Lika-liku Cerita Perjalanan Mobil Timor dan Tommy Soeharto

Kamis, 26 Agustus 2021 09:12 WIB

Deretan mobil Timor di pabrik perakitan mobil, Cikampek, Jawa Barat. Dok.TEMPO/Robin Ong

TEMPO.CO, Jakarta - Nama PT Timor Putra Nasional kembali jadi sorotan setelah Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto dipanggil oleh Satuan Tugas Penanganan Hak Tagih Negara Dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (Satgas BLBI) pada hari ini.

Tak hanya Tommy Soeharto, seluruh obligor yang berjumlah 48 orang dan debitur BLBI dipanggil hari ini untuk menyelesaikan utang ke negara. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan atau Menko Polhukam yang juga Ketua Pengarah Satgas BLBI Mahfud MD.

Tommy adalah salah satu pihak yang terkait dengan BLBI. Hal itu sesuai dengan penetapan Jumlah Piutang Negara Nomor PJPN-375/PUPNC.10.05/2009 tanggal 24 Juni 2009 setidak-tidaknya sebesar Rp 2,61 triliun.

Adapun Timor Putra Nasional atau TPN adalah produsen mobil Indonesia yang beroperasi pada 1996 hingga 2000. Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, perusahaan ini ditunjuk sebagai satu-satunya pionir mobil nasional untuk mengembangkan industri mobil dalam negeri.

TPN pertama kali dibentuk melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 2 Tahun 1996 tentang Pembangunan Industri Mobil Nasional. Inpres ini meminta Menteri Perindustrian dan Perdagangan, Menteri Keuangan, dan Menteri Negara Penggerak Dana Investasi/Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal untuk secepatnya mewujudkan industri mobil nasional.

Advertising
Advertising

Pemerintah pusat kemudian menunjuk TPN sebagai pionir mobil nasional saat itu. Ketika pertama beroperasi, Timor menjalin kerja sama dengan Kia Motors untuk mengimpor sepenuhnya mobil-mobil Kia yang dirakit di Korea Selatan.

Kala itu TPN hanya bisa mengimpor mobil secara utuh dari Kia karena memang fasilitas perakitan di Indonesia yang belum memadai. Mobil pertama yang dibuat adalah Timor S515 dan diluncurkan pada 8 Juli 1996 di Jakarta.

Mobil yang merupakan versi rebadge dari Kia Sephia ini sempat menimbulkan protes dari kalangan industriawan Jepang. Pasalnya, pemerintah Indonesia dinilai tidak adil dengan produsen mobil asing di Indonesia.

<!--more-->

Ketika itu, Presiden Soeharto mengeluarkan kebijakan yang menuntut produsen mobil asing untuk menggunakan 60 persen kandungan lokal jika ingin dibebaskan dari pajak impor. Padahal Timor sendiri mengimpor mobil secara utuh dari Korea Selatan dan mendapatkan hak istimewa berupa pembebasan pajak impor.

Sejumlah negara pun memprotes hak istimewa tersebut dan membawanya ke Organsasi Perdagangan Dunia atau WTO. Sejumlah negara memprotes adalah Jepang, Amerika Serikat, dan beberapa negara di Eropa. WTO akhirnya meminta Indonesia mencabut keputusan penghapusan bea masuk dan pajak barang mewah mobil Timor.

Berikutnya, pada tahun 1997, produksi mobil Timor dihentikan akibat krisis moneter di Asia Tenggara yang berdampak terhadap Indonesia. Penghentian ini juga merupakan dampak dari lengsernya Presiden Soeharto dari kursi kepemimpinannya di tahun yang sama.

Kia Motors pun bangkrut pada tahun yang sama dan dibeli oleh Hyundai pada 1998. Pada tahun 2000, Kia Motors sempat ingin menghidupkan kembali Timor dengan merestrukturisasi Timor Putra Nasional.

Saat itu, Kia ingin menanamkan modalnya ke TPN tapi dengan syarat perusahaan harus bersih dari pengaruh Tommy Soeharto. Namun rencana investasi tersebut tidak terealisasi. Kia menggunakan pabrik National Assemblers milik Indomobil untuk merakit mobil secara lokal.

Selama berada di dalam negeri, Timor berhasil mendominasi pasar, tapi merugikan penjualan dan pangsa pasar pesaing. Saat itu harga mobil Timor S515 hanya sekitar Rp 35 juta, jauh lebih murah dari Toyota Corolla sekitar Rp 70 jutaan.

Dominasi pasar terlihat pada semester pertama 1997, Timor yang sudah menguasai 26 persen pangsa pasar mobil sedan. Hal ini membuat Ford dan Chrysler menarik investasi mereka dari Indonesia karena merasa produknya tidak mampu bersaing dengan mobil Timor yang disubsidi pemerintah.

Bahkan di tahun pertamanya, Timor berhasil menduduki peringkat 6 besar penjualan mobil di Indonesia periode 1997 karena bisa menjual sebanyak 19.417 unit, lebih besar dari Nissan yang hanya menjual 9.037 unit. Sepanjang beroperasi, Timor sudah memiliki sejumlah produk mobil nasional yang pada saat itu sangat laris di pasaran seperti Timor S515, S515i, S516i LE edisi terbatas, SW516i, dan prototipe Timor S2.

BISNIS

Baca: Tak Hanya Tommy Soeharto, Seluruh Obligor BLBI Akan Dipanggil Hari Ini

Berita terkait

Sejarah Hari Ini, Kilas Balik Kematian Ibu Tien Soeharto 28 Tahun Lalu

15 jam lalu

Sejarah Hari Ini, Kilas Balik Kematian Ibu Tien Soeharto 28 Tahun Lalu

Walaupun telah meninggal, mendiang Ibu Tien Soeharto tetap dikenang dalam perjalanan sejarah bangsa.

Baca Selengkapnya

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

2 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

3 hari lalu

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

Direktur Ideas menanggapi rencana Presiden Jokowi membahas program yang diusung Prabowo-Gibran dalam RAPBN 2025.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

3 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

3 hari lalu

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

Partai politik pendukung Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden mendapat jatah menteri berbeda-beda di kabinet Prabowo mendatang.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

4 hari lalu

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

Kemenkeu merespons soal kenaikan rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2025.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

5 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

5 hari lalu

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) mengkritik wacana penggunaan lahan 1 juta hektare di Kalimantan untuk adaptasi sawah padi dari Cina.

Baca Selengkapnya

PT PundiKas Indonesia Bantah Telah Menjebak dan Meneror Nasabah karena Pinjol

5 hari lalu

PT PundiKas Indonesia Bantah Telah Menjebak dan Meneror Nasabah karena Pinjol

PT PundiKas Indonesia, layanan pinjaman dana online atau pinjol, membantah institusinya telah menjebak nasabah dengan mentransfer tanpa persetujuan.

Baca Selengkapnya

Seorang Istri jadi Korban KDRT Suaminya Karena Tak Berikan Data KTP Untuk Pinjol

7 hari lalu

Seorang Istri jadi Korban KDRT Suaminya Karena Tak Berikan Data KTP Untuk Pinjol

Seorang menjadi korban KDRT karena tidak memberikan data KTP untuk pinjaman online.

Baca Selengkapnya