Per Agustus 2021, Sri Mulyani Sebut Defisit Anggaran Capai Rp 383,2 Triliun

Kamis, 23 September 2021 14:54 WIB

Menkeu Sri Mulyani memberikan keterangan pers terkait laporan APBN 2019 di Jakarta, Selasa 7 Januari 2020. Menkeu menyatakan realisasi APBN 2019 masih terarah dan terkendali meskipun terjadi defisit sebesar Rp353 triliun atau sebesar 2,20 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2021 mencapai Rp 383,2 triliun per Agustus 2021. Angka tersebut susut sebesar 23,9 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

"Kita tetap defisit, tapi defisitnya menjadi kecil," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers, Kamis, 23 September 2021. Berdasarkan Undang-undang APBN 2021, defisit anggaran tahun ini direncanakan sebesar 5,7 persen dari Produk Domestik Bruto.

Sri Mulyani mengatakan penurunan defisit anggaran dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu disebabkan oleh adanya konsolidasi fiskal yang mulai menguat dan mengalai penurunan.

“Fiskalnya mulai diperkuat dan ekonominya tumbuh semakin positif. Ini yang disebut countercyclical-nya tetap jalan tapi terjadi. rebound, recovery dan konsolidasi pelan-pelan,” ujar Sri Mulyani.

Per Agustus 2021, tercatat pendapatan negara sebesar Rp 1.177,6 triliun. Pendapatan negara itu tumbuh 13,9 persen dibanding tahun lalu. Sementara itu belanja negara Rp 1.560,8 triliun, tumbuh 9,3 persen dari tahun lalu.

Advertising
Advertising

Pertumbuhan belanja negara itu tercatat lebih rendah dari periode Juli. Pasalnya, belanja perlindungan sosial kala itu disalurkan cukup masif di bulan Juli 2021 untuk mendukung Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat.

<!--more-->

Di sisi lain, Sri Mulyani mengatakan pembiayaan anggaran dari utang pada Agustus 2021 mencapai Rp 550,6 triliun. Capaian itu adalah 56,8 persen dari target pembiayaan utang di Undang-undang APBN yang mencapai Rp 1.177,4 triliun.

"Jadi jauh lebih kecil dari yang ditargetkan. Pembiayaan utang kita juga pertumbuhannya negatif, yaitu minus 20,5 persen," kata Sri Mulyani.

Apabila dilihat lagi, penerbitan Surat Berharga Negara alias SBN Neto hingga Agustus tahun ini mencapai Rp 567,4 triliun atau 47 persen dari target sebesar Rp 1.207,3 triliun.

Sri Mulyani mengatakan rendahnya penerbitan SBN neto dibandingkan targetnya terjadi lantaran adanya penyesuaian target. Pasalnya, dalam membiayai anggaran, pemerintah menggunakan sisa anggaran lebih tahun lalu.

"Yang dikatakan DPR dan pengamat bahwa kita punya SAL, ini digunakan pada saat seperti sekarang," kata Sri Mulyani.

Di samping penggunaan SAL, Sri Mulyani mengatakan menyesuaikan target penerbitan SBN juga dilakukan karena adanya penyesuaian investasi, adanya kesepakatan pemerintah dan Bank Indonesia dalam SKB III, serta proyeksi penyesuaian defisit APBN.

Baca: Cucu Usaha Garuda Indonesia Digugat Rp 11,16 Miliar di PN Jakarta Pusat

Berita terkait

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

22 jam lalu

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

Sri Mulyani Indrawati dan Presiden ADB Masatsugu Asakawa membahas lebih lanjut program Mekanisme Transisi Energi (ETM) ADB untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

1 hari lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

2 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

2 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Pembangunannya Telan Biaya Rp 1,4 Triliun

3 hari lalu

Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Pembangunannya Telan Biaya Rp 1,4 Triliun

Presiden Joko Widodo alias Jokowi meresmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, NTB, pada Kamis, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

3 hari lalu

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

Jokowi meresmikan pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Jalan Daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Kamis pagi, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

4 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

4 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

4 hari lalu

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

Jika penerimaan pajak terus anjlok di tengah melesatnya belanja negara, defisit APBN bisa membengkak.

Baca Selengkapnya