Asosiasi Beberkan Sebab Harga Daging Kerbau RI Lebih Mahal dari Malaysia
Reporter
Fajar Pebrianto
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Selasa, 30 Maret 2021 14:38 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Industri Pengolahan Daging Indonesia, Ishana Mahisa, membeberkan sejumlah masalah bisnis daging kerbau di Tanah Air. Salah satunya, harga daging kerbau asal India di Indonesia yang lebih mahal Rp 20 ribu per kilogram dibandingkan negara tetangga Malaysia.
Menurut dia, kondisi ini terjadi karena ada perbedaan kebijakan antara pemerintah di kedua negara. "Pemerintah Malaysia sangat concern dengan rakyatnya," kata Ishana dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa, 29 Maret 2021.
Sebenarnya, isu ini sudah pernah muncul pada 2017. Saat itu, Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti yang menyampaikan harga daging kerbau India di Malaysia lebih murah dari Indonesia. Kondisi ini terjadi karena perbedaan biaya pajak dan gudang pendingin.
Sementara tahun ini, Indonesia masih akan tetap mengimpor daging kerbau dari India. Terakhir pada 3 Februari 2021, Dirut Perum Bulog Budi Waseso menyebut pihaknya sudah dapat penugasan untuk mengimpor 80 ribu ton daging kerbau India.
<!--more-->
Ishana menambahkan, pada Oktober 2020, kata dia, harga daging kerbau masih di angka Rp 52 ribu per kg. Tapi pada 29 Maret 2021, harganya sudah menyentuh Rp 68 ribu per kg. "Ini harus dicari solusi bersama jangan sampai masyarakat terbebani menjelang lebaran," kata dia.
Ishana kemudian membandingkannya dengan Malaysia. Ia mendapatkan informasi dari Kilang Pemproses Daging di Selangor, Malaysia. Di sana, harga daging kerbau jenis slice atau trimming dibanderol seharga Rp 41 ribu.
Menurut Ishana, harga di Malaysia bisa lebih rendah dari Indonesia meski daging kerbau di India sudah mengalami inflasi sejak 2016. Salah satu penyebabnya, kata Ishana, adalah karena Malaysia tidak mengenakan pajak untuk impor daging demi mengejar keterjangkauan harga, protein, dan bahan baku industri.
Sedangkan di Indonesia, kata dia, pemerintah belum secara maksimal menerapkan praktek Good Corporate Gorvernance kebijakan pemasukan daging. Inflasi harga daging India keperluan industri dalam kurun waktu 5 bulan sudah naik 27 persen dan tidak ada satupun institusi yang bisa menahan.
Baca: Alasan Daging Tetap Impor Meski Populasi Sapi Banyak Menurut Kadin