Indef: Proyek Bukit Algoritma Berpotensi Mangkrak Seperti Bandara Kertajati

Kamis, 15 April 2021 13:57 WIB

Penandatanganan kontrak Pekerjaan Pengembangan Rencana Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pengembangan Teknologi dan Industri 4.0 di Sukabumi yang diberi nama Bukit Algoritma antara BUMN Amarta Karya dengan Kiniku Bintang Raya. - amka.co.id

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Center of Innovation and Digital Economy Indef Nailul Huda menyebut proyek Bukit Algoritma di Sukabumi yang digadang-gadang sebagai Sillicon Valley ala Indonesia berpotensi mangkrak. Pasalnya, ia melihat ada berbagai permasalahan yang perlu diselesaikan terlebih dahulu ketimbang membangun infrasruktur anyar.

"Berbagai permasalahan mendasar harus diperbaiki terlebih dahulu karena sangat berpotensi sekali bukit algoritma mangkrak dan bisa seperti proyek lainnya yang pemanfaatannya tidak maksimal, seperti Bandara Kertajati yang hanya menjadi bengkel pesawat," ujar Huda dalam webinar, Kamis, 15 April 2021.

Persoalan pertama, ujar Huda, adalah masih sangat rendahnya ekosistem riset dan pengembangan di Indonesia. Berdasarkan data Unesco 2021, proporsi dana R&D terhadap PDB secara total masih berkisar 0,24 persen. Angka itu masih sangat tertinggal dari Singapura yang sudah 2,22 persen.

Di samping itu, Huda mengatakan produk berteknologi tinggi dari Indonesia masih sangat sedikit. Berdasarkan data Bank Dunia, ekspor produk manufaktur Indonesia cenderung turun trennya apabila mengukur sejak 2011.

Belum lagi, Nailul menyoroti inovasi Indonesia yang masuk peringkat empat terburuk se-Asean. Ia menyebut ICOR Indonesia pun berada di angka 6,7. "Modal yang masuk ke Indonesia semakin tidak efisien dalam menghasilkan pertumbuhan ekonomi dan ongkos inovasi semakin mahal," ujar dia.

Advertising
Advertising

Dengan demikian, ia mengatakan Indonesia merupakan negara dengan proporsi R&D terhadap PDB yang rendah, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang rendah juga.

<!--more-->

Masalah berikutnya, tutur Huda, adalah sumber daya manusia yang masih belum mencukupi untuk masuk ke dalam Industri 4.0. Hal tersebut tercitra dari jumlah peneliti Indonesia yang sangat rendah, yaitu 216 dari 1 juta penduduk. Akibatnya, paten Indonesia juga rendah dibandingkan negara Asean lainnya.

Huda juga menyoroti proporsi penduduk Indonesia yang ahli dalam pemrograman komputer. "Masih sangat rendah, hanya 3,5 persen dari penduduk muda dan dewasa," ujar dia. Angka tersebut hanya unggul dari Thailand dan Filipina. Belum lagi dengan adanya persoalan nilai PISA Indonesia yang masih tertinggal dibandngkan Malaysia, Singapura, dan Thailang.

Persoalan ketiga yang disoroti Huda adalah ketimpangan digital yang masih tinggi dalam hal keahlian dan penggunaan produk digital. Serta, masih banyaknya desa di luar Pulau Jawa yang kesulitan mendapatkan akses sinyal, terutama di Maluku dan Papua. "Ada 70 persen lebih desa yang belum mendapatkan sinyal seluler yang baik," ujar dia.

Dengan demikian, Huda menyimpulkan bahwa proyek Bukit Algoritma itu hanya program pembangunan fisik yang belum mengangjat konteks inovasi. Sebab, ekosistem inovasi di Indonesia masih sangat tendah. "Tidak ada linkage dan sebagainya, membuat ini hanya menjual properti," tuturnya.

Selain itu, Bukit Algoritma yang tidak mengedepankan sisi SDM bisa menyebabkan ketimpangan digital menjadi lebih lebar. Artinya ketimpangan digital kota desa bisa menjadi lebih besar pelebarannya.

"Jangan sampai bukit algoritma ini kalau dibangun sekarang dengan permasalahan yang ada hanya akan menjadi gimmick semata," tutur Huda.

BACA: Stafsus Erick Thohir: Amarta Karya Hanya Kontraktor di Proyek Bukit Algoritma

CAESAR AKBAR

Berita terkait

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

15 jam lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

6 hari lalu

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Meski tidak bersinggungan secara langsung dengan komoditas pangan Indonesia, namun konflik Iran-Israel bisa menggoncang logistik dunia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

7 hari lalu

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

Sri Mulyani melakukan pertemuan bilateral dengan Managing Director IFC Makhtar Diop di Washington DC, Amerika Serikat. Apa saja yang dibicarakan?

Baca Selengkapnya

Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

7 hari lalu

Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

Di tengah konflik Iran-Israel, pemerintah mesti memprioritaskan anggaran yang bisa membangkitkan sektor bisnis lebih produktif.

Baca Selengkapnya

PBB-Bank Dunia: Kerusakan Infrastruktur Gaza Diperkirakan Mencapai Rp 294 T

25 hari lalu

PBB-Bank Dunia: Kerusakan Infrastruktur Gaza Diperkirakan Mencapai Rp 294 T

Penilaian awal ini kemungkinan besar merupakan perkiraan yang terlalu rendah terhadap kerusakan, kerugian, dan kebutuhan nyata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Ukraina Bakal Bangkrut Jika Negara-negara Barat Tak Hapus Utang

27 hari lalu

Ukraina Bakal Bangkrut Jika Negara-negara Barat Tak Hapus Utang

Sumber di Bank Dunia memperingatkan Ukraina bisa terperosok dalam utang jika negara-negara Barat tak hapus atau restrukturisasi utang

Baca Selengkapnya

1 April Hari Bank Dunia: Begini Sejarah dan Tugasnya, Sri Mulyani Pernah Jadi Direktur World Bank

27 hari lalu

1 April Hari Bank Dunia: Begini Sejarah dan Tugasnya, Sri Mulyani Pernah Jadi Direktur World Bank

Hari Bank Dunia atau World Bank Day diperingati setiap 1 April. Hal ini karena pada tanggal tersebut, organisasi bank dunia atau World Bank didirikan

Baca Selengkapnya

Belum Ada Penerbangan Tambahan Jelang Lebaran, Kertajati Andalkan yang Ada

33 hari lalu

Belum Ada Penerbangan Tambahan Jelang Lebaran, Kertajati Andalkan yang Ada

Penerbangan baru di Kertajati disebut baru ada September nanti.

Baca Selengkapnya

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

34 hari lalu

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

Sri Mulyani bercerita pertemuan dia dengan Susi Pudjiastuti yang membujuknya pulang ke Indonesia menjadi Menteri Keuangan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Indef soal Dugaan Korupsi di LPEI: Padahal Ekspor Andalannya Pemerintahan Jokowi

38 hari lalu

Ekonom Indef soal Dugaan Korupsi di LPEI: Padahal Ekspor Andalannya Pemerintahan Jokowi

Ekonom Indef, Didin S. Damanhuri sangat prihatin atas dugaan korupsi yang terendus di lingkaran LPEI. Padahal, kata dia, ekspor adalah andalan pemerintahan Jokowi

Baca Selengkapnya