Sri Mulyani: Ekosistem Logistik Akan Diberlakukan di Semua Pelabuhan dan Bandara
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Kamis, 18 Maret 2021 15:26 WIB
TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan ekosistem logistik nasional atau NLE akan dibangun di semua pelabuhan dan bandara di seluruh Indonesia. Ekosistem logistik diyakini bisa menjadi bagian dari pendorong pemulihan ekonomi.
“NLE akan diberlakukan di semua port dan airport, ini berarti akan ekspansi sehingga efisiensi (logistik) nasional muncul,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers yang digelar secara virtual, Kamis, 18 Maret 2021.
Sri Mulyani bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan resmi meluncurkan Batam Logistic Ecosystem atau BLE sebagai proyek peroncontohan NLE. NLE merupakan platform yang menyelaraskan lalu-lintas barang dengan dokumen internasional mulai kedatangan sarana pengangkut hingga barang tiba di gudang tujuan.
Menurut Sri Mulyani, terbentuknya ekosistem logistik akan meningkatkan daya saing Batam dan mendongkrak perekonomian daerah yang selama ini belum optimal. Sebab selama lima tahun berturut-turut, pertumbuhan ekonomi Batam berada di bawah rata-rata nasional. Padahal, tutur mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu, Batam memiliki potensi yang besar.
Dengan ekosistem logistik, ia berharap pemerintah bisa memberi kepastian usaha bagi investor yang akan masuk ke Batam. Di samping itu, pembentukan ekosistem logistik di tengah pandemi yang membuat kinerja ekspor dan impor melemah, menurut Sri Mulyani, adalah langkah yang tepat. Ekosistem ini bakal mengurangi rantai regulasi dan melakukan inefisiensi terhadap proses izin usaha seperti yang diatur dalam Undang-undang Cipta Kerja.
<!--more-->
Adapun Luhut menerangkan saat ini biaya logistik Indonesia tergolong masih tinggi, yakni mencapai 23,5 persen dari total produk domestik bruto atau PDB. Sedangkan biaya logistik negara tetangga, yaitu Singapura, jauh lebih rendah, yakni hanya 13 persen dari total PDB-nya.
Selisih yang lebar pada biaya logistik membuat investor berpikir dua kali untuk menanam modal di Indonesia. “Kalau negara lain bisa efisien, kenapa kita enggak efisien?” tutur Luhut. Seumpama biaya logistik bisa ditekan, Indonesia diyakini bisa menghadapi hambatan perdagangan internasional.
Pembenahan dari sisi logistik juga akan meningkatkan koordiansi antar-kementerian dan lembaga serta pemerintah daerah dan dunia usaha yang selama ini belum efisien. “Dalam situasi ini kita perlu membenahi diri sehingga waktu pulih, dia (ekosistem logistik) bisa memberikan layanan yang jauh lebih baik,” tutur Sri Mulyani.
BACA: Sri Mulyani Khawatir Penyalahgunaan Transaksi Digital, Misalkan...
FRANCISCA CHRISTY ROSANA