Menteri Pertanian: Ekspor Beras Dilakukan Pemerintah
Rabu, 19 November 2008 19:55 WIB
Pengamat ekonomi pertanian Bustanul Arifin setuju ekspor beras dikendalikan oleh pemerintah. "Lebih baik ekspor beras diatur oleh Bulog," ujarnya. Menurut dia, surplus beras sekitar 2-3 juta ton pada tahun depan dinilai masih rawan.
Bustanul mengatakan, jika kelebihan produksi sampai 10 juta ton per tahun pemerintah baru bisa memberikan petani mengekspor langsung. Keuntungan dari kegiatan ekspor beras yang dilakukan Bulog dinilai masih wajar. “Wajar Bulog mencari untung karena perusahaan,” katanya.
Namun, dia mengingatkan agar pemerintah tidak terburu-buru mengekspor beras. "Bila surplus memang harus diekspor agar tidak sia-sia, tapi harus dipastikan kebutuhan nasional telah terpenuhi," ujarnya.
Sebelumnya Direktur Utama Bulog Mustafa Abubakar menyatakan, kegiatan ekspor beras pada tahun depan harus melalui perusahaannya. Ekspor beras, kata dia, diprioritaskan untuk beras premium karena pangsa pasarnya di dalam negeri tidak besar. Pangsa pasar beras premium saat ini, sekitar 5 persen dari 2,55 juta ton beras per bulan. "Jadi tidak mengganggu pasokan beras dalam negeri," katanya.
Mustafa menjelaskan, beras premium seperti beras organik dan beras wangi (<i>fragranced</i>) memiliki prospek yang bagus di pasar dunia. "Biaya operasionalnya tak sampai dua kali biaya beras biasa, tapi harga jualnya bisa berkali-kali lipat," ujanya. Pasar potensial beras premium adalah Singapura dan Hong Kong.
BUNGA MANGGIASIH