Setahun Pandemi, Berikut Ragam Akrobat Pemerintah untuk Selamatkan Ekonomi Bawah

Kamis, 4 Maret 2021 13:02 WIB

Aktivitas warga di bantaran Kali Ciliwung, Bukit Duri, Jakarta, Rabu, 9 September 2020. Aktivitas ekonomi di era pandemi Covid-19 hampir tersendat seiring dengan banyaknya penutupan usaha yang berbuntut pada pemutusan hubungan kerja. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Muhammad Olga tak menyangka anak pertamanya lahir ketika pandemi masih menyelimuti Tanah Air. Anak laki-laki dari pria asal Tangerang itu lahir sehari sebelum peringatan setahun pandemi Corona masuk ke Indonesia. Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus pertama Covid-19 di Indonesia pada 2 Maret 2020.

Lahirnya anak pertama itu membuat keluarga Olga mesti semakin mengencangkan ikat pinggang. Musababnya, selama pagebluk ini, pendapatan keluarganya pun merosot hingga sekitar 50 persen. "Harus semakin ngerem yang enggak penting," ujar pria 29 tahun itu kepada Tempo, Rabu, 3 Maret 2021.

Di masa pandemi ini, ia mengatakan istrinya yang berprofesi sebagai guru itu mesti mengalami pemangkasan gaji hingga hampir separuhnya. Pesanan dokumentasi acara pernikahan yang biasa menjadi sumber pemasukan tambahannya pun sepi lantaran adanya pembatasan kegiatan masyarakat.

Di sisi lain, pengeluaran pria yang sehari-hari bekerja sebagai karyawan swasta ini justru bertambah. Sebelum anaknya lahir, Olga saban bulan harus keluar duit untuk pemeriksaan kandungan. Menjelang kelahiran anaknya, pemeriksaan itu semakin intens. Belum lagi kebutuhan vitamin dan kalsium untuk anak dan istrinya.

Ia pun sempat harus merogoh kocek lebih dalam tatkala istrinya dinyatakan positif Covid-19 dan harus dirawat. Dalam situasi tersebut, ia mengatakan salah satu bantalan keuangan keluarganya adalah bantuan subsidi upah yang dikirim pemerintah selama empat bulan pada akhir 2020.

Advertising
Advertising

Selama setahun Covid-19 merebak di Indonesia, memang tak hanya kesehatan tubuh masyarakat yang terancam, ketahanan ekonomi dari banyak penduduk terimbas. Badan Pusat Statistik mencatat Pada Agustus 2020 sebanyak 29,12 juta penduduk usia kerja terdampak Covid-19.

Rinciannya, 2,56 juta penduduk menjadi pengangguran; 0,76 juta penduduk menjadi bukan angkatan kerja; 1,77 juta penduduk sementara tidak bekerja; dan 24,03 juta penduduk bekerja dengan pengurangan jam kerja.

Pada periode yang sama, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) tercatat sebesar 7,07 persen, naik 1,84 persen dibanding setahun sebelumnya. Sementara persentase pekerja setengah menganggur tercatat sebesar 10,19 persen, naik 3,77 persen dari setahun sebelumnya.

Berita terkait

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

5 jam lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

19 jam lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

1 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

2 hari lalu

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

Berikut ini daftar negara termiskin di dunia pada 2024 berdasarkan PDB per kapita, semuanya berada di benua Afrika.

Baca Selengkapnya

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

2 hari lalu

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

Wali Kota Medan Bobby Nasution boleh dibilang banjir penghargaan. Menantu Jokowi ini dapat penghargaan Satyalancana baru-baru ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

2 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

2 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

2 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

2 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

2 hari lalu

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penyaluran bantuan sosial atau Bansos selama Januari-Maret 2024 mencapai Rp 43 triliun.

Baca Selengkapnya