Dukung Ketersediaan Pupuk Nasional

10 hari lalu

Suplai Gas yang Merata Dukung Ketersediaan Pupuk Nasional

Bambang Haryadi, mengungkapkan upaya Komisi VII dalam mengatasi tantangan produksi pupuk di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Mengintip Desain Mewah Sleeper Train Venice Simplon-Orient-Express

11 hari lalu

Mengintip Desain Mewah Sleeper Train Venice Simplon-Orient-Express

Sleeper train L'Observatoire Venice Simplon-Orient-Express mulai beroperasi tahun 202

Baca Selengkapnya