Kenang Mendiang Ekonom Indef Enny, Bahlil Cerita Sering Didebat tapi Tidak Digas
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Sabtu, 9 Oktober 2021 12:16 WIB
TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengenang sosok mendiang ekonom senior Indef, Enny Sri Hartati, yang kerap menjadi teman berdiskusi dan berdebat. Bahlil memandang Enny adalah tokoh yang selalu menganggapnya sebagai saudara kendati acap memiliki pandangan berbeda.
“Terhadap Mba Enny, saya diposisikan seperti adiknya ketika saya masuk ke pemerintahan. Saat ketemu di televisi, dia tahu, apa yang saya sampaikan mungkin kebenarannya 50:50, tapi dia tidak langsung mengegas saya,” ujar Bahlil dalam webinar mengenang 100 hari Enny Sri Hartati, Sabtu, 9 Oktober 2021.
Bahlil menyebut hubungan baiknya dengan Enny sudah terbangun sejak lama. Ketika Bahlil menjadi Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia atau Hipmi, dia acap berdiskusi dengan Enny.
Dalam pandangan Bahlil, Enny merupakan sosok yang konsisten menyampaikan pemikirannya terhadap pembangunan ekonomi yang berkeadilan. “Saya punya rasa bangga kepada Mba Enny. Marilah kita doakan agar alharhumah ditempatkan di sisi Allah paling mulia,” ujar Bahlil.
Enny mengembuskan napas terakhir pada 1 Juli 2021. Ia meninggal setelah sepekan terserang penyakit Covid-19 akibat virus Corona.
<!--more-->
Kolega Enny di Indef, Hendri Saparini, mengatakan semasa hidup, Enny memiliki konsentrasi terhadap masalah kesenjangan dan kemiskinan. Enny juga sering menyoroti sulitnya kelompok bawah menikmati kue ekonomi akibat minimnya keterlibatan mereka terhadap kegiatan perekonomian.
“Keberpihakan tidak hanya untuk konsumen kelas bawah, tapi juga produsen,” kata Hendri. Enny, kata Hendri, sering menyoal munculnya kebijakan yang hanya berpihak kepada konsumen kelas bawah. Padahal di antara kelompok kelas bawah, terdapat produsen yang juga harus dilindungi.
Selain itu, Enny memiliki banyak pemikiran yang mendorong hilirisasi untuk menciptakan kemandirian ekonomi. Ia juga mendorong investasi yang terintegrasi. Ia pun kerap berbicara bahwa kebijakan fiskal tidak hanya bicara soal tarif, tax holiday, tapi juga tata cara dan minat.
Selanjutnya, Enny pun kerap menyoroti upaya pemerintah menyusun Omnibus Law. Di antara banyak catatan Enny, ia melihat seharusnya klausul-klausul dalam undang-undang sapu jagat itu ditujukan untuk sektor-sektor tertentu yang benar-benar akan mendorong hilirisasi.
Baca: Kemenkeu Buka Program Magang untuk Mahasiswa dan Siswa SMK, Simak Alurnya