YLKI Ungkap Kasus Tes GeNose Positif, tapi Negatif Saat Tes Ulang dengan PCR

Rabu, 31 Maret 2021 13:15 WIB

Petugas kesehatan memeriksa sampel tes cepat dengan alat GeNose C19 saat simulasi di Lobby Baru Terminal 1 Bandara Internasional Juanda di Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis 25 Maret 2021. Simulasi penggunaan GeNose C-19 yang di ikuti 150 orang karyawan Angkasa Pura I Kantor Cabang Bandara Juanda dan komunitas bandara tersebut digelar sebagai tahap persiapan operator bandara sebelum GeNose C-19 diterapkan secara terbatas di empat bandara mulai 1 April mendatang. ANTARA FOTO/Umarul Faruq

TEMPO.CO, Jakarta – Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia atau YLKI Tulus Abadi mengungkapkan pernah ada kasus positif palsu pada tes Covid-19 dengan GeNose yang dialami seorang penumpang kereta api jarak jauh. Kejadian tersebut berlangsung pada Februari lalu.

“Waktu itu Ketua Lembaga Konsumen Jawa Timur yang mengalami. Hasil GeNose-nya dinyatakan positif, tapi konsumen tidak percaya dan tes ulang dengan PCR, ternyata hasilnya negatif,” ujar Tulus saat dihubungi pada Rabu, 31 Maret 2021.

Tulus mengatakan peristiwa tersebut mirip dengan kasus-kasus yang terjadi pada hasil rapid test antibodi yang saat ini sudah tidak berlaku di simpul transportasi. Alat tersebut dinilai tidak memiliki tingkat akurasi yang mumpuni untuk mendeteksi virus corona dalam tubuh seseorang. “Memang tidak 100 persen tingkat akurasinya,” ujar dia.

Tulus mengimbau penumpang yang akan melakukan perjalanan untuk melakukan tes berlapis menggunakan alternatif pengecekan lain, seperti tes rapid antigen dan tes usap dengan metode PCR.

“Sebaiknya dites ulang agar lebih presisi. Bagaimana pun level akurasi tes GeNose masih di bawah tes antigen,” ujar Ketua YLKI tersebut.

Di samping itu, Tulus mengingatkan pemerintah untuk menyusun aturan yang lebih ketat pada pelaksanaan tes GeNose agar tidak menimbulkan mata rantai baru penularan virus corona. Sebab, pada 1 April nanti, pemerintah akan memperluas penggunaan GeNose di angkutan lainnya, seperti sektor udara.
<!--more-->
Epidemiolog dari Universitas Indonesia, Pandu Riono, mengatakan GeNose belum benar-benar teruji tingkat prediksinya dan akurasinya. Menurut dia, klaim akurasi alat pendeteksi yang mencapai 90 persen belum meyakinkan lantaran uji coba terhadap sampel dianggap belum terlampau optimal. Hal ini mengacu pada angka masyarakat terinfeksi virus corona di Indonesia.

“Angka orang yang terinfeksi di Indonesia masih rendah, mungkin hanya 5 persen. Bagaimana mendeteksi orang membawa virus dari 5 persen itu,” tutur Pandu.

Pandu khawatir alat pendeteksi GeNose akan memberikan hasil negatif palsu yang berpengaruh terhadap psikologi masyarakat. Dengan klaim akurasi 90 persen itu, kata dia, sebagian masyarakat yang terdeteksi negatif Covid-19 bisa saja melepas masker dan tidak menerapkan protokol kesehatan.

“Jadi kalau Kementerian Kesehatan memberikan izin (GeNose) pakai sementara 1 tahun, seharusnya itu untuk riset, untuk perbaiki prosedur, bukan untuk buka layanan,” tutur Pandu.

Ketua Tim Pengembang GeNose, Kuwat Triyana, menjelaskan GeNose mampu mendeteksi seseorang yang baru dua hari terpapar virus Covid-19, sedangkan tes PCR atau rapid antigen belum mampu mendeteksi pada periode yang sama.

"Kalau orang itu terpapar baru 2 hari, Insya Allah sudah ke-detect, tapi kalau kita menggunakan PCR maupun antigen itu belum ke-detect," katanya seperti dikutip Bisnis, 31 Januari lalu.

Kalau hasil GeNose seseorang positif tapi hasil test PCR negatif, ujar Kuwat, belum tentu mereka benar-benar negatif atau terbebas dari Covid-19. Dengan begitu, bila ingin memastikan apakah seseorang terjangkit atau tidak, mereka disarankan melakukan tes PCR pada hari keempat atau kelima setelah terpapar atau bukan pada hari yang sama dengan tes GeNose.

FRANCISCA CHRISTY ROSANA | BISNIS

Baca juga: Satgas Covid-19 Ubah Aturan Perjalanan: Opsi GeNose, PCR ke Bali Berlaku 2 Hari

Berita terkait

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

20 jam lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Bea Masuk Barang Impor Disoal, YLKI juga Mendapat Aduan

2 hari lalu

Bea Masuk Barang Impor Disoal, YLKI juga Mendapat Aduan

Bea Cukai sedang disorot karena kasus bea masuk impor yang mahal. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengungkapkan ada sejumlah aduan serupa.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

3 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: YLKI Minta Pinjol Ilegal Diberantas, Menteri Budi Arie Sebut Judi Online Hantu

4 hari lalu

Terpopuler: YLKI Minta Pinjol Ilegal Diberantas, Menteri Budi Arie Sebut Judi Online Hantu

Berita terpopuler Tempo: YLKI menuntut pemberantasan Pinjol ilegal, Menkominfo Budi Arie sebut judi online seperti hantu.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: YLKI Minta Akar Pinjol Ilegal Diberantas, Menteri Budi Arie Sebut Judi Online Hantu

4 hari lalu

Terpopuler: YLKI Minta Akar Pinjol Ilegal Diberantas, Menteri Budi Arie Sebut Judi Online Hantu

Berita terpopuler Tempo: YLKI menuntut pemberantasan Pinjol ilegal, Menkominfo Budi Arie sebut judi online seperti hantu.

Baca Selengkapnya

YLKI Kirim Surat ke Satgas Pasti, Minta Pemberantasan Pinjol Sampai ke Akarnya

5 hari lalu

YLKI Kirim Surat ke Satgas Pasti, Minta Pemberantasan Pinjol Sampai ke Akarnya

Kabid Pengaduan YLKI Rio Priambodo mengungkapkan, lembaganya telah mengirim surat kepada Satgas Pasti terkait aduan konsumen Pinjol ilegal.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

5 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

6 hari lalu

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

Satgas Pasti menemukan 537 entitas pinjol ilegal di sejumlah situs dan aplikasi sepanjang Februari hingga Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

9 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

9 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya