Chatib Basri Cerita Rasio Utang terhadap PDB 120 Persen di 1999 Bisa Terkendali
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Kamis, 25 Maret 2021 15:26 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Bekas Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan Indonesia tidak perlu khawatir dengan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dipatok mencapai 5,7 persen. Sebab, anggaran tersebut diperlukan untuk mendorong perekonomian.
Bahkan, ia mengatakan apabila tahun depan investasi swasta dan ekspor belum pulih, pemerintah perlu mempertahankan defisit tersebut tetap tinggi.
Meski begitu, ia juga memperhatikan soal utang akibat defisit tersebut. "Kalau ada kekhawatiran utang, saya juga khawatir. Saya termasuk orang yang sangat tahu mengenai pentingnya disiplin fiskal," ujar Chatib dalam webinar, Kamis, 25 Maret 2021.
Tapi Chatib kemudian mengingatkan bahwa sejarah menunjukkan pemerintah telah berpengalaman berhasil menekan rasio utangnya. "Jangan lupa pada 1999 kita punya rasio utang terhadap PDB itu 120 persen," ucapnya.
Meski mengalami rasio utang terhadap PDB sebesar 120 persen pada 1999, Chatib mengatakan ketika aturan fiskal diimplementasikan pada 2014, rasio utang terhadap PDB Indonesia kembali menipis ke 23 persen. "Artinya kita bisa me-manage utang itu. Nanti kalau situasi kembali normal."
<!--more-->
Di sisi lain, Chatib justru menyoroti defisit anggaran yang tahun 2020 lalu tidak bisa mencapai target. Mulanya, kata dia, defisit APBN direncanakan 6,3 persen, namun realisasinya hanya 6 persen.
"Uangnya sudah ditarik tidak bisa dibelanjakan. Masalah kita justru menurut saya adalah dari sisi spending. Kita bisa kejar enggak," kata Chatib.
Pada tahun ini pun, Chatib memperkirakan defisit APBN kembali lebih rendah dari target 5,7 persen. Mengingat, belakangan ini harga batubara dan minyak sawit mentah meningkat dan berimbas kepada penerimaan pajak.
"Menurut saya, tema untuk kebijakan fiskal di seluruh dunia adalah do whatever it takes. Amerika punya defisit 15 persen, Singapura dan Australia lebih dari 10 persen, ini saya justru melihat Indonesia tidak perlu khawatir dengan defisit saat ini karena kita perlu untuk mendorong ekonomi," ujar Chatib Basri.
Baca: Chatib Basri soal Zombie Company: Mal Dibuka tapi Pengunjung di Bawah 50 Persen