BPOM Temukan Produk Pangan Kedaluwarsa Terbanyak di 5 Wilayah Ini

Sabtu, 8 Mei 2021 13:53 WIB

Sejumlah petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Salatiga melakukan sidak makanan di Pasar Blauran, Salatiga, Jawa Tengah, Selasa, 14 Mei 2019. Puluhan makanan ringan, bumbu instan dan olahan makanan instan kedaluwarsa disita oleh petugas gabungan dari Satpol PP Salatiga, Disperindag Salatiga, dan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Salatiga sebagai langkah mengantisipasi peredaran makanan tidak layak konsumsi jelang Lebaran 2019. ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM Penny K. Lukito menyebutkan hingga minggu keempat April 2021 ditemukan produk kedaluwarsa terbanyak ada di lima wilayah.

Temuan ini hasil pengawasan bersama antara seluruh balai besar BPOM dengan Dinas Kesehatan dan Dinas Perindustrian Perdagangan di seluruh Indonesia selama bulan Ramadan hingga menjelang Lebaran.

Hingga akhir April lalu, petugas menemukan produk pangan impor Tanpa Izin Edar (TIE) terbanyak di 5 (lima) wilayah kerja BPOM di Jakarta, Serang, Batam, Bandar Lampung, dan Tangerang.

Selain itu, hasil pengawasan juga menemukan produk pangan kedaluwarsa dan rusak. Temuan pangan kedaluwarsa terbanyak ditemukan di wilayah kerja BPOM di Ambon, Manokwari, Palu, Kepulaian Sangihe, dan Kepulauan Morotai.

Sedangkan temuan produk pangan rusak terbesar ditemukan di wilayah kerja BBPOM di Serang, Yogyakarta, Makassar, Palembang, dan Kendari.

Advertising
Advertising

“Temuan tersebut merupakan hasil dari pengawasan yang dilakukan terhadap 2.011 sarana peredaran, baik dari sarana retail, gudang distributor atau importir," kata Penny dalam siaran pers yang dikutip, Sabtu, 8 Mei 2021.

Bila dibandingkan dengan data tahun lalu, menurut Penny, temuan tahun ini menunjukkan penurunan jumlah produk yang tidak memenuhi ketentuan, baik produk kedaluwarsa, TIE, dan rusak.

“Sebanyak 40,28 persen temuan merupakan produk yang tidak memenuhi ketentuan," kata Penny. Dari hasil pengawasan ditemukan sebanyak 125.231 kemasan (4.419 item) produk kedaluwarsa, TIE, dan rusak.

Terhadap produk TMK tersebut, kata Penny, telah dilakukan pengamanan setempat dan pemusnahan oleh pelaku usaha yang disaksikan oleh petugas pengawas dari BPOM.

Lebih jauh Penny menjelaskan, BPOM juga melakukan sampling dan pengujian terhadap 8.144 sampel pangan jajanan buka puasa atau takjil pada periode waktu yang sama. Temuannya adalah sampel yang mengandung bahan berbahaya, yaitu formalin (0,45 persen), boraks (0,59 persen), dan rhodamin B (0,73 persen).

Ia meminta kepada pelaku usaha pangan untuk patuh terhadap peraturan perundang-undangan dalam menjalankan usahanya. “Masyarakat juga harus menjadi konsumen cerdas dalam memilih pangan aman dengan selalu melakukan cek KLIK (Cek Kemasan, Cek Label, Cek Izin Edar, dan Cek Kedaluwarsa) sebelum membeli atau mengonsumsi pangan olahan,” kata Penny.

BISNIS

Baca: BPOM: Awal 2022, Harapan Kita Bisa Produksi Vaksin Merah Putih

Berita terkait

Zulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri

52 menit lalu

Zulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri

Mendag Zulhas bercerita panjang lebar soal alasan merevisi Permendag Nomor 36 Tahun 2024 soal pengaturan impor.

Baca Selengkapnya

Harga Naik, Toko Ritel Batasi Penjualan Gula Pasir

23 jam lalu

Harga Naik, Toko Ritel Batasi Penjualan Gula Pasir

Sejumlah toko ritel melakukan pembatasan penjualan gula pasir imbas dari naiknya harga gula.

Baca Selengkapnya

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

1 hari lalu

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

Viral seorang pria yang merobek tas Hermes mewah miliknya di depan petugas Bea Cukai. Bagaimana duduk persoalan sebenarnya?

Baca Selengkapnya

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

1 hari lalu

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

Permendag nomor 3 tahun 2023 diklaim belum sempurna.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

2 hari lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Kembalikan Aturan Impor Bahan Baku Industri ke Aturan Lama, Ini Alasannya

2 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Kembalikan Aturan Impor Bahan Baku Industri ke Aturan Lama, Ini Alasannya

Mendag Zulkifli Hasan kembalikan aturan impor bahan baku industri. Apa alasannya? Begini bunyi Permendag 25/2022.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

3 hari lalu

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas merevisi lagi peraturan tentang barang bawaan impor penumpang warga Indonesia dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

3 hari lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya

Bea Masuk Barang Impor Disoal, YLKI juga Mendapat Aduan

3 hari lalu

Bea Masuk Barang Impor Disoal, YLKI juga Mendapat Aduan

Bea Cukai sedang disorot karena kasus bea masuk impor yang mahal. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengungkapkan ada sejumlah aduan serupa.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Promo Gajian di Sejumlah Merchant Makanan, 11 Kereta Dihentikan saat Gempa Garut

5 hari lalu

Terkini Bisnis: Promo Gajian di Sejumlah Merchant Makanan, 11 Kereta Dihentikan saat Gempa Garut

Sejumlah merchant makanan menawarkan ragam promo di pekan terakhir April 2024.

Baca Selengkapnya