TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir menjelaskan mengenai banyaknya utang perusahaan pelat merah. Ia mengatakan persoalan itu akan dijawab dengan transformasi di BUMN.
"Orang banyak bertanya mengenai BUMN banyak utang, bagaimana? Saya jawab, utang-utang itu adalah utang lama," ujar Erick dalam webinar, Selasa, 28 September 2021.
Ia mengatakan kini transformasi BUMN digalakkan. Tak hanya itu, pemerintah pun ingin agar perusahaan pelat merah bisa menyeimbangkan antara korporasi dan pelayanan publik.
"Kami juga transfomasi model bisnis, baik saat Covid dan pasca Covid. Kami ingin fokus kepada model bisnis inti, dan pastikan excellencenya," tutur Erick.
Perusahaan milik negara juga didorong untuk bertransformasi mengikuti teknologi digital. Di samping itu, mereka pun dituntut agar memiliki proses bisnis yang baik dan bukan berbasis proyek.
"Kami enggak mau karena penugasan banyak proyek mangkrak dan terjadi korupsi karena tanpa proses bisnis yang baik," tutur Erick.
Ia pun memberi contoh dua BUMN yang tengah dibenahi saat ini lantaran memiliki banyak utang adalah Krakatau Steel dan PT Perkebunan Nusantara. Krakatau Steel tercatat memiliki utang US$ 2 miliar atau sekitar Rp 31 triliun. Sedangkan PTPN memiliki utang US$ 3,1 miliar atau sekitar Rp 47 triliun.
Ia mengatakan restrukturisasi keuangan dan operasional di dua perusahaan itu sudah berjalan. Hasilnya, Krakatau Steel hingga Agustus 2021 telah mendulang keuntungan Rp 800 miliar. Sementara itu, PTPN hingga Agustus 2021 tercatat untung Rp 2,3 triliun. Dengan perbaikan itu, ia berharap perusahaan nanti bisa mencicil utang-utangnya tersebut.
BACA: Menteri Erick Thohir: Bulan Ini, 46 Pesantren yang Mendapat Pertashop
CAESAR AKBAR