Sri Mulyani Soroti Belanja APBD yang Masih Rendah: Perlu Jadi Pelajaran

Kamis, 29 April 2021 12:36 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam acara diskusi Tempo bertajuk "Perempuan Penggerak Ekonomi di Masa Pandemi", Jumat, 23 April 2021. (TEMPO)

TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyoroti belanja pemerintah daerah yang masih rendah hingga kuartal I 2021. Berdasarkan data Kementerian Keuangan, total realisasi anggaran belanja daerah hingga Maret 2021 baru mencapai Rp 98,9 triliun atau 9,4 persen dari APBD.

Capaian ini lebih rendah dari periode yang sama pada 2020 yang sebesar 11,8 persen dari total APBN. Angka ini juga lebih rendah ketimbang realisasi pendapatan yang mencapai Rp 139,9 triliun atau 14,2 persen dari APBD.

“Kondisi pendapatan lebih tinggi, tapi belanja lebih rendah. Ini perlu jadi pelajaran agar pemerintah daerah menjadi motor penggerak ekonomi dengan instrumen APBD-nya,” ujar Sri Mulyani dalam rapat koordinasi pembangunan pusat 2021 yang ditayangkan secara virtual, Jumat, 29 April 2021.

Dari total realisasi APBD kuartal I, belanja pegawai pemerintah daerah baru mencapai 14,3 persen. Kemudian belanja barang dan jasa baru terserap sebesar 5,4 persen; belanja modal 2,5 persen; dan belanja lainnya 4,3 persen.

Rendahnya realisasi belanja tampak dari simpanan pemerintah daerah di perbankan yang naik menjadi Rp 182,3 triliun atau lebih tinggi dari tahun lalu yang sebesar Rp 177 triliun. Dibandingkan dengan Maret 2020, simpanan pemerintah daerah naik 2,7 persen secara year on year.

Advertising
Advertising

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu melihat dana APBD yang masih tersimpan di bank belum dimanfaatkan untuk belanja oleh pemerintah daerah dalam rangka pemulihan ekonomi nasional. Karena itu, pemerintah daerah masih perlu meningkatkan realisasi belanjanya guna mendukung jalannya perekonomian.

Rendahnya realisasi belanja APBD berbanding terbalik dengan belanja pemerintah pusat. Sri Mulyani mengatakan pemerintah pusat menyerap anggaran belanja APBN Rp 58,8 triliun lebih tinggi ketimbang kuartal I 2020. Penyerapan ini didorong pemanfaatan anggaran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang mulai melakukan pembayaran kontrak infrastruktur konektivitas jalan dan prasarana irigasi.

Kementerian PUPR mencatatkan pertumbuhan belanja sebesar 153 persen secara year on year hingga Maret 2021. Penyerapan belanja APBN juga dipengaruhi tingginya realisasi anggaran Kementerian Kesehatan untuk pengadaan obat dan vaksin serta realisasi bantuan sosial oleh Kementerian Sosial.

Baca Juga: ADB Perkirakan Pemulihan Ekonomi di Asia Lebih Cepat, Apa Sebabnya?

Berita terkait

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

12 jam lalu

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

Sri Mulyani Indrawati dan Presiden ADB Masatsugu Asakawa membahas lebih lanjut program Mekanisme Transisi Energi (ETM) ADB untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

1 hari lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

Wisatawan Indonesia Paling Senang Belanja di Singapura

1 hari lalu

Wisatawan Indonesia Paling Senang Belanja di Singapura

Singapura telah menerima lebih dari 664 ribu pengunjung Indonesia. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 33,8 persen dibandingkan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

2 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

2 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

2 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

4 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

4 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

4 hari lalu

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

Jika penerimaan pajak terus anjlok di tengah melesatnya belanja negara, defisit APBN bisa membengkak.

Baca Selengkapnya