Rupiah Ditutup Melemah, Seiring dengan Indeks Dolar yang Menguat

Jumat, 4 Juni 2021 17:30 WIB

Aktivitas pelayanan penukaran mata uang asing di kawasan Kwitang, Jakarta, Selasa, 4 Agustus 2020. Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup berbalik menguat 5 poin atau 0,03 persen ke level Rp14.625 per dolar AS pada Selasa (4/8) sore. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Dalam perdagangan sore ini, rupiah ditutup melemah tipis 10 poin walaupun sebelumnya sempat melemah di 40 point di level Rp 14.295 dari penutupan sebelumnya di level Rp 14.285. Pelemahan itu seiring dengan Indeks dollar menguat di hari ini.

"Dolar menguat terhadap mata uang lainnya dan mencapai tertinggi multi-minggu setelah serentetan data ekonomi yang kuat menjelang rilis gaji bulanan meningkatkan kemungkinan pengetatan awal Federal Reserve," kata Ibrahim Assuaibi Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka dalam keterangan tertulis, Jumat, 4 Juni 2021.

Dia mengatakan Amerika Serikat mencatat 385 ribu klaim pengangguran awal dalam seminggu terakhir, lebih rendah dari 390 ribu klaim dalam perkiraan yang disiapkan oleh Investing.com dan 405 ribu klaim yang diajukan selama minggu sebelumnya.

Jumlah klaim turun selama lima minggu berturut-turut ke rekor terendah 400 ribu, level yang tidak terlihat sejak awal pandemi Covid-19.

Penurunan jumlah kasus Covid-19 memungkinkan bisnis untuk dibuka kembali dan meningkatkan permintaan. Investor sekarang menunggu data ketenagakerjaan lebih lanjut, termasuk data non-farm payrolls untuk Mei, yang akan dirilis hari ini.

Advertising
Advertising

Investor juga tetap khawatir tentang perlambatan langkah-langkah stimulus Fed, didorong oleh prospek inflasi yang tidak terkendali. Namun, beberapa pejabat Fed menegaskan kembali bahwa tekanan harga akan bersifat sementara, dan bank sentral akan mempertahankan langkah-langkah stimulus saat ini tidak berubah untuk sementara waktu.

<!--more-->

Dari sisi internal, Bank Indonesia menyatakan, Indonesia harus mewaspadai berbagai risiko yang bisa menghalangi pertumbuhan ekonomi tahun ini. Sedangkan target pertumbuhan ekonomi 6 persen di tahun 2021 sangat bergantung dari kemampuan pemerintah dalam meredam pandemi Covid-19.

Selain itu, Indonesia sebagai negara pengimpor vaksin juga mendapat tantangan tersendiri untuk mengendalikan pandemi. Ia mengatakan bagi negara produsen vaksin, pertumbuhannya bakal lebih cepat. Untuk itu, pemerintah dinilai tak boleh hanya mengandalkan vaksinasi.

Menurutnya faktor pengendalian dan meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk melakukan mobilitas menjadi penting untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 6 persen.

Di sisi lain, perbankan saat ini masih kelebihan likuditas. Artinya penyaluran kredit juga masih lemah untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Kemudian mulai dari episentrum pandemi yang bergeser, sehingga akses dan kecepatan vaksinasi masih belum bertambah.

Selain itu, pertumbuhan ekonomi kuartal I-2021, di berbagai negara masih negatif sehingga mempengaruhi ekonomi Indonesia itu sendiri.

Sedangkan untuk perdagangan besok Senen, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp 14.295 - Rp 14.325.

BACA: Rupiah Melemah Seiring Membaiknya Data Ekonomi Amerika

HENDARTYO HANGGI

Berita terkait

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

20 jam lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

2 hari lalu

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

Satgas Pasti menemukan 537 entitas pinjol ilegal di sejumlah situs dan aplikasi sepanjang Februari hingga Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

2 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

3 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

3 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

3 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

Timnas AMIN Jelaskan Urgensi Pertemuan Jokowi dan Prabowo untuk Bahas RAPBN 2025

3 hari lalu

Timnas AMIN Jelaskan Urgensi Pertemuan Jokowi dan Prabowo untuk Bahas RAPBN 2025

Awalil menilai pertemuan dan koordinasi antara Jokowi dan Prabowo memang diperlukan dan sangat penting dilakukan saat ini.

Baca Selengkapnya