Bakal Rights Issue untuk Tambah Modal, Bank Muamalat Yakin Posisi Makin Kuat

Reporter

Bisnis.com

Jumat, 3 September 2021 14:19 WIB

Bank Muamalat. bankmuamalat.co.id

TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Mualamat Indonesia Tbk. bersiap menambah modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue dan menerbitkan obligasi subordinasi untuk memperkuat struktur permodalan.

Hal itu setelah perseroan mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang digelar Senin, 30 Agustus 2021.

Corporate Secretary Bank Muamalat Hayunaji mengatakan persetujuan dari pemegang saham untuk rights issue merupakan langkah awal dari proses penambahan modal yang sedang dilakukan oleh Bank Muamalat. Hal ini akan diikuti oleh beberapa proses sesuai ketentuan regulator.

"Kami optimistis dengan adanya suntikan modal dari investor strategis akan menjadikan posisi Bank Muamalat semakin kuat." ujar Hayunaji saat dikonfirmasi, dikutip Jumat, 3 September 2021.

Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia Kamis, Bank Muamalat akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 40 miliar saham baru, dengan nominal Rp 30 per saham. Harga pelaksanaan juga dipatok Rp 30 per lembar saham.

Dengan demikian, aksi perseroan ditargetkan mampu menghimpun dana sebanyak-banyaknya Rp 1,2 triliun. Jumlah saham yang akan diterbitkan serta rasio jumlah HMETD akan diinformasikan dalam prospektus PMHMETD mendatang.
<!--more-->
Jika saham tidak seluruhnya diambil oleh pemegang HMETD, sisanya akan dialokasikan kepada pemegang HMETD lainnya yang melakukan pemesanan lebih dari haknya, secara proporsional berdasarkan hak yang telah dilaksanakan.

“Pemegang saham lama yang tidak melaksanakan haknya untuk membeli saham baru yang ditawarkan dalam PMHMETD ini sesuai HMETD akan mengalami penurunan persentase kepemilikan saham atau dilusi,” tulis manajemen dalam keterbukaan informasi.

Selain itu, RUPSLB menyetujui Penerbitan Instrumen Subordinasi atau instrumen surat utang syariah (Sukuk). Perseroan mengusulkan kepada pemegang saham untuk menyetujui rencana perseroan atas penerbitan Sukuk sebanyak-banyaknya sebesar Rp 2 triliun.

Penerbitan instrumen subordinasi tersebut dilakukan untuk memperkuat struktur permodalan guna meningkatkan pertumbuhan bisnis perseroan di bidang jasa perbankan syariah. Perseroan turut mengubah susunan pengurus.

Rapat dengan suara bulat memutuskan untuk menunjuk Agung Danarto sebagai Anggota Dewan Pengawas Syariah Bank Muamalat yang baru.

Baca juga: BPKH Berharap Pengkajian Penyuntikan Modal Bank Muamalat Rampung Tahun Ini

Berita terkait

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

2 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

3 hari lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

5 hari lalu

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

Bisnis dari Holywings Group tidak hanya mencakup beach club terbesar di dunia (Atlas) dan di Asia (H Club), tapi juga klub dan bar

Baca Selengkapnya

Bahlil Prioritaskan Investor Lokal untuk Investasi di IKN: Asing Masuk Klaster Dua

6 hari lalu

Bahlil Prioritaskan Investor Lokal untuk Investasi di IKN: Asing Masuk Klaster Dua

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah memprioritaskan pengusaha dalam negeri untuk berinvestasi di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

6 hari lalu

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

6 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

8 hari lalu

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

Satgas Pasti menemukan 537 entitas pinjol ilegal di sejumlah situs dan aplikasi sepanjang Februari hingga Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

9 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

9 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

10 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya