Bos Bursa Kripto Turki Kabur, Bawa Aset Investor Rp 29 Triliun
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Sabtu, 24 April 2021 09:53 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan ribu investor mata uang kripto di Turki khawatir dengan aset yang disimpannya setelah CEO Thodex Faruk Fatih Ozer dikabarkan kabur dan membawa aset senilai US$ 2 miliar. Nilai aset investor itu setara dengan Rp 29 triliun (asumsi kurs Rp 14.512 per dolar AS).
Pendiri salah satu bursa mata uang kripto terbesar di Turki itu dilaporkan menghilang dan meninggalkan negara tersebut. Dikutip dari Bloomberg, dalam pernyataan dari lokasi yang tak diketahui, Ozer berjanji untuk mengembalikan aset investor tersebut dan kembali ke Turki untuk menghadapi persidangan.
Hal itu terjadi usai pemerintah memblokir rekening perusahaan dan polisi menggerebek kantor pusat Thodex di Istanbul. Surat kabar Haberturk mengabarkan bahwa uang yang diinvestasikan oleh sekitar 390.000 investor aktif tersebut tidak dapat ditarik kembali.
Sementara pihak berwenang dan pelanggan mencoba mencari tahu detail dari apa yang terjadi, seorang pejabat senior di kantor Presiden Recep Tayyip Erdogan menyerukan regulasi ketat terhadap pasar crypto.
Regulasi ketat diterapkan sebagai respons atas berbagai penipuan dengan sejumlah platform perdagangan yang memperjualbelikan mata uang digital di negara itu. Penasihat ekonomi senior Erdogan Cemil Ertem mengatakan, pemerintah harus mengambil tindakan secepat mungkin untuk mengatasi masalah ini.
<!--more-->
“Ada skema piramida yang tengah dibangun. Turki niscaya akan melaksanakan peraturan yang sejalan dengan ekonominya, tetapi juga dengan mengikuti perkembangan global,” kata Ertem.
Thodex adalah salah satu contoh dari booming cryptocurrency yang telah menarik banyak orang Turki yang berusaha melindungi tabungan mereka dari inflasi yang merajalela dan mata uang yang tidak stabil. Seperti diketahui, inflasi Turki menyentuh mencapai 16,2 persen pada Maret 2021, lebih dari tiga kali lipat dari target bank sentral sebesar 5 persen.
Sementara itu, lira Turki telah melemah 10 persen terhadap dolar tahun ini, sekaligus pelemahan selama sembilan tahun berturut-turut. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sebelumnya, pada Rabu, 21 April 2021, menyatakan, pemerintah menghabiskan US$ 165 miliar cadangan devisa besar-besaran selama dua tahun terakhir.
Pernyataan itu membawa kekhawatiran ke pasar tentang berkurangnya cadangan devisa negara hingga minus berpengaruh terhadap lira dan simpanan dolar AS. Akibatnya, tak sedikit investor mencari sarana investasi alternatif.
Jumat lalu, volume perdagangan di pasar kripto Turki naik tiga kali lipat menjadi lebih dari US$ 1,2 miliar dari minggu sebelumnya. Hal tersebut ditunjukkan oleh data yang diterbitkan oleh coingecko.com, yang melacak data harga, volume dan nilai pasar di pasar crypto.
BISNIS
Baca: Tegaskan Tak Tertarik dengan Bitcoin, Lo Kheng Hong: Saham Is The Best Choice