Saham BNI Melemah 5,9 Persen pada Perdagangan Sesi I, Ada Apa?

Reporter

Bisnis.com

Jumat, 18 Juni 2021 13:33 WIB

BNI. Bni.co.id

TEMPO.CO, Jakarta - Harga saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) atau BBNI melemah 5,90 persen ke level Rp 4.940 pada perdagangan sesi I hari ini, Jumat, 18 Juni 2021.

Dalam sepekan terakhir, saham BNI sudah turun 12,95 persen.

Head of Research PT Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma mengatakan rencana rights issue yang disampaikan Dirut BNI kemarin, menjadi sentimen negatif untuk saham BNI. Rights issue bank-bank besar mesti memiliki size yang besar.

"Iya berita rights issue jadi negatif, karena besarnya size dan banyaknya rencana IPO yang cukup besar," katanya, Jumat, 18 Juni 2021.

Suria menambahkan tujuan rights issue memang terutama untuk meningkatkan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR). CAR perbankan sebagian besar tergerus karena penyesuaian PSAK 71.

Sementara itu, Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan mengatakan hampir seluruh saham termasuk perbankan mengalami koreksi pada perdagangan hari ini.
<!--more-->
Hal itu disebabkan adanya kekhawatiran penerapan lockdown akibat melonjaknya kasus Covid-19. Adapun terkait rencana rights issue BNI dapat menjadi sentimen negatif, tetapi juga bisa menjadi sentimen positif untuk sahamnya.

Jika pemegang saham menilai rencana tersebut tidak menguntungkan, maka mereka akan melepas sahamnya. "Hanya kalau hari ini lebih karena kasus Covid-19 yang melonjak signifikan," katanya, Jumat.

Sebelumnya, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyampaikan rencana rights issue dalam rapat dengar pendapatan dengan Komisi XI DPR, Kamis.

Dia menjelaskan saat ini likuiditas perseroan terjaga dengan baik. Hal ini tercermin dari rasio loan to deposit ratio (LDR) di level 87,2 persen, atau masih dalam koridor yang ditentukan regulator.

Dari sisi rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) sebesar 18 persen dan modal intinya berada di level 15 persen, atau mendekati level yang dicanangkan oleh regulasi yakni di level 14 persen.

"Kalau dilihat dengan Bank Himbara lainnya ada di kisaran 19-20 persen. Itulah sebabnya kami mencoba mengajukan untuk melakukan rights issue untuk menambah modal tiruan itu supaya bisa mendekati dengan pier-nya di level 18-19 persen. Jadi, kami masih ada gap," katanya.
<!--more-->
Tanpa melakukan rights issue, modal inti perseroan sebenarnya dapat mencapai level seperti Bank Himbara lain. Namun, hal itu baru akan tercapai pada 2024.

Di sisi lain, perseroan juga membutuhkan tambahan modal untuk ekspansi kredit maupun ekspansi anorganik di masa mendatang.

"Kalau kami tumbuh normal akan tercapai 18 persen di 2024-2025. Namun, untuk ekspansi ke depan kami butuh capital yang cukup sebagai buffer untuk melakukan ekspansi, baik kredit maupun anorganik," kata Dirut BNI tersebut.

BISNIS

Baca juga: BNI Akan Gelar Right Issue, Butuh Tambahan Modal untuk Ekspansi

Berita terkait

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

13 jam lalu

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

16 jam lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

19 jam lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

4 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

4 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

4 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

5 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Uno Optimistis BNI Java Jazz Tingkatkan Kunjungan Wisatawan

5 hari lalu

Sandiaga Uno Optimistis BNI Java Jazz Tingkatkan Kunjungan Wisatawan

Sandiaga Uno yakin BNI Java Jazz akan meningkatkan kunjungan wisatawan.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

7 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

9 hari lalu

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

Bank perkreditan rakyat (BPR) dan bank umum merupakan dua entitas keuangan yang memberikan layanan perbankan. Apa perbedan keduanya?

Baca Selengkapnya