TEMPO.CO, Jakarta - Bank Pembangunan Asia (ADB) memperkirakan ekonomi negara berkembang Asia akan pulih lebih cepat tahun ini dari perkiraan sebelumnya dan pertumbuhan ekonomi mereka bisa membaik. Pasalnya, negara-negara tersebut melangkah di jalur pemulihan ekonomi yang berbeda.
Dalam hitungannya, ADB menyatakan produk domestik bruto kawasan itu akan naik 7,3 persen tahun ini. Angka tersebut lebih baik dari perkiraan 6,8 persen pada Desember dan perubahan haluan dari kontraksi 0,2 persen tahun lalu.
ADB juga melihat pertumbuhan Asia berkembang moderat menjadi 5,3 persen pada 2022. “Perekonomian di kawasan ini berada di jalur yang berbeda, dibentuk oleh tingkat wabah domestik, kecepatan peluncuran vaksin mereka, dan seberapa banyak mereka mendapat manfaat dari pemulihan global," kata Kepala Ekonom ADB Yasuyuki Sawada seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu, 28 April 2021.
Adapun ekspor yang kuat dan pemulihan konsumsi rumah tangga akan membantu ekonomi Cina untuk berkembang 8,1 persen tahun ini. Dengan begitu pemulihan ekonomi Cina bisa lebih cepat dari perkiraan 7,7 persen sebelumnya, dan sebesar 5,5 persen tahun depan.
Sedangkan India akan tumbuh 11 persen pada tahun fiskal 2021, yang berakhir pada Maret 2022. Meski begitu, lonjakan kasus virus corona baru-baru ini dapat membahayakan pemulihan ini.
ADB juga menurunkan proyeksi pertumbuhan Asia Tenggara menjadi 4,4 persen tahun ini di tengah penurunan proyeksi untuk Malaysia, Filipina dan Thailand. "Ancaman paling signifikan terhadap pandangan ini adalah evolusi yang tidak menguntungkan dari pandemi Covid," kata Sawada. Ia lalu mengutip gelombang baru virus serta efektivitas rencana vaksinasi nasional.