Suasana proyek renovasi Gedung Sarinah di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Jumat, 17 September 2021. Proyek renovasi pusat perbelanjaan pertama di Indonesia yang memiliki tinggi 74 meter dan 15 lantai tersebut ditargetkan selesai pada awal tahun 2022. TEMPO/Muhammad Hidayat
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir berencana untuk membuka Gedung Sarinah setelah renovasi selesai pada Maret 2022.
"Tentu hari ini merupakan bagian dari pengecekan yang kita lakukan terus menerus. Saya sudah hadir ke sini tiga kali dan tentu progresnya sangat bagus, serta kita rencanakan memang awalnya pada Agustus saat itu namun karena situasi pandemi Covid-19, kita putuskan untuk membukanya pada Maret tahun depan," ujar Erick Thohir bersama para finalis kaum muda peserta #GirlsTakeover di Gedung Sarinah, Jakarta, Selasa, 28 September 2021.
Menurut dia, Sarinah akan terus dirawat sebagai bagian dari sejarah, namun tentunya dengan ekosistem dan model bisnis yang baru.
"Saya rasa ini membuktikan bahwa sejarah tidak boleh dilupakan. Di sinilah mengapa Sarinah terus kita rawat menjadi bagian sejarah, tetapi dengan ekosistem dan model bisnis yang baru," katanya.
Selain berencana membuka Gedung Sarinah pasca-renovasi, Erick akan memamerkan seni rupa patung relief Sarinah bersejarah hasil restorasi.
"Dan tentu yang kita tunggu-tunggu nanti yakni hasil daripada relief yang diperbaiki, tadi saya sudah cek bagus. Hanya kita tunggu kapan hari yang terbaik untuk kita memamerkan relief ini," kata Erick. <!--more--> Sebelumnya Erick mengagumi mahakarya relief tersebut dan meminta karya ini direstorasi sedapat-dapatnya kembali seperti sediakala. Saat Sarinah kembali dibuka, relief ini juga dapat dipamerkan kepada publik.
Relief ini melambangkan kegiatan ekonomi rakyat jelata yang pada saat itu bertumpu pada hasil pertanian, perkebunan, perikanan, dan kerajinan.
Relief ini, menurut catatan beberapa ahli sejarah dan seni rupa nasional, dibuat oleh kelompok seniman Yogyakarta pada masa konstruksi (1962-1966) yang menampilkan para penjaja dan pelapak yang melambangkan perjuangan rakyat kecil mencari nafkah.
Relief ini juga terus mengingatkan amanah Sarinah untuk membesarkan mereka. Pada tahun 80-an, Sarinah pernah terbakar dan mengalami pelebaran koridor pengunjung. Relief ini dipindahkan dan disimpan di lantai dasar.