Menteri Teten Masduki Sebut UMKM Naik Kelas dengan Dua Metode

Selasa, 8 Juni 2021 20:45 WIB

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki (tengah)

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki mendukung UMKM di wilayah Bali bisa naik kelas dengan melakukan dua pendekatan yaitu memperkuat sektor formal industri dan dari segi akses pembiayaan.

"Pendekatan pertama yaitu memperkuat sektor formal industri agar kedepannya semakin banyak melakukan penyerapan tenaga kerja. Kedua dari segi akses pembiayaan, jadi ekosistem pembiayaannya perlu juga diperhatikan," kata Teten Masduki saat ditemui dalam kunjungan kerjanya di Kabupaten Klungkung, Bali, Selasa 8 Juni 2021.

Ia menjelaskan untuk mendorong UMKM naik kelas, KemenkopUKM telah menyiapkan pendekatan ekosistem mulai dari berbagai perizinan yang sekarang menjadi dipermudah dan tercantum dalam UU Cipta Kerja. Selanjutnya, akan bekerjasama dengan BPOM untuk mencari standarisasi yang lebih masuk akal untuk UMKM.

Kedua, dari segi akses pembiayaan, ekosistem dari pembiayaan yaitu Kredit Usaha Rakyat (KUR) tahun ini dinaikkan menjadi Rp253 triliun dengan bunga 3 persen sampai akhir tahun.

"Yang bergerak saat pandemi ini hanya usaha mikro, yang besar itu enggak ambil kredit ke perbankan. Jadi ini harus diajukan lagi, sehingga diajukan Rp253 triliun tahun ini dengan bunga 3 persen sampai akhir tahun. KUR yang paling murah tanpa anggunan, yang tadinya Rp50 juta sekarang bisa Rp100 juta," jelasnya.

Ia mengatakan bahwa porsi kredit yang sekarang baru 19,8 persen untuk UMKM dan nilai itu terendah di Asia. Nantinya, secara bertahap untuk UMKM ini sampai tahun 2024 itu harus di atas 30 persen dan KUR nanti juga bisa sampai Rp20 miliar.

<!--more-->

"Sehingga strategi untuk mendorong naik kelas, kami mendampingi UMKM-UMKM dengan bisnis yang unggul dan terintegrasi dengan pembiayaan. Lalu dari market demand-nya juga sudah dibangun, akses pasarnya di mana 40 persen belanja pemerintah sekarang harus menyerap produk UMKM dengan nilai Rp460 triliun per tahun begitu juga pasar digital BUMN. Sekarang belanja BUMN juga harus menyerap belanja UMKM," jelas Teten.

Menurutnya, UMKM memiliki peran penting dalam sistem perekonomian terutama di masa pandemi COVID-19 ini. Terlihat dari proses adaptasi inovasi produk yang disesuaikan dengan perubahan perilaku konsumen.

Selain itu, UMKM juga berperan menjadi dinamisator ketika ekonomi sedang mengalami resesi.

"Selain bisa menjadi modal awal bagi pelaku usaha dan juga sudah meyakinkan pengambilan kebijakan bahwa ekonomi saat ini sangat bergantung pada UMKM, sehingga enggak boleh lagi UMKM dilupakan saat sudah melewati krisis. Padahal saat krisis UMKM penggeraknya," ucap Teten Masduki.

BACA: Teten Masduki: Jangan Sampai Pasar Digital Kita Diserbu Produk Luar

Berita terkait

UMKM di Danau Toba Mulai Gunakan QRIS Permudah Transaksi

2 menit lalu

UMKM di Danau Toba Mulai Gunakan QRIS Permudah Transaksi

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di kawasan wisata Danau Toba sudah mulai menerapkan sistem pembayaran melalui QRIS.

Baca Selengkapnya

Ramai Kemenkop UKM Batasi Jam Operasional Warung Madura, Ini Respons Ikatan Pedagang Pasar

3 jam lalu

Ramai Kemenkop UKM Batasi Jam Operasional Warung Madura, Ini Respons Ikatan Pedagang Pasar

Ikappi menyatakan keuntungan dari warung madura itu akan berputar di daerah masing-masing dan mendorong upaya peningkatan ekonomi daerahnya.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

3 jam lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

17 jam lalu

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

23 jam lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

1 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

KemenKopUKM Pastikan Kebijakan Pemerintah Berpihak pada Pelaku UMKM

2 hari lalu

KemenKopUKM Pastikan Kebijakan Pemerintah Berpihak pada Pelaku UMKM

KemenkopUKM tidak menemukan aturan yang melarang secara spesifik warung Madura untuk beroperasi sepanjang 24 jam dalam Perda Kabupaten Klungkung

Baca Selengkapnya

BTPN Syariah Laporkan Laba Bersih Rp 264 M pada Kuartal I 2024

2 hari lalu

BTPN Syariah Laporkan Laba Bersih Rp 264 M pada Kuartal I 2024

PT Bank BTPN Syariah Tbk. melaporkan laba bersih sebesar Rp 264 miliar pada kuartal I 2024 atau turun Rp 161 miliar yoy.

Baca Selengkapnya

Total Aset BFI Finance Indonesia Rp 24,2 Triliun per Kuartal I 2024

3 hari lalu

Total Aset BFI Finance Indonesia Rp 24,2 Triliun per Kuartal I 2024

BFI Finance mencatat laba bersih terkumpul pada kuartal I sebesar Rp 361,4 miliar.

Baca Selengkapnya

Biaya Layanan Tokopedia, Shopee dan Lazada Naik sampai 6,5 Persen, UMKM Diminta Tak Naikkan Harga?

3 hari lalu

Biaya Layanan Tokopedia, Shopee dan Lazada Naik sampai 6,5 Persen, UMKM Diminta Tak Naikkan Harga?

Tokopedia, Shopee dan Lazada menaikkan biaya layanan hingga 6.5 persen untuk mitra penjual, pelaku UMKM diminta tidak naikkan harga.

Baca Selengkapnya