Alvin Lie: Cat Ulang Pesawat Kepresidenan Tak Terkait Keselamatan, Murni Estetika
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Kamis, 5 Agustus 2021 04:59 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat penerbangan Alvin Lie mengatakan cat ulang dan ubah warna pesawat kepresidenan bukan kebutuhan mendesak. Pasalnya, menurut dia, pesawat ini usianya baru tujuh tahun dan jarang dipakai.
Selain itu, perawatan pesawat ini bagus sehingga penampilannya juga masih layak. Dengan demikian, tidak ada urgensi pesawat tersebut dicat ulang atau diubah warna.
"Ini tidak terkait kelaikterbangan dan keselamatan. Murni estetika saja," ujar Alvin Lie kepada Tempo, Rabu, 4 Agustus 2021.
Alvin mengatakan dalam perawatan pesawat ada daftar checklist A-Check, B-Check, C-Check, dan D-Check. C-Check dilakukan setelah pesawat beroperasi 4.000-6.000 jam. Dalam tahapan tersebut, kata dia, tidak ada kewajiban cat ulang pesawat.
Sementara, dalam tahapan D-Check, pesawat harus dibongkar total dan lazimnya sekaligus dicat ulang lantaran pesawat sudah dioperasikan 24.000-40.000 jam.
"Saya yakin pesawat Kepresidenan belum mencapai D-Check yg biayanya bisa jutaan dolar. Paling baru tahap C-Check," kata Alvin.
Merujuk kepada biaya pengecatan ulang pesawat Boeing 737-800 penerbangan sipil, Alvin mengatakan ada dua metode pengecatan ulang.
<!--more-->
Pertama adalah dengan sanding, yaitu cat lama diamplas hingga hilang warnanya tinggal primer dasar, lalu dicat dengan warna dan pola baru. Metode kedua adalah stripping, yaitu cat lama dikupas total hingga ke kulit pesawat, lalu dicat ulang.
"Yang lazim dilakukan adalah metoda Sanding. Biaya berkisar US$ 100 ribu per pesawat," ujar Alvin.
Alvin pun mendesak pihak Istana Kepresidenan terbuka mengenai biaya dan proses tender cat ulang pesawat kepresidenan. Menurut dia, hal tersebut adalah bagian dari transparansi dan akuntabilitas anggaran.
Dalam situasi pandemi dan krisis ekonomi, ia mengatakan pengeluaran yang tidak mendesak semacam itu seharusnya ditangguhkan dan anggaran difokuskan ke penanggulangan pandemi.
Sebelumnya, pesawat kepresidenan berganti warna dari biru langit menjadi merah putih. Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi Hartono mengatakan pesawat jenis Boeing 737-8U3 (BBJ2) itu dicat di dalam negeri.
"Pengecatan Pesawat BBJ2 sudah direncanakan sejak tahun 2019, terkait dengan perayaan HUT ke-75 Kemerdekaan Republik Indonesia di tahun 2020," ujar Heru kepada wartawan Istana, Selasa, 3 Agustus 2021.
Dia mengatakan proses pengecatan pesawat kepresidenan tersebut merupakan pekerjaan satu paket dengan Heli Super Puma dan Pesawat RJ. Namun, Heru menyebut, pengecatan ulang BBJ2 baru bisa dilakukan tahun ini karena menyesuaikan interval waktu perawatan rutin yang sudah ditetapkan.
CAESAR AKBAR | DEWI NURITA
Baca: Terlilit Utang, Martina Berto Akan Jual Aset Rp 180 Miliar