Setahun Pandemi, Berikut Ragam Akrobat Pemerintah untuk Selamatkan Ekonomi Bawah

Kamis, 4 Maret 2021 13:02 WIB

Aktivitas warga di bantaran Kali Ciliwung, Bukit Duri, Jakarta, Rabu, 9 September 2020. Aktivitas ekonomi di era pandemi Covid-19 hampir tersendat seiring dengan banyaknya penutupan usaha yang berbuntut pada pemutusan hubungan kerja. TEMPO/Subekti.

satu-satunya komponen PDB pengeluaran yang tumbuh positif pada tahun lalu adalah konsumsi pemerintah yang tumbuh 1,94 persen dibanding 2019. Belanja pemerintah memang, diakui sejumlah pihak, menjadi satu-satunya tumpuan perekonomian pada tahun lalu.

Secara khusus, pemerintah mengalokasikan Rp 695,2 triliun untuk program pemulihan ekonomi nasional. Namun, ternyata hanya Rp 579,78 triliun atau 83,4 persen dari pagu anggaran tersebut yang bisa diserap hingga akhir 2020.

Dana PEN tersebut paling banyak digelontorkan untuk bidang perlindungan sosial yaitu sebanyak Rp 220,39 triliun. Beberapa program yang dijalankan antara lain program keluarga harapan, program sembako, bansos tunai, Kartu Prakerja, BLT dana desa, bantuan presiden produktif untuk pengusaha mikro, bantuan subsidi gaji, hingga diskon listrik.

Di samping perlindungan sosial, dana tersebut juga dibelanjakan untuk bidang kesehatan Rp 63,51 triliun, bidang sektoral kementerian/lembaga dan pemerintah daerah realisasinya Rp 66,59 triliun, bidang dukungan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Rp 112,44 triliun, bidang pembiayaan korporasi Rp 60,73 triliun, serta untuk insentif usaha Rp 56,12 triliun.

Meskipun tak menghindarkan Indonesia masuk ke lembah resesi, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan program PEN mencegah kondisi masyarakat semakin memburuk.

“Apabila pemerintah tidak melakukan bansos (bantuan sosial), menurut estimasi Bank Dunia kenaikan kemiskinan mencapai 11,8 persen,” kata Sri Mulyani, dilansir dari Bisnis, Selasa, 23 Februari 2021.

Menurut dia, bantuan sosial membantu sampai 30 persen warga termiskin. Apabila tidak diperhatikan, konsumsi rumah tangga bisa turun mencapai 7 persen. Walau demikian, ia mengatakan turunnya konsumsi masyarakat tidak melulu karena daya belinya merosot.

Berdasarkan data pemerintah, masyarakat kelas menengah atas dengan jumlah tabungan di atas Rp 5 miliar cenderung menabung lebih banyak dibanding kelas menengah bawah selama pandemi ini. Sri Mulyani mengatakan mereka menahan belanja bukan karena pendapatan yang menurun, tapi lantaran tidak bisa melakukan aktivitas.

Berita terkait

Bea Cukai Masih Kebanjiran Kecaman, Sri Mulyani Kembali Gelar Rapat Pimpinan

1 jam lalu

Bea Cukai Masih Kebanjiran Kecaman, Sri Mulyani Kembali Gelar Rapat Pimpinan

Menteri Keuangan Sri Mulyani menggelar rapat dengan pimpinan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai terkait maraknya kritik terhadap lembaga tersebut.

Baca Selengkapnya

Hari Ketiga di Sultra, Jokowi akan Resmikan Bendungan hingga Bagikan Bansos

2 jam lalu

Hari Ketiga di Sultra, Jokowi akan Resmikan Bendungan hingga Bagikan Bansos

Ini agenda kunjungan kerja hari terakhir Jokowi di Provinsi Sulawesi Tenggara.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Rapat dengan Anak Buahnya, Bahas Perbaikan Institusi Bea Cukai

2 jam lalu

Sri Mulyani Rapat dengan Anak Buahnya, Bahas Perbaikan Institusi Bea Cukai

Menkeu Sri Mulyani Indrawati menggelar rapat bersama pejabat eselon I Kemenkeu dan para pimpinan Bea Cukai pada Senin siang, 13 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

7 jam lalu

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

Seorang jurnalis warga yang dipenjara selama empat tahun setelah dia mendokumentasikan fase awal wabah virus COVID-19 dari Wuhan pada 2020.

Baca Selengkapnya

Hasto PDIP Bilang 8 Nama Besar Cagub Pilkada Jakarta Sudah di Kantong Mega

17 jam lalu

Hasto PDIP Bilang 8 Nama Besar Cagub Pilkada Jakarta Sudah di Kantong Mega

PDIP menyebut 8 nama besar cagub di Pilkada Jakarta sudah ada di kantong Mega. Siapa saja? Bagaimana pula dengan Sri Mulyani?

Baca Selengkapnya

PDIP Puji Sri Mulyani soal Potensi Cagub Jakarta 2024: Beliau Level Dunia

19 jam lalu

PDIP Puji Sri Mulyani soal Potensi Cagub Jakarta 2024: Beliau Level Dunia

PDIP menyebut Sri Mulyani sebagai salah satu tokoh potensial untuk cagub Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

Viral Wajib Bayar Biaya 30 Persen dari Harga Peti Jenazah di Bandara, Begini Penjelasan Bea Cukai

2 hari lalu

Viral Wajib Bayar Biaya 30 Persen dari Harga Peti Jenazah di Bandara, Begini Penjelasan Bea Cukai

Ramai di media sosial soal peti jenazah dari Penang dikenakan bea masuk sebesar 30 persen dari harga peti. Kemenkeu. Begini penjelasan Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Kata Pakar Soal Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon dari PDIP di Pilkada Jakarta

2 hari lalu

Kata Pakar Soal Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon dari PDIP di Pilkada Jakarta

Pakar menyayangkan apabila Sri Mulyani harus turun untuk mengurus pemerintahan daerah kalau maju di Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

4 hari lalu

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Kamis, 9 Mei 2024, dimulai dari deretan masalah dari Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis atau PPDS.

Baca Selengkapnya

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

4 hari lalu

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

Epidemiolog menilai penarikan stok vaksin AstraZeneca dari pasar global tak berpengaruh terhadap penanganan Covid-19 saat ini.

Baca Selengkapnya