Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, saat syuting sebuah program salah satu tv swasta di gedung KPK, Jakarta, Kamis, 18 Maret 2021. Edhy Prabowo tengah terjerat dugaan kasus menerima hadiah atau janji oleh penyelenggara negara terkait perizinan tambak, usaha dan atau pengelolaan perikanan atau komoditas perairan sejenis lainnya Tahun 2020. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta – Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, kembali menyatakan penolakannya terhadap ekspor benih bening lobster. Pernyataan itu ia ungkapkan dalam acara pemusnahan alat tangkap benih lobster di Pangandaran.
“Kalau disuruh ekspor bibit lobster, ya maaf takut dosa sama yang memberi hidup dan rezeki karena menyalahi filosofi kehidupan,” ujar Susi dalam tayangan video yang diunggah di media sosial pribadinya, @susipudjiastuti, Rabu, 7 April 2021.
Kementerian Kelautan dan Perikanan telah melakukan moratorium izin ekspor benih bening lobster. Keran ekspor benur disetop setelah terkuaknya kasus korupsi mantan Menteri KKP, Edhy Prabowo.
Susi menjelaskan, benih lobster rentan diambil dan dikirim secara ilegal ke luar negeri lantaran cara menangkap komoditas itu terbilang gampang. Untuk menangkapnya, nelayan cukup meletakkan kertas semen yang dibentuk seperti kipas dan diberi lampu. Metode ini disebut-sebut bisa mengundang benur untuk datang.
Akibat masifnya penangkapan benur, Susi berujar lobster di laut nyaris hilang sejak 2000. Ia baru mengetahui adanya praktik penangkapan benih losbter saat pertama kali menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan pada 2014.
Susi khawatir praktik ini akan membuat potensi sumber daya alam di laut rusak. Karenanya, Susi langsung mengeluarkan kebijakan untuk melarang ekspor benur. “Itulah kenapa saya berjuang dengan segala risikonya dibenci dan macam-macam,” tutur dia. <!--more--> Ia meyakini nelayan akan berpendapat sama tentang bahaya penangkapan dan penjualan ilegal benur. Susi menyebut keberlanjutan sektor perikanan sangat penting bagi Indonesia yang memiliki jumlah penduduk besar dengan pertumbuhan 1-2 persen per tahun. Hasil laut, kata Susi, bisa menjadi sumber protein bagi masyarakat yang paling mudah dan murah.
“Jadi kalau kita berharap banyak di laut, ya itu memang benar. Tapi laut sulit dipagar, dijaga, dikelola,” tuturnya.
Selain menolak penangkapan bibit lobster untuk kepentingan ekspor atau penjualan ilegal, Susi Pudjiastuti meminta nelayan tak memakai alat tangkap yang membahayakan untuk menjaring ikan.
Sebut Lobster Komoditas Unggul Indonesia, Trenggono Terimakasih ke Vietnam
2 hari lalu
Sebut Lobster Komoditas Unggul Indonesia, Trenggono Terimakasih ke Vietnam
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa setidaknya ada lima komoditas di sektor perikanan dan kelautan Tanah Air yang unggul. Ia menyebut lima komoditas itu di antaranya udang, rumput laut, tilapia, lobster, dan kepiting.
LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada
9 hari lalu
LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada
Kolaborasi LPIE dengan institusi pemerintahan membawa mitra binaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) LPEI untuk pertama kalinya menembus pasar ekspor ke Kanada.