Kemenperin Ungkap Kemungkinan Vaksin Merah Putih untuk Diekspor
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Selasa, 21 September 2021 15:45 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Kementerian Perindustrian Muhammad Khayam mengungkapkan kemungkinan Vaksin Merah Putih untuk diekspor. Vaksin Merah Putih merupakan vaksin produksi dalam negeri untuk pencegahan Covid-19.
“Potensi pasar ekspor yang peluangnya masih cukup besar. Namun diperlukan kolaborasi antara pihak Biotis (perusahaan farmasi pengembang vaksin) dan pemerintah untuk dapat memenuhi persyaratan tersebut,” ujar Khayam dalam pesan pendek kepada Tempo, Selasa, 21 September 2021.
Vaksin Merah Putih dikembangkan oleh sejumlah lembaga, perusahaan farmasi, dan perguruan tinggi. Saat ini pengembangan vaksin yang paling menunjukkan kemajuan adalah penelitian yang dilakukan Universitas Airlangga bersama PT Biotis Pharmaceutical Indonesia dan Lembaga Eijkman bersama PT Bio Farma (Persero).
Penelitian vaksin yang dikembangkan UNAIR dan Biotis, misalnya, telah menyelesaikan tahap eksplorasi laboratorium. Tahapan itu menghasilkan master bibit vaksin dari pasien Covid-19 asal Indonesia. Penelitian akan dilanjutkan dengan tahap pengujian praklinis yang diharapkan selesai pada 30 September.
Khayam mengatakan pemerintah telah memetakan potensi pasar bila Vaksin Merah Putih berhasil diproduksi. Untuk ekspor, vaksin dapat dikirim ke luar negeri jika memenuhi persyaratan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan otoritas kesehatan di negara tujuan.
Sedangkan untuk kebutuhan di Tanah Air, Kemenperin mengungkapkan penyerapan akan maksimal. Sebab, negara membutuhkan vaksin Covid-19 untuk 260 juga penduduk. Selama pandemi ini belum berakhir, kata dia, masyarakat memerlukan vaksin sebagai booster.
Selama proses produksi, pengembangan Vaksin Merah Putih akan memaksimalkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN). “Penggunaannya bisa maksimal proses pengadaan barang pemerintah di Kementerian Kesehatan,” kata Khayam.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah mengebut proyek penelitian Vaksin Merah Putih untuk Covid-19. Kepala BRIN Laksana Tri Handaka mengatakan pemerintah telah menargetkan vaksin merah putih akan memperoleh izin edar pada semester II 2022.
Setelah berhasil diproduksi, dia mengklaim penyerapan produk vaksin Tanah Air itu tidak akan menemui hambatan karena permintaannya besar. Vaksin lokal ini dikembangkan menggunakan isolat virus corona di dalam negeri sehingga diklaim akan lebih cocok dan efektif bagi penduduk Indonesia.
“Kalau komitmen industri tidak akan jadi masalah karena kebutuhan yang besar. Yang penting harus lolos semua tahapan dan teruji,” ujar Laksana saat dihubungi Tempo, 16 September lalu.
Laksana menegaskan persoalan utama pengembangan vaksin bukan terletak pada hasil jadinya, melainkan prosesnya. Selama proses riset berlangsung, Laksana mengemukakan peneliti menghadapi kendala uji praklinis, seperti ketersediaan infrastruktur animal-BSL-3 (a-BSL-3) dan fasiitas GMP untuk produksi terbatas bagi setiap platform. Sembari menunggu ketersediaan fasilitas tersebut, peneliti akan memanfaatkan fasilitas uji praklinis eksisting.
BACA: Porang Potensial Ekspor, Kemenperin Dukung Petani Tingkatkan Nilai Tambah
FRANCISCA CHRISTY ROSANA