Pembangunan Bukit Algoritma 'Silicon Valley' Diklaim Tak Gunakan APBN

Jumat, 16 April 2021 08:23 WIB

Lokasi proyek Bukit Algoritma yang digadang-gadang sebagai Sillicon Valley nya Indonesia di Cikidang, Sukabumi. Google Maps

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Pelaksana Kiniku Bintang Raya KSO Budiman Sudjatmiko mengklaim pembangunan Bukit Algoritma di Sukabumi, Jawa Barat, tak akan menggunakan uang negara. Kongsi PT Kiniku Bintang Raya dan PT Bintang Raya Loka Lestari sebagai penggagas kawasan pusat riset dan teknologi itu bersepakat mencari pemodal dari pelbagai negara.

“Kami tidak pakai dana APBN,” ujar Budiman saat ditemui di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Kamis, 15 April 2021.

Budiman menjelaskan Kiniku bertugas mencari investor untuk pembangunan infrastruktur kawasan dan mengisi tenan. Sedangkan Bintang Raya Loka Lestari sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata menyediakan lahan seluas 888 hektare di kawasan Cikidang. Lahan ini adalah bekas perkebunan sawit sebagian berstatus hak guna usaha (HGU) dan sebagian lainnya berstatus HGB.

Menurut Budiman Sudjatmiko, Kiniku berhasil menggaet komitmen investor dari salah satu negara di Amerika Utara. Ia tak berkenan mendetailkan nama perusahaan dan negaranya karena komitmen investasi ini bersifat non-disclosure agreement atau NDA.

Nilai investasi itu, kata Budiman, mencapai Rp 18 triliun. Modal ini akan digunakan untuk membangun Bukit Algoritma fase pertama yang meliputi pembangunan kawasan teknologi quantum dan kecerdasan buatan, nano teknologi, bioteknologi, semi-conductor, dan energy storage.

Advertising
Advertising

Kemudian investasi juga bakal dimanfaatkan untuk membangun infrastruktur, termasuk akses jalan, fasilitas air bersih, pembangkit listrik, gedung konvensi, hingga fasilitas-fasilitas umum lainnya. Kiniku Bintang Raya KSO telah menggandeng perusahaan BUMN, PT Amarta Karya (Persero), sebagai kontraktor utama pembangunan Bukit Algoritma.

“Jadi AMKA (Amarta Karya) hanya kontraktor saja. Duitnya kan dari kami. Yang bekerja mencari uangnya itu Kiniku,” tutur Budiman.

Selain investor dari Amerika Utara, Budiman mengklaim beberapa negara telah menyatakan minatnya. Salah satu negara di Asia bahkan disebut telah menyatakan niat menanamkan modal senilai 200 juta dolar untuk mengisi tenan di Bukit Algoritma. Negara di Eropa, kata Budiman, juga menyatakan keinginan berinvestasi di bidang energi baru terbarukan.

Baca Juga: 4 Fakta BUMN Amarta Karya di Proyek Bukit Algoritma Silicon Valley Sukabumi

Berita terkait

Usai Bendesa Adat Tersangka Pemerasan, Kejati Bali Buka Peluang Koordinasi dengan Majelis Desa Adat

16 jam lalu

Usai Bendesa Adat Tersangka Pemerasan, Kejati Bali Buka Peluang Koordinasi dengan Majelis Desa Adat

Kejati Bali membuka peluang berkoordinasi dengan Majelis Desa Adat Bali usai menetapkan Bendesa Adat Berawa sebatersangka pemerasan investor.

Baca Selengkapnya

Perjalanan Ubah Regulasi Masa Jabatan Kepala Desa di UU Desa, Setelah Unjuk Rasa Menjelang Pemilu 2024

2 hari lalu

Perjalanan Ubah Regulasi Masa Jabatan Kepala Desa di UU Desa, Setelah Unjuk Rasa Menjelang Pemilu 2024

Masa jabatan kepala desa akhirnya diperpanjang dari 6 tahun menjadi 8 tahun. Beleid gres itu tertuang dalam UU Desa yang diteken Jokowi.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

2 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

3 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

4 hari lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

4 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

4 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

4 hari lalu

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

Jika penerimaan pajak terus anjlok di tengah melesatnya belanja negara, defisit APBN bisa membengkak.

Baca Selengkapnya

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

5 hari lalu

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

Bisnis dari Holywings Group tidak hanya mencakup beach club terbesar di dunia (Atlas) dan di Asia (H Club), tapi juga klub dan bar

Baca Selengkapnya

Bahlil Prioritaskan Investor Lokal untuk Investasi di IKN: Asing Masuk Klaster Dua

6 hari lalu

Bahlil Prioritaskan Investor Lokal untuk Investasi di IKN: Asing Masuk Klaster Dua

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah memprioritaskan pengusaha dalam negeri untuk berinvestasi di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya