Cerita Budi Waseso: Stok Aman hingga Klaim Tak Ada Impor Beras 3 Tahun
Reporter
Fajar Pebrianto
Editor
Martha Warta Silaban
Jumat, 26 Maret 2021 08:38 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menyampaikan sejumlah komentar seputar perkembangan impor 1 juta ton beras. Mulai dari stok yang sama, MoU Indonesia dan Thailand sampai sisa impor beras 2018 yang masih tersedia di gudang mereka.
Tempo merangkum sejumlah komentar Budi atau yang kerap disapa Buwas ini. Berikut di antaranya:
1. Stok Sampai Mei 2021 Aman
Dalam diskusi virtual dengan Relawan Perjuangan Demokrasi, Buwas memastikan stok beras nasional sampai Mei 2021 masih aman. Informasi ini persis dengan yang disampaikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo ke DPR pada 18 Maret 2021.
"Hari ini, Cadangan Beras Pemerintah (CBP) kita itu ada 902.000 ton, kurang lebih. Kalau secara keseluruhannya yang dikuasai Bulog itu mencapai 923.000 ton beras per hari ini," kata dia pada Kamis, 25 Maret 2021.
Buwas pun berkomentar soal rencana impor 1 juta ton beras yang sudah disampaikan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto sampai Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi. Meski demikian, Buwas sadar Bulog hanya bertugas menerima penugasan pemerintah, bukan pengambil kebijakan.
"Belum apa-apa kita sudah menyatakan impor, apalagi yang mendasar yaitu beras. Apalagi ini masa panen. Yang ngomong soal impor kan bukan saya karena saya bukan pengambil kebijakan, bukan pengambil keputusan," dia.
2. MoU Indonesia-Thailand
Di tengah rencana impor 1 juta ton beras, pada 11 Maret 2021, Indonesia dan Thailand dikabarkan akan menandatangani Mou pengadaan beras. MoU ini akan diteken akhir Maret 2021. Tapi belum diketahui pasti, apakah MoU ini memang berwujud impor 1 juta ton beras atau tidak.
Terkait hal ini, Buwas mengatakan perusahaannya tidak berwenang atas kerja sama kedua negara tersebut. "Bukan urusannya Bulog,” kata dia dalam acara yang sama.
Meski demikian, MoU ini bersifat perpanjangan dan bukan hal baru. Wakil Menteri Perdagangan 2011-2014 Bayu Krisnamurthi menyebut MoU ini bertujuan untuk jaminan pasokan bila sewaktu-waktu Indonesia butuh impor.
“Ini bukan kali pertama dan sebelumnya juga ada MoU dengan Vietnam dan Thailand. Usianya lebih dari 10 tahun. Perpanjangan pun bersifat lumrah,” kata Bayu pada Bisnis Indonesia, Kamis, 11 Maret 2021.<!--more-->
3. Sisa Stok Impor 2018
Pada 2018, Bulog sempat mengimpor beras sebanyak 1,7 juta ton. Sampai hari ini, ternyata belum semuanya habis. Menurut Buwas, masih ada sisa 300 ribu ton lagi yang belum disalurkan.
Dalam beberapa kali rapat koordinasi terbatas bersama pemerintah, Buwas mengungkapkan tidak ada keputusan pemerintah terkait sisa beras ini. Padahal, Bulog tidak memiliki gudang dengan infrastruktur yang menunjang untuk menyimpan stok beras sampai bertahun-tahun.
Walhasil, selama tiga tahun di gudang, sebanyak 106 ribu ton dari sisa beras impor berpotensi mengalami penurunan mutu. Kalaupun mau menyalurkan, Bulog harus dapat penugasan dari pemerintah.
4. Bunga Utang Rp 282 Miliar
Di sisi lain, Buwas mengungkapkan perusahaan menghadapi masalah pembayaran utang dari pengadaan impor beras. Untuk mendatangkan beras impor tersebut, Bulog harus meminjam dana kepada bank BUMN.
Buwas pun bercerita bahwa perusahaannya mesti membayar bunga utang senilai Rp 282 miliar per bulan. “Kami enggak tahu pasti untuk apa CBP (Cadangan Beras Pemerintah) ini. Ini yang bermasalah,” ujarnya.
5. Klaim Tak Ada Impor 3 Tahun
Dalam acara yang sama, Buwas juga mengklaim perusahaannya tidak lagi mengimpor beras sejak ia didapuk sebagai bos pada 2018. Ia mengklaim Bulog terus menyerap gabah dan beras dari petani dalam negeri untuk menjaga stok konsumsi masyarakat.
“Tiga tahun selama saya menjadi chief Bulog tidak ada lagi impor, khususnya beras. Kami buktikan bahwa produksi dalam negeri cukup,” kata dia.
Walau demikian, Bulog tetap akan mengimpor 1 juta ton beras seperti yang sudah direncanakan pemerintah. Nantinya, Kementerian Perdagangan akan menerbitkan Surat Persetujuan Impor (SPI) untuk Bulog.
Informasi yang diterima Tempo dari Kemendag pada 16 Maret 2021, SPI ini belum terbit. Sebab, impor beras memang dipastikan tidak akan terjadi di tengah panen raya yang kini sedang berlangsung di sejumlah daerah.