Investasi Mandek dan Utang Krakatau Steel, Erick Thohir: Pasti Indikasi Korupsi
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Selasa, 28 September 2021 12:47 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mengatakan salah satu perusahaan pelat merah yang dibenahi lantaran memiliki utang cukup besar adalah Krakatau Steel. Produsen baja ini tercatat memiliki utang sekitar US$ 2 miliar atau setara Rp 31 triliun.
"Dia punya utang US$ 2 miliar. Salah satunya karena investasi US$ 850 juta kepada proyek glass furnace yang hari ini mangkrak. Ini kan hal yang tidak bagus," ujar Erick dalam Webinar, Selasa, 28 September 2021.
Erick bahkan menyebut adanya indikasi korupsi dalam persoalan investasi mangkrak tersebut. Untuk itu, ia menyebut salah satu upaya memperbaiki adalah dengan melakukan penegakan hukum.
"Pasti ada indikasi korupsi dan akan kita kejar siapa pun yang merugikan. Kita bukannya mau menyalahkan, tapi penegakan hukum yang tadi business proses salah harus kita perbaiki," ujar dia.
Guna membenahi kondisi perusahaan tersebut, Erick mengatakan restrukturisasi saat ini sudah berjalan dengan baik. Restrukturisasi, kata dia, dilakukan dalam dua langkah. Langkah pertama adalah membuat subholding untuk kawasan industri yang ada di Krakatau Steel agar terintegrasi untuk air, listrik, hingga lahan.
"Akan dikelola secara profesional dan di-go public-kan, supaya ada funding baru menyicil utang US$ 2 miliar tadi," tutur Erick.
<!--more-->
Selain itu, Erick mengatakan pihaknya akan melakukan negosiasi kerja sama dengan perusahaan baja asal Korea, Posco. Sehingga, kepemilikan Indonesia dan Posco nantinya bisa 50:50. Ia mengatakan selama 6-7 tahun ini kemitraan dengan Posco telah menghasilkan pemasukan yang baik.
"Kemarin kami sudah negosiasi ada kesepakatan kita akan naik fifty fifty. Kalau mereka enggak mau sebenarnya boleh saja. tapi ini lah pendekatan B-to-B secara profesional saya datang beberapa kali, presiden juga datang ini membuat confidence partner kita," tutur Erick.
Erick mengatakan pemerintah terus endorong industri baja tanah air lantaran selama ini impor produk tersebut masih banyak. Dengan perbaikan industri baja dalam negeri, diharapkan akan dihasilkan produk berkualitas dengan harga yang kompetitif.
"kita lakukan dengan Posco dan kita efisiensi besar-besaran. Terima kasih kepada direksi dan komisaris Krakatau Steel, akhirnya dengan restrukturisasi utang, perbaikan cashflow, efisiensi, ada proyek-proyek yang juga baik. Akhirnya yang delapan tahun rugi terus menerus, sekarang bisa untung Rp 800 miliar," kata Erick.
BACA: Ditanya Soal BUMN Banyak Utang, Erick Thohir: Itu Utang Lama
CAESAR AKBAR