Bos OJK Sebut Kebutuhan Modal Kerja dari 116 Debitur Besar Menurun

Kamis, 25 Maret 2021 19:06 WIB

Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso, saat meresmikan pencanangan program pendirian LKD dan menyaksikan penandatanganan Perjanjian Kerja Bersama, OJK dan Kemendes di Gedung Grahadi Surabaya, Rabu (21/10).

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menyebutkan pertumbuhan kredit masih terbilang rendah pada awal tahun ini.

Khususnya di bulan Februari 2021, pertumbuhan kredit minus 2,15 persen secara year on year (yoy). Angka tersebut lebih rendah ketimbang pertumbuhan kredit pada bulan sebelumnya yang minus 1,92 persen.

Wimboh menjelaskan, pertumbuhan kredit yang masih rendah itu karena penurunan baki debet dari sejumlah debitur besar. OJK mencatat, sejak Maret 2020 hingga Februari 2021, dari kelompok 200 debitur terbesar terdapat 116 debitur yang mengalami penurunan baki debet. Angka penurunan baki debet itu rata-rata sebesar minus 17,5 persen.

Sedangkan berdasarkan kelompok 10 debitur dengan penurunan terbesar, menurut dia, total penurunan baki debet sebesar Rp 107,2 triliun atau menurun 39 persen. "Ini kenapa turun? Kami track ada 200 debitur besar balance kreditnya turun karena memang modal kerjanya tidak memerlukan sebesar sebelum Covid-19," ucapnya.

Namun ia tetap optimistis, kredit bakal kembali tumbuh seiring dengan kebutuhan modal kerja yang lebih besar. "Tapi ini tidak masalah. Nanti kalau demand naik, akan butuh modal kerja lebih banyak," ucap Wimboh dalam webinar Temu Stakeholder Untuk Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional, Kamis, 25 Maret 2021.

Advertising
Advertising

<!--more-->

Wimboh juga memberikan catatan bahwa pertumbuhan kredit mulai terlihat positif pada kelompok BUMN dan BPD masing-masing 1,45 persen dan 5,68 persen di Januari 2021. Tren pertumbuhan berlanjut di bulan berikutnya masing-masing 1,5 persen dan 5,75 persen.

Adapun kredit di Bank Umum Swasta Nasional masih terkontraksi dengan minus 5 persen, dari posisi Januari 2021 minus 4,5 persen. Demikian pula, Bank Asing yang minus 25 persen.

Oleh karena itu, OJK memberikan perhatian terhadap kedua kelompok bank tersebut. "Akan kami lihat secara detail, bahkan debitur per debitur tentunya," tuturnya

Berdasarkan jenis penggunaan, OJK melihat pertumbuhan kredit secara tahunan masih terkontraksi. Namun secara bulanan, seluruh jenis penggunaan telah mengalami pertumbuhan dengan kenaikan terbesar pada kredit modal kerja sebesar 0,73 persen.

BISNIS

Baca: OJK: Kondisi IHSG Cukup Baik Dibandingkan Malaysia Filipina

Berita terkait

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

50 menit lalu

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendorong lembaga keuangan penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk memprioritaskan kalangan difabel.

Baca Selengkapnya

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

8 jam lalu

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

PT Bank Tabungan Negara (Persero) atau BTN patuh dan taat hukum yang berlaku di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

12 jam lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Pinjol Ilegal Makin Marak, Satgas Pasti Beberkan Tiga Pemicunya

12 jam lalu

Pinjol Ilegal Makin Marak, Satgas Pasti Beberkan Tiga Pemicunya

Satgas Pasti khawatir layanan pinjaman dana online atau pinjol baik yang resmi ataupun ilegal berkembang dan digemari masyarakat. Kenapa?

Baca Selengkapnya

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

1 hari lalu

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

PT Bank OCBC NISP Tbk. mencetak laba bersih yang naik 13 persen secara tahunan (year on year/YoY) menjadi sebesar Rp 1,17 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

1 hari lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

2 hari lalu

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan keterlibatan Kementerian BUMN dalam proyek percepatan swasembada gula dan bioetanol.

Baca Selengkapnya

Kembangkan Pendanaan UKM, OJK Dorong Pemanfaatan Securities Crowdfunding

2 hari lalu

Kembangkan Pendanaan UKM, OJK Dorong Pemanfaatan Securities Crowdfunding

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) antara lain dengan memanfaatkan securities crowdfunding.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

2 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Judi Online per April 2024, Polisi Sebut Ada 729 Kasus dan 1.158 Tersangka

2 hari lalu

Judi Online per April 2024, Polisi Sebut Ada 729 Kasus dan 1.158 Tersangka

Pada 2023 terdapat 1.196 kasus judi online dengan jumlah tersangka 1.967, sedangkan di 2024 per April terdapat 792 kasus dan 1.158 tersangka.

Baca Selengkapnya