Terkini Bisnis: Gaji Fantastis Loker di Kedubes AS, Proyek Kereta Cepat Mubazir
Reporter
Tempo.co
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Sabtu, 4 September 2021 12:29 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Berita terkini ekonomi dan bisnis hingga Sabtu siang, 4 September 2021, dimulai dari lowongan kerja yang dibuka oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat atau Kedubes AS di Indonesia yang menawarkan gaji hingga Rp 679 juta per tahun.
Berikutnya ada berita tentang besar utang pokok pemilik Nasmoco yang digugat PKPU dan Faisal Basri menanggapi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung sebagai proyek mubazir. Lalu ada kisah nasabah Wanaartha Life yang terkatung-katung dan Lo Kheng Hong yang yakin harga saham berfundamental bagus dalam jangka panjang akan kembali menguat.
Kelima topik tersebut paling banyak menyedot perhatian pembaca di kanal Bisnis Tempo.co. Berikut selengkapnya lima berita bisnis yang trending tersebut:
1. Kedubes AS di RI Buka Lowongan Kerja, Gaji Berkisar Rp 92 Juta - Rp 679 Juta
Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia membuka lowongan kerja untuk sejumlah posisi di tiga kota besar yakni Jakarta, Surabaya dan Medan.
Dalam pengumumannya di situs resmi U.S Embassy & Consulates in Indonesia, disebutkan batas waktu pendaftaran lowongan pekerjaan ini bervariasi dari 3 September 2021 hingga 1 Oktober 2021.
Sedikitnya terdapat 9 posisi yang ditawarkan oleh Kedutaan Besar AS untuk Indonesia. Mereka yang bisa mendaftar tak hanya dibatasi untuk Warga Negara Indonesia (WNI), tapi juga untuk Warga Negara Asing (WNA).
Simak lebih jauh tentang lowongan kerja di sini.
<!--more-->
2. Pemilik Nasmoco Digugat PKPU, Utang Pokok yang Belum Dibayar Capai Rp 8 Miliar
Bursa Efek Indonesia meminta penjelasan atas permohonan penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) PT Ahabe Niaga Selaras. Permintaan penjelasan ditujukan ke PT Industri Perdagangan Bintraco Dharma Tbk. di mana Ahabe tercatat sebagai pemegang saham pengendali perseroan.
Dalam keterbukaan yang disampaikan ke otoritas bursa, emiten dealer mobil berkode CARS itu menyebutkan bahwa gugatan tersebut muncul karena Ahabe tidak mampu menepati pembayaran utang sesuai dengan kesepakatan. “Janji bayar Ahabe tidak ditepati sesuai kontrak REPO,” demikian penjelasan perseroan dalam keterbukaan informasi, Selasa, 31 Agustus 2021.
Perseroan menjawab pertanyaan Bursa Efek Indonesia bernomor S-06183/BEI.PPI/08-2021 yang dilayangkan pada tanggal 27 Agustus 2021 Dalam penjelasannya, utang Ahabe disebutkan berasal dari dua pemohon PKPU yakni Setia Budi Djaja dan Anggreini Chandra.
Simak lebih jauh tentang PKPU di sini.
3. Biaya Kereta Cepat Melonjak jadi Rp 113,9 Triliun, Faisal Basri: Proyek Mubazir
Ekonom senior Universitas Indonesia Faisal Basri menyoroti membengkaknya biaya proyek atau cost overrun yang terjadi pada proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Faisal pun mengangkat kembali tulisannya enam tahun lalu mengenai proyek sepur kilat tersebut. "Proyek mubazir ini sudah ditengarai bermasalah sejak awal. Berikut tulisan saya persis 6 tahun lalu," ujar Faisal, Jumat, 4 September 2021.
Proyek kereta cepat belakangan menjadi sorotan lantaran biayanya membengkak sekitar US$ 1,9 miliar atau Rp 27,17 triliun dari proyeksi awal US$ 6,07 miliar menjadi Rp 113,9 triliun. Akibat melarnya biaya proyek ini, konsorsium Indonesia pun diprediksi harus menanggung beban tambahan sebesar Rp 4,1 miliar, yang diusulkan dibiayai oleh suntikan Penyertaan Modal Negara 2022.
Simak lebih jauh tentang Kereta Cepat di sini.
<!--more-->
4. Lo Kheng Hong Soal Saham Berfundamental Tak Bagus Malah Naik: Itu Jangka Pendek
Lo Kheng Hong tetap yakin strategi value investing yang digunakannya di pasar saham masih relevan di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang. Ia pun bergeming ketika melihat ada lonjakan harga saham yang fundamentalnya tidak bagus tapi malah harganya melonjak.
Investor saham kawakan tersebut menilai kenaikan harga saham dengan fundamental yang belum jelas itu hanya terjadi dalam jangka pendek. "Jangka pendek bisa tidak berkorelasi, yang tidak baik (fundamentalnya), (harga saham) naik,” katanya seperti dikutip Bisnis.com, Kamis, 2 September 2021.
Namun dalam jangka panjang, Lo Kheng Hong yang akrab disapa Pak Lo ini yakin ada seleksi alam yang membuat bahwa hanya saham dengan fundamental kuat tetap bertahan. Dari pengalamannya selama ini, kata dia, saham yang fundamentalnya tidak bagus, meskipun sempat naik, harganya bakal turun.
Simak lebih jauh tentang Lo Kheng Hong di sini.
5. Cerita Nasabah Wanaartha: Uang Peninggalan Suami Rp 1 M Raib, Anak Putus Kuliah
Fun Keaw, 49 tahun, menyesal bukan main setelah menginvestasikan duitnya di PT Asuransi Jiwa Adisarana Wanaartha (WanaArtha Life). Uang senilai Rp 1 miliar raib setelah perusahaan asuransi tersebut ikut tersangkut dalam perkara mega-korupsi PT Asuransi Jiwasraya (Persero).
“Sampai sekarang tidak ada kejelasan dari Wanaartha seperti apa penyelesaian uang kami. Wanaartha harus tanggung jawab, hak-hak kami harus dipenuhi,” kata Fun ketika ditemui di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jumat, 3 September 2021.
Ibu rumah tangga yang tinggal di Jalembar, Jakarta Barat, itu pertama kali menanamkan duitnya di Wanaartha pada 2015. Tergiur penawaran bunga polis yang lebih besar dari deposito bank senilai 8 persen, dia akhirnya menaruh uang secara bertahap mulai Rp 200 juta, Rp 300 juta, sampai Rp 1 miliar.
Simak lebih jauh tentang Wanaartha di sini.