Terpopuler Bisnis: Prihatin Dana Nasabah Wanaartha
Reporter
Tempo.co
Editor
Martha Warta Silaban
Minggu, 5 September 2021 06:01 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Berita terkini ekonomi dan bisnis sepanjang Sabtu, 4 September 2021 dimulai dengan kuasa hukum PT Asuransi Jiwa Adisarana Wanaartha (WanaArtha Life), Juniver Girsang yang prihatin tentang uang nasabah di perusahaan asuransi yang diduga berhubungan dengan kasus Jiwasraya.
Kemudian informasi tentang akan diresmikannya jembatan lengkung Sei Alalak di Banjarmasin, Kalimantan Selatan oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada September ini.
Selain itu berita tentang ekonom senior Universitas Indonesia Faisal Basri menyoroti membengkaknya biaya proyek atau cost overrun yang terjadi pada proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Berikut ringkasan dari ketiga berita tersebut:
1. Kuasa Hukum Wanaartha Soal Dana Nasabah yang Disita: Sedih, Kejam Benar Dunia
Kuasa hukum PT Asuransi Jiwa Adisarana Wanaartha (WanaArtha Life), Juniver Girsang, prihatin atas dana nasabah senilai total Rp 2,7 triliun yang turut disita akibat kasus mega-korupsi PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Juniver mengakui nasabah Wanaartha sering bercerita kepadanya tentang uang yang raib senilai ratusan juta sampai miliaran rupiah per orang.
“Saya jujur kasihan. Uang Rp 500 juta, ada yang Rp 1 miliar, itu kan uang pensiun. Saya sedih juga, kok kejam benar dunia ini terhadap mereka,” ujar Juniver saat dihubungi pada Sabtu, 4 September 2021.
Menurut Juniver, para nasabah memiliki iktikad baik menyimpan uangnya di perusahaan asuransi jiwa tersebut. Sebelum kasus korupsi Jiwasraya meruak, para nasabah diklaim telah merasakan manfaat berupa imbal hasil yang diberikan Wanaartha sesuai polis yang dipilih.
Namun kondisi itu berubah pada awal 2020. Dana pemegang polis Wanaartha disita oleh penegak hukum karena dianggap berhubungan dengan kasus Jiwasraya yang melibatkan Benny Tjokrosaputro.
Rekening Wanaartha saat itu diblokir oleh Kejaksaan Agung akibat perusahaan memiliki saham di PT Hanson International Tbk milik Benny Tjokrosaputro. Saham tersebut sebelumnya dibeli dengan mekanisme pasar modal di Bursa Efek Indonesia.
Baca berita selengkapnya di sini.<!--more-->
2. Jokowi Segera Resmikan Jembatan Lengkung Pertama di RI
Presiden Joko Widodo alias Jokowi direncanakan bakal meresmikan Jembatan Sei Alalak, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, pada bulan ini. Jembatan Sei Alalak memiliki struktur jembatan lengkung yang pertama di Indonesia.
"Setelah provisional hand over, rencananya baru kemudian dijadwalkan peresmian oleh Bapak Presiden. Rencananya di bulan September ini," kata Direktur Pembangunan Jembatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau PUPR, Yudha Handita Panjiriawan, dalam keterangan tertulis, Jumat, 3 September 2021.
Kementerian PUPR melalui Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) sebelumnya melakukan proses uji beban sebagai bagian dari rangkaian sertifikasi laik operasi pada Jembatan tersebut selama dua hari pada Senin dan Selasa, 30-31 Agustus 2021.
Pelaksanaan uji beban berlangsung secara ketat dan diawasi KKJTJ dengan melibatkan sebanyak 32 truk dengan masing-masing beban seberat 24 ton.
Baca berita selengkapnya di sini.<!--more-->
3. Biaya Kereta Cepat Melonjak jadi Rp 113,9 Triliun, Faisal Basri: Proyek Mubazir
Ekonom senior Universitas Indonesia Faisal Basri menyoroti membengkaknya biaya proyek atau cost overrun yang terjadi pada proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Faisal pun mengangkat kembali tulisannya enam tahun lalu mengenai proyek sepur kilat tersebut. "Proyek mubazir ini sudah ditengarai bermasalah sejak awal. Berikut tulisan saya persis 6 tahun lalu," ujar Faisal, Jumat, 4 September 2021.
Proyek kereta cepat belakangan menjadi sorotan lantaran biayanya membengkak sekitar US$ 1,9 miliar atau Rp 27,17 triliun dari proyeksi awal US$ 6,07 miliar menjadi Rp 113,9 triliun. Akibat melarnya biaya proyek ini, konsorsium Indonesia pun diprediksi harus menanggung beban tambahan sebesar Rp 4,1 miliar, yang diusulkan dibiayai oleh suntikan Penyertaan Modal Negara 2022.
Enam tahun lalu, pada 2015, Faisal Basri telah mengkritisi rencana pembangunan kereta kencang Jakarta-Bandung. Menurut dia, penyediaan kereta berkecepatan 350 kilometer per jam dari Ibu Kota ke Bandung itu tidak sangat tidak mendesak.
Musababnya, ia mengatakan pilihan moda transportasi untuk menuju Ibu Kota Provinsi Jawa Barat dari Jakarta sudah banyak. Misalnya saja dengan kendaraan pribadi, travel, bus, kereta, hingga pesawat. Waktu tempuhnya pun bervariasi, paling cepat 20-25 menit menggunakan pesawat, hingga sekitar tiga jam menggunakan kereta.
Baca berita selengkapnya di sini.
Baca Juga: Kuasa Hukum Wanaartha: Uang Nasabah Tidak ke Mana-mana, Tidak Dilarikan