Sri Mulyani Rotasi Jabatan Orang Terkaya di Indonesia

Jumat, 12 Maret 2021 12:27 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani menjadi pembina upacara pada peringatan ke-73 Hari Oeang di kompleks Kementerian Keuangan, Rabu, 30 Oktober 2019. TEMPO/Francisca Christy Rosana

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati merombak jabatan eselon I Kementerian Keuangan. Salah satu jabatan yang dirotasi, yaitu Direktur Jenderal Kekayaan Negara Isa Rachmatarwata.

"Saya terima kasih ke Pak Isa dan sudah terlanjur terkenal sebagai 'orang terkaya' di Indonesia. Hari ini terpaksa statusnya berganti oleh pak Rio (Rionald Silaban) yang sebagai orang terkaya di Indonesia," kata Sri Mulyani saat pelantikan yang disiarkan secara virtual, Jumat, 12 Maret 2021.

Dia mengatakan selama Isa menjabat terkenal sebagai orang terkaya di Indonesia, karena tugasnya mengelola kekayaan negara. Hari ini, Isa dilantik sebagai Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu.

Jabatan Isa sebelumnya sebagai Dirjen Kekayaan Negara, saat ini diisi oleh Rionald Silaban. Rionald sebelumnya merupakan Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan.

Baca Juga: Dari Dirjen Bea Cukai Jadi Sekjen Kemenkeu, Ini Profil Heru Pambudi

Advertising
Advertising

Adapun pada kesempatan itu, Sri Mulyani mengatakan tugas sebagai Direktur Jenderal Kekayaan Negara sangatlah berat, karena harus menjadikan barang milik negara dan sumber kekayaan negara lainnya menjadi aset yang mampu memberikan nilai tambah bagi perekonomian.

"Tidak sekedar sebagai administrator tetapi sebagai aset manajer. Prinsip untuk memanfaatkan the highest and the best use and value dalam pemanfaatan BMN harus terus diterapkan secara sistematis," ujarnya.

Salah satu indikator suatu peradaban dan perekonomian negara maju, kata dia, adalah asetnya mampu bekerja keras dan efektif berkontribusi bagi penerimaan negara.

"Saya selalu berujar tingkat peradaban perekonomian suatu negara akan terlihat bagaimana aset bisa bekerja keras, dimanfaatkan secara efektif, tidak menjadi aset-aset yang idle," kata dia.

Sebelumnya Direktorat Jenderal Kekayaan Negara mengelola aset negara yang nilainya mencapai Rp 10.467,5 triliun. Nilai itu berdasarkan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) 2019.

Jika dirincikan, aset negara ini terdiri dari aset lancar Rp 491,86 triliun, investasi jangka panjang Rp 3.001,2 triliun, aset tetap Rp 5.949,59 triliun, piutang jangka panjang (netto) Rp 56,88 triliun, dan aset lainnya Rp 967,98 triliun.

Berita terkait

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

12 jam lalu

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

Sri Mulyani Indrawati dan Presiden ADB Masatsugu Asakawa membahas lebih lanjut program Mekanisme Transisi Energi (ETM) ADB untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

1 hari lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

2 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

2 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

2 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

4 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

4 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

4 hari lalu

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sedang menjadi sorotan publik karena sejumlah kasus dan disebut tukang palak. Berapa pendapatan pegawai Bea Cukai?

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

5 hari lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya