Umumkan Ekonomi RI Masih Resesi, BPS: Tanda Perbaikan Semakin Nyata

Rabu, 5 Mei 2021 12:30 WIB

Pemulung memilah barang di Kampung Gasong, Menteng Pulo, Jakarta, Kamis, 5 November 2020. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia pada kuartal III-2020 minus 3,49 persen yang memastikan Indonesia masuk dalam jurang resesi. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada kuartal pertama tahun 2021 minus 0,74 persen (year on year/yoy). Artinya, perekonomian Indonesia masih berada dalam fase resesi.

Secara kuartalan, ekonomi tumbuh sebesar minus 0,96 persen (quarter to quarter/qtq). Bila dibandingkan dengan kuartal keempat tahun 2020, realisasi pertumbuhan ekonomi tersebut di kuartal pertama 2021 terlihat membaik.

Secara keseluruhan tercatat sepanjang 3 kuartal terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami resesi. Per kuartal keempat 2020, ekonomi Indonesia masih mengalami kontraksi 2,19 persen.

Meski begitu, Kepala BPS Suhariyanto menyebutkan pertumbuhan kuartal I tahun 2021 menunjukkan perbaikan signifikan. "Ini menunjukkan bahwa tanda-tanda perbaikan ekonomi semakin nyata," ucapnya, Rabu, 5 Mei 2021.

Sejumlah lapangan usaha mencatat pertumbuhan positif seperti informasi dan komunikasi, pengadaan air, jasa kesehatan, pertanian dan pengadaan listrik dan gas serta real estate. Pertumbuhan tertinggi dicetak oleh informasi dan komunikasi sebesar 8,72 persen.

Advertising
Advertising

Sementara itu, ada 11 lapangan usaha tumbuh negatif. Penurunan terdalam dialami oleh sektor transportasi dan pergudangan sebesar minus 13,12 persen.

<!--more-->

Dari sisi pengeluaran, kontraksi terjadi di konsumsi lembaga non profit yang melayani rumah tangga atau LNPRT sebesar minus 4,53 persen dan konsumsi rumah tangga minus 2,23 persen, serta pembentukan modal tetap bruto atau PMTB sebesar 0,23 persen.

Suhariyanto menjelaskan, kontraksi di konsumsi rumah tangga jauh lebih baik dari kuartal sebelumnya. Kontraksi terbesar di sumbang dari komponen transportasi dan komunikasi yang berada di laju minus 4,24 persen (yoy) dan minus 1,36 persen (qtq).

Sedangkan sektor yang tumbuh positif di sisi pengeluaran, yaitu ekspor sebesar 6,74 persen, impor 5,27 persen dan konsumsi pemerintah 2,96 persen.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sebelumnya mengatakan sebuah negara disebut masuk ke zona resesi apabila pertumbuhan ekonominya semakin turun dalam dua kuartal berturut-turut. Tapi, jika ada perbaikan dari angka sebelumnya, makanya negara secara teknis tak masuk resesi.

"Namun hari ini kita tidak persoalkan itu resesi atau bukan resesi. Tetapi yang paling penting kita jaga kehidupan masyarakat dengan social safety net dan kemudian kita menjaga agar pertumbuhan tetap terlihat," ujar Airlangga di Kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta, Ahad, 30 Agustus 2020.

BISNIS | CAESAR AKBAR

Baca: Singapura Lepas dari Jerat Resesi, Ekonomi Tumbuh 0,2 Persen di Kuartal I 2021

Berita terkait

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

11 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Laba Bersih BTN Kuartal I 2024 Tumbuh 7,4 Persen, Tembus Rp 860 M

2 hari lalu

Laba Bersih BTN Kuartal I 2024 Tumbuh 7,4 Persen, Tembus Rp 860 M

BTN mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 7,4 persen menjadi Rp 860 miliar pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

4 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

4 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Hadiri Penetapan Prabowo - Gibran sebagai Presiden dan Wapres Terpilih, Anies: Hormati Proses Bernegara

4 hari lalu

Hadiri Penetapan Prabowo - Gibran sebagai Presiden dan Wapres Terpilih, Anies: Hormati Proses Bernegara

Anies dan Muhaimin hadir dalam acara penetapan presiden wakil presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di KPU hari ini.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

5 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

5 hari lalu

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

Kendati terjadi pelemahan rupiah, Airlangga mengklaim rupiah masih lebih baik dibanding mata uang lain. IHSG juga diklaim lebih baik dari negara lain.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

6 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

6 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

6 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya