Buku Bajakan Kian Marak di Marketplace, Tere Liye: Tidak Ada Pajak ke Negara

Reporter

Tempo.co

Minggu, 30 Mei 2021 09:08 WIB

Petugas yang mengenakan masker memeriksa buku-buku di Perpustakaan Nasional menjelang dibukanya kembali pada masa PSBB transisi, di Jakarta, Rabu, 10 Juni 2020. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Penulis ternama Tere Liye mengungkapkan kekesalannya di media sosial Facebook kepada pembeli buku bajakan, lantaran tindakan tersebut selain tidak menghargai kerja keras penulis, juga dapat merugikan penulis itu sendiri sekaligus orang-orang yang bekerja di penerbit. Membeli buku bajakan menurut Tere Liye juga merugikan negara karena tanpa pajak. Tere menulis alasan mengapa harga buku orisinal tidak bisa dijual murah seperti buku bajakan.

Tere Liye sempat dicibir netizen setelah mengungkapkan kemarahannya di Facebook, beberapa pengguna media sosial mengkritik Tere Liye tidak ikhlas dalam berkarya. Tere Liye meminta netizen untuk tidak lagi egois dan memiliki pemahaman sempit, “Lantas memaki penulis bilang tidak ihklas, kok penulis bego bisa kalah sama pembajak,” tulis Tere Liye, yang diunggahnya pada Minggu, 23 Mei 2021 lalu.

Tere Liye mengungkapkan alasan mengapa buku orisinal lebih mahal lantaran harus membayar pajak dan biaya lainnya di luar biaya percetakan. Menurut Tere Liye, pembajak buku dapat menekan harga lebih murah karena hanya membayar biaya percetakan, “Tinggal bajak, beres,” tulis Tere Liye.

Secara rinci Tere Liye menuliskan persentase yang harus dikeluarkan dalam membuat buku, yakni royalti penulis 10 persen sampai 15 persen, biaya editor dan cover 5 persen sampai 10 persen, pajak PPh 0 sampai 25 persen dan biaya promosi 10 persen sampai 15 persen. “Buku orisinal biaya mikir tak terhitung, buku bajakan tidak mikir,” tulisnya.

Penulis kondang ini menyebut harga buku di Indonesia masih terjangkau dibandingkan dengan harga di Eropa atau Amerika, “Atau tidak usah jauh2, ke negara tetangga saja, Singapura, Malaysia,” ungkap Tere. Ia mengaku heran dengan masyarakat Indonesia yang tidak keberatan menghabiskan uang ratusan ribu untuk sekali makan, tetapi enggan membeli buku orisinal. “Kamu sekali order makanan, sekali nongkrong, bisa ratusan ribu. Besok jadi kotoran. Beli buku original mikir berkali2. Oh, paham, karena makanan tidak ada bajakannya. Kalau ada, kamu juga beli bajakan gitu?” tulisnya.

Advertising
Advertising

Tere Liye juga menyarankan kepada masyarakat yang tidak mempunyai uang untuk membeli buku, lebih baik meminjam saja atau mengunduh aplikasi Ipusnas, tindakan tersebut setidaknya dapat mengurangi pembelian buku bajakan. Pasar buku bajakan menjamur lantaran pembelinya pun mengalir deras.

Untuk membedakan buku bajakan dengan buku asli di marketplace, Tere Liye membagikan tiga tips tersebut, yaitu dilihat dari harganya, apabila harganya jauh lebih murah ketimbang harga aslinya. Sebut saja, sebuah buku dengan tebal 350 sampai 400 halaman dengan asumsi cetak dua ribu sampai tiga ribu eksemplar, maka biayanya adalah 15 ribu sampai 20 ribu per buku. Apabila ada buku dengan ketebalan 400 halaman yang dijual dengan harga 20 ribu sampai 30 ribu, bisa dipastikan itu bajakan.

“Kecuali bekas, second. Bisa,” ungkap Tere. Selain itu kualitas buku bajakan juga jauh dari buku asli, “Kok bajakan jual 20.000, karena biaya cetak mereka hanya 5.000. Mereka pakai kertas paling tipis, paling buram, paling jelek. Tinta bau, pokoknya bisa timbul di kertas jadilah. Cover kertasnya retak2, buram.”

Selain harga dan kualitas buku, toko buku baik offline maupun online juga harus diperhatikan, apabila semua buku yang dijualnya memang barang bajakan, bijaklah dengan tidak membeli buku di sana. “Dijual oleh toko yang biasanya memang 100 persen bukunya bajakan semua. Dia jual 5 buku Rp 100.000, dia jual 4 buku Rp 80.000, dari ujung ke ujung bajakan semua. Silahkan baca review, diskusi di toko itu, biasanya sih 10095 pasti ada yg mengeluh kualitas cetakan jelek, halaman hilang, dll," tulis Tere Liye.

HENDRIK KHOIRUL MUHID

Baca juga: Tere Liye Mencak-mencak Marketplace Masih Menjual Buku Bajakan

Berita terkait

Segini Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani yang Juga Menjabat Komisaris BNI

7 jam lalu

Segini Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani yang Juga Menjabat Komisaris BNI

Dirjen Bea dan Cukai Askolani menjadi sorotan karena memiliki harta Rp 51,8 miliar

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

16 jam lalu

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

Terpopuler bisnis: Pria menyobek tas Hermes di depan petugas Bea Cukai karena karena diminta bayar Rp 26 juta, BTN didemo nasabah.

Baca Selengkapnya

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

1 hari lalu

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

Viral seorang pria yang merobek tas Hermes mewah miliknya di depan petugas Bea Cukai. Bagaimana duduk persoalan sebenarnya?

Baca Selengkapnya

Akhir-akhir Ini Jadi Sorotan, Apa Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai?

2 hari lalu

Akhir-akhir Ini Jadi Sorotan, Apa Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai?

Banyak masyarakat yang mempertanyaan fungsi dan tugas Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lantaran beberapa kasus belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Jenis-Jenis Sumber Penerimaan Negara Indonesia, Mana yang Terbesar?

4 hari lalu

Jenis-Jenis Sumber Penerimaan Negara Indonesia, Mana yang Terbesar?

Berikut ini rincian tiga jenis sumber penerimaan utama negara Indonesia beserta jumlah pendapatannya pada 2023.

Baca Selengkapnya

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

4 hari lalu

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

JAB Fest tahun ini kami mengusung delapan program untuk mempertemukan seni dengan literasi, digelar di Kampoeng Mataraman Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Berpulang Sehari sebelum Hari Puisi Nasional, Berikut Perjalanan Kepenyairan Joko Pinurbo

5 hari lalu

Berpulang Sehari sebelum Hari Puisi Nasional, Berikut Perjalanan Kepenyairan Joko Pinurbo

Nama Joko Pinurbo mulai dikenal luas saat menerbitkan buku antologi puisi Celana pada 1999.

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Kasus Dugaan Penerimaan Gratifikasi oleh Kepala Kantor Pajak Jakarta Timur Masih Penyelidikan

8 hari lalu

KPK Sebut Kasus Dugaan Penerimaan Gratifikasi oleh Kepala Kantor Pajak Jakarta Timur Masih Penyelidikan

KPK masih melakukan penyelidikan terhadap KPP Madya Jakarta Timur Wahono Saputro untuk kasus dugaan penerimaan gratifikasi dan TPPU.

Baca Selengkapnya

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

9 hari lalu

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

Kesepakatan kerja sama ini dirancang untuk meningkatkan deteksi aset yang mungkin memiliki kewajiban pajak di kedua negara.

Baca Selengkapnya

Mantan Dirut RSUP Haji Adam Malik Jadi Tersangka Korupsi, Pakai Uang Pajak untuk Kepentingan Pribadi

10 hari lalu

Mantan Dirut RSUP Haji Adam Malik Jadi Tersangka Korupsi, Pakai Uang Pajak untuk Kepentingan Pribadi

Kejaksaan menetapkan mantan Direktur Utama RSUP Haji Adam Malik Medan, Bambang Prabowo, sebagai tersangka korupsi.

Baca Selengkapnya