Bumi Resources Cicil Bayar Utang Tranche A Sebesar Rp 100,6 Miliar
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Senin, 12 April 2021 16:38 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan PT Bumi Resources Tbk. Dileep Srivastava menyebutkan pihaknya per hari ini telah memproses pembayaran utang triwulanan ketiga belas sebesar US$ 6,9 juta. Bila dirupiahkan, utang yang dibayarkan tersebut setara dengan Rp 100,6 miliar (kurs JISDOR 9 April 2021 sebesar Rp 14.580 per dolar AS).
Dileep menjelaskan, utang yang dibayarkan per hari ini adalah mewakili bunga pinjaman untuk Tranche A. Dengan begitu, perseroan sudah membayar US$ 341,7 juta utang tersebut. "Setara Rp 4,98 triliun secara tunai," ujarnya, seperti dikutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Senin, 12 April 2021. Ia menegaskan perseroan terus berkomitmen membayar utang.
Lebih jauh Dileep memaparkan, pembayaran tersebut terdiri atas pokok Tranche A sebesar US$ 195,8 juta dan bunga sebesar US$ 145,9 juta termasuk bunga akrual dan bunga yang belum dibayar (back interest).
Per awal Januari 2021 lalu, perusahaan dengan kode emiten BUMI tersebut telah memproses pembayaran keduabelas senilai US$ 3,2 juta yang mewakili bunga pinjaman untuk Tranche A. Adapun pembayaran berikutnya atas Tranche A akan jatuh tempo pada Juli 2021. Kupon PIK dari tanggal 11 April 2018 hingga 12 April 2021 atas Tranche B dan C juga sudah mulai dikapitalisasi.
Bumi Resources pada tahun ini menargetkan volume produksi dan penjualan di kisaran 85 juta-90 juta ton. Angka tersebut lebih tinggi daripada perolehan 2020, yaitu volume penjualan batu bara unaudited mencapai 81,5 juta ton, sedangkan volume produksi unaudited sebesar 81,1 juta ton.
<!--more-->
Selain menggenjot target operasional, BUMI juga akan fokus memperkaya bauran produk dengan meningkatkan produksi batu bara kalori tinggi dari tambang Arutmin sembari mengurangi beban untuk memperkuat margin.
Sebelumnya Dileep menyatakan optimistis pihaknya bisa membayar utang perusahaan pada tahun ini karena ada kenaikan harga batu bara. Pada akhir Maret lalu, ia menyebutkan pasar batu bara dalam tahap pemulihan setelah permintaan dan pasokan batu bara sangat terdampak negatif dari pandemi Covid-19 pada tahun lalu.
Hal ini terlihat dari peningkatan permintaan dan kenaikan harga batu bara yang sempat menyentuh level US$ 100 per ton dalam beberapa perdagangan terakhir.
Per Selasa, 23 Maret 2021, data Bloomberg mencatat harga batu bara Newcastle untuk kontrak April 2021 di bursa ICE parkir di level US$ 94,6 per ton atau turun 3,86 persen. Sepanjang tahun berjalan 2021, harga komoditas tersebut naik 16,57 persen.
BISNIS
Baca: Strategi Ekspor Batu Bara Bumi Resources dan Adaro Energy